NUBANDUNG.ID -- KBRI Nairobi menjadi tuan rumah dialog bilateral Indonesia-Kenya yang bertajuk "The Whole of Government and The Whole Society Approach: The Significant Role of Civil Society in PCVE Efforts in Indonesia and Kenya" pada Senin (3/2/2025).
Dalam dialog ini, kedua negara menegaskan komitmennya untuk memperkuat kerja sama dalam upaya Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme yang Berbasis Kekerasan (P/CVE), termasuk mendorong peran aktif masyarakat sipil.
Dialog bilateral ini dibuka oleh Duta Besar Indonesia untuk Kenya, Dr. Mohamad Hery Saripudin, yang menyampaikan bahwa ekstremisme berbasis kekerasan dan terorisme menjadi isu penting dalam menjaga keamanan global. Oleh karena itu, kerja sama internasional, baik di tingkat pemerintah maupun masyarakat, sangat dibutuhkan.
Dubes Hery Saripudin menekankan pentingnya transfer pengetahuan dalam implementasi P/CVE di Indonesia dan Kenya. Ia berharap kedua negara dapat saling bersinergi dalam menghadapi tantangan ekstremisme dan terorisme serta meningkatkan hubungan bilateral.
Dialog ini menghadirkan Deputi Kerja Sama Internasional BNPT, Andhika Chrisnayudhanto, dan Direktur National Counter Terrorism Center (NCTC) Kenya, Mr. Kibiego Kiken, yang memaparkan perkembangan implementasi Rencana Aksi Nasional (RAN) P/CVE di masing-masing negara, tantangan yang dihadapi, serta pentingnya melibatkan aktor non-pemerintah, seperti masyarakat sipil, dalam upaya penanggulangan terorisme.
Kegiatan ini merupakan puncak dari konferensi lintas negara bertema "Enhancing Cooperation: A Cross Country Peer to Peer Learning and Exchange Program on Localizing Preventing and Countering Violent Extremism (PCVE) Strategies in Kenya", yang diselenggarakan dari tanggal 26 Januari - 3 Februari 2025 oleh Joint Initiative for Strategic Religious Action (JISRA), bekerja sama dengan BNPT, NCTC Kenya, dan Mensen met een Missie (MM).
Konferensi ini melibatkan peserta dari Indonesia, Kenya, dan Nigeria, termasuk perwakilan pemerintah Indonesia dari BNPT, serta organisasi masyarakat sipil seperti Imparsial, AMAN Indonesia, Peace Generation, dan Fatayat NU Jawa Barat. Tujuan utama kegiatan ini adalah untuk melakukan pertukaran praktik terbaik antara Indonesia dan Kenya dalam pelokalan RAN P/CVE, mengidentifikasi tantangan dan solusi, serta menyoroti peran masyarakat sipil.
Pada acara puncak konferensi, para peserta mengeluarkan sejumlah rekomendasi tindak lanjut, termasuk riset terkait rehabilitasi dan reintegrasi, dukungan JISRA terhadap pelokalan RAN P/CVE di Indonesia, serta kelanjutan program pembelajaran dan Peer to Peer Learning antara Indonesia dan Kenya.