![]() |
NUBANDUNG.ID -- Kota Bandung terus berupaya mengurangi pembuangan sampah ke TPA Sarimukti. Salah satu langkah penting yang diambil adalah dengan menghadirkan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST), seperti TPST Batununggal, yang mengolah sampah menjadi produk bernilai seperti kompos dan RDF (Refuse-Derived Fuel). TPST ini mampu mengolah hingga 4 ton sampah per hari.
Kepala Bidang Pengelolaan Persampahan dan Limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandung, Salman Faruq, menjelaskan bahwa proses pengelolaan sampah di TPST Batununggal sudah terintegrasi dengan baik, termasuk pemisahan antara sampah organik dan anorganik.
“Di sini, sampah organik diproses menjadi kompos, sementara sampah anorganik dihancurkan dengan mesin pencacah. TPST ini juga dapat mencacah sampah daun dan ranting untuk diolah lebih lanjut,” ujar Salman dalam keterangannya, Minggu (2/2/2025).
Selain kompos, TPST Batununggal juga memproduksi RDF, yang berpotensi besar sebagai bahan bakar alternatif. Namun, pengelolaan RDF cukup menantang karena membutuhkan ruang penyimpanan yang besar.
Salman juga menambahkan bahwa TPST Batununggal didukung oleh dua bank sampah aktif, yakni Bank Sampah Mulya dan Jelita. Setiap dua minggu, kedua bank sampah ini mengumpulkan sekitar 200 kilogram sampah anorganik, seperti botol plastik, yang bisa didaur ulang.
“Masyarakat Batununggal sangat antusias memilah sampah dan mengumpulkannya ke bank sampah untuk dikelola lebih lanjut,” ungkap Salman.
Dengan cara ini, TPST Batununggal tidak hanya mengurangi timbunan sampah, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat melalui produk kompos dan RDF yang bernilai tinggi. Keberadaan TPST ini diharapkan menjadi pelopor dalam pengelolaan sampah berbasis teknologi dan komunitas di Kota Bandung, serta memberikan dampak positif bagi kelestarian lingkungan.***