NUBANDUNG.ID -- Sejarah asal-usul nama atau toponimi Kopo, salah satu kawasan populer di Kota Bandung.
Di Bandung, ada dua daerah yang bernama Kopo. Pertama, Kopo yang masuk Kecamatan Bolongloa Kaler, Kota Bandung. Yang kedua, Kopo di wilayah Kutawaringin, Kabupaten Bandung.
Dilansir dari laman Kota Bandung, berbicara tentang Kopo, kita pasti mengingat sebuah jalan panjang, yang membentang dari kawasan Astana Anyar, Kota Bandung hingga kawasan Soreang, Kabupaten Bandung. Ya, Jalan Kopo.
Jalan ini merupakan jalan penghubung kota dan kabupaten Bandung yang sangat penting untuk akses warga. Tak heran, setiap hari terutama pagi dan sore, jalanan ini sering macet.
Jangan ditanya lagi saat musim liburan. Jalanan ini sudah pasti padat, karena jadi salah satu jalur wisatawan yang akan berlibur ke Pangalengan maupun Ciwidey.
Lalu bagaimana asal-usul nama Kopo? Dilansir berbagai sumber, Sabtu 11 Mei 2024, sejarah Kopo cukup panjang.
Pada tahun 1923, Desa Kopo dipimpin oleh seorang jawara tenar yang dikenal dengan sebutan Eyang Jawi atau Eyang Kuwu.
Dia adalah kepala desa Kopo pertama yang dulu berkantor di Kampung Muara. Eyang Jawi adalah sosok yang membuat jalan dari batas Blok Tempe (Panjunan) sampai Kampung Pangauban, yang saat ini masuk wilayah Desa Katapang.
Dengan pengorbanan tak terbatas baik waktu, harta, dan tenaga, akhirnya jalan tersebut rampung, dan diberi nama Jalan Kopo. Penamaan Jalan Kopo diberikan sebagai bentuk penghargaan kepada Eyang Jawi.
Kopo, diambil dari nama kediaman Eyang Jawi, yang berada di bawah pohon rindang yang bernama pohon jambu Kopo.
Namun, ada juga riwayat yang menyebutkan penamaan Jalan Kopo diberikan karena dulu, untuk menuju kediaman Eyang Jawi atau Lembur Kopo, lewat jalan tersebut. Sehingga sering disebutkan dengan kalimat "Jalan ka Kopo", yang kemudian menjadi Jalan Kopo.
Selain itu ada juga yang menyebut bahwa penamaan Jalan Kopo, adalah sebagai bentuk penghargaan kepada orang Kopo yang membuat jalan tersebut