Jangan Takabur Nanti Kecebur

Notification

×

Iklan

buku

Iklan

buku

Jangan Takabur Nanti Kecebur

Jumat, 11 April 2025 | 18:30 WIB Last Updated 2025-04-11T23:34:51Z


NUBANDUNG.ID --Al-Ghazali membagi takabur menjadi dua bagian. Pertama, takabur dalam urusan agama dan kedua, takabur dalam urusan dunia. Takabur dalam urusan agama dibagi dua yakni : Takabur karena ilmu dan takabur karena amal. Menurut Al-Ghazali, yang banyak takabur karena ilmu adalah para ilmuwan,cendikiawan, ulama. Tanda orang takabur karena ilmu adalah ia tidak mau mendengarkan nasihat dari orang yang dianggap lebih bodoh darinya. Ia merasa dirinya lebih pintar dari orang lain. 


Sedangkan tanda takabur karena amal adalah ia merasa ibadahnya lebih bagus dari orang lain. Ia merasa lebih saleh dari orang lain. Karena ia suka shalat berjamaah di masjid, ia merasa lebih baik dari tetangganya  yang tidak shalat berjamaah di masjid. Karena rajin shalat malam, ia merasa dirinya lah yang paling saleh dibandingkan orang lain yang ia kirimi gambar orang sedang sujud  atau potret orang sedang berdoa di pertengahan malam. Entahlah maksudnya mengirim gambar gambar seperti itu, mungkin agar orang lain tahu bahwa dirinya sedang tahajud atau untuk ingatkan orang lain agar mau seperti dirinya.


Takabur bagia kedua menurut Al-Ghazali adalah takabur dalam urusan dunia. Takabur ini disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, Karena nasab (keturunan). Kedua, karena harta kekayaan. Ketiga karena kekuasaabn. Keempat karena kecantikan. Kelima, karena banyaknya anak buah dan pengikut. 


Nah ketika seseorang menyimpan rasa takabur karena agama dan atau dunia ada di hati meskipun sebesar biji zarah (seberat semut kecil, butiran garam), maka pintu surga tertutup rapat untuknya, seperti sabda Nabi saw “Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya ada seberat biji zarrah dari kesombongan." (HR. Muslim)


Tidak sedikit pula orang yang dianggap paham sama ilmu agama, karena sudah punya jabatan jadi sombong diajak salaman juga memalingkan wajahnya. Padahal Allah SWT berfirman : “Dan janganlah engkau memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri.” (QS.Luqman.31:18)


Tentu tak ada obat dari takabur selain berendah hati. Lantas bagaimana sikap kita saat bertemu dengan orang yang berendah hati (tawadhu) dan saat berjumpa dengan orang sombong, Rasulullah saw bersabda : “ _Jika kamu temukan di antara umatku _orang yang bersikap_ _tawadhu, maka hendaklah kamu bersikap lebih_ _tawadhu lagi kepada mereka. Dan apabila kamu temukan di_ _antara umatku orang yang bersikap takabur, maka hendaklah kamu bersikap lebih_ _takabur lagi kepada mereka.”_ 

Ada hadis atau hanya perkataan ulama," Bersikap sombong kepada orang sombong adalah sedekah." Kata imam syafe'i,"Bersikaplah sombong kepada orang sombong sebanyak dua kali."


Semoga kita diberi kemampuan untuk senantiasa berendah hati dan terhindar dari takabur, sebab jika takabur pasti kecebur ke Api neraka.


 

Met aktivitas semoga sehat selalu,bahagia selalu,diluaskan rezekinya,diberkahi disetiap kehidupan. Jangan lupa jumatan dan isi kencleng...🙏🙏


Salam Takjim

Idat Mustari, Pemerhati Sosial, Kebangsaan dan Advokat