NUBANDUNG.ID -- Program Studi Tasawuf dan Psikoterapi (TP) Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung menggelar seminar bertajuk “Krisis Digital: Dampak Fenomena Kekinian pada Kesehatan Mental Generasi Muda” di Aula, Rabu (11/12/2024).
Ketua Prodi TP Cucu Setiawan, menjelaskan acara ini diselenggarakan dengan dukungan penuh dari Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama (LKKNU) Jawa Barat, mempertegas kolaborasi antara akademisi dan organisasi keagamaan dalam menghadapi isu kesehatan mental di era modern.
Seminar ini menjadi momen bersejarah dengan adanya penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara LKKNU Jawa Barat dan Program Studi Tasawuf dan Psikoterapi. "Kerja sama ini mencakup berbagai program pengembangan kesehatan mental berbasis spiritualitas Islam, di antaranya pelatihan, penelitian, dan pengabdian masyarakat," tegas Cucu dalam keterangannya, Kamis (12/12/2024).
Penandatanganan MoU tersebut dilakukan oleh Ketua LKKNU Jawa Barat, Lilis Santika An-Nuur dan Ketua Program Studi Tasawuf dan Psikoterapi, Cucu Setiawan.
Dalam pidato pembukaannya, Muhlas mewakili Dekan Fakultas Ushuluddin, menekankan pentingnya sinergi lintas sektor untuk menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan mental generasi muda. “Dengan pendekatan tasawuf yang menekankan pada pemurnian batin, kita dapat memberikan solusi yang relevan untuk mengatasi tekanan psikologis yang semakin kompleks,” tuturnya.
Seminar ini menghadirkan pembicara ternama, Ketua Laboratorium Syifa Al-Qulub, Firman Rismanto, Psikolog, yang memaparkan pentingnya memahami psikologi kesehatan mental sebagai pondasi bagi generasi muda untuk menghadapi tantangan zaman. Beliau menjelaskan bahwa fenomena seperti stres, burnout, dan dampak sosial media seringkali menjadi pemicu utama masalah kesehatan mental.
Keberadaan LKKNU Jawa Barat dalam seminar ini menjadi bukti nyata pentingnya sinergi antara ilmu pengetahuan dan spiritualitas Islam. Lilis Santika An-Nuur menambahkan bahwa nilai-nilai keagamaan mampu menjadi fondasi kuat dalam mengatasi krisis mental yang dihadapi generasi muda dari organisasi masyarakat paling kecil yaitu keluarga.
Seminar ini juga memadukan konsep spiritualitas Islam dengan manajemen kesehatan mental modern. Firman Rismanto menjelaskan bagaimana praktik tasawuf, seperti takhalli (penyucian diri dari sifat negatif), tahalli (pemupukan sifat terpuji), dan tajalli (pencapaian kedamaian batin), dapat menjadi mekanisme positif dalam menghadapi stres dan kecemasan.
Peserta seminar, yang terdiri dari mahasiswa, dosen, dan perwakilan dari LKKNU, diajak untuk memahami pentingnya keseimbangan antara kesehatan fisik dan mental. “Kita harus terus mengedukasi generasi muda untuk mengelola stres dan membangun pola hidup sehat, termasuk menjaga hubungan sosial yang positif,” ungkap Firman.
Acara yang diselenggarakan melalui kerja sama dengan LKKNU Jawa Barat ini diharapkan menjadi langkah awal dalam membangun kesadaran kolektif akan pentingnya kesehatan mental, khususnya di kalangan generasi muda yang rentan terhadap dampak negatif era digital. Fakultas Ushuluddin berkomitmen untuk terus menggelar kegiatan serupa demi mendukung pengembangan mental dan spiritual masyarakat Indonesia.