NUBANDUNG.ID -- Program Studi Akuntansi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Sunan Gunung Djati Bandung menggelar Rapat Persiapan Praktikum Perpajakan, yang berlangsung di Auditorium FEBI, Kampus II, Selasa, (30/4/2024).
Acara dibuka Wakil Dekan I, Dr. Iwan Setiawan, S. Ag., M. Pd., M. E. Sy., CIIQA., CIELP dengan menghadirkan narasumber, Neneng Hartati, S. E., M. M., CPRM. Ini sebagai upaya mencetak para akuntan unggul, profesional, akuntabel dan berdaya saing di tingkat global, serta mendukung dalam merealisasikan Visi-Misi FEBI.
Dr. Iwan menjelaskan pendidikan program sarjana diarahkan untuk menguasai dasar-dasar ilmiah dan keterampilan dalam bidang keahlian tertentu, sehingga mampu menemukan, memahami, menjelaskan dan merumuskan cara penyelesaian masalah yang ada di dalam kawasan keahliannya.
Di samping itu, mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya sesuai dengan bidang keahliannya, dalam kegiatan produktif, dan pelayanan kepada masyarakat, dengan sikap, dan perilaku, yang sesuai dengan tata kehidupan bersama.
“Untuk tujuan tersebut diperlukan adanya kegiatan kurikuler yang terencana dan terarah, di luar kegiatan perkuliahan, berupa praktik matakuliah, yang bersinggungan dan menunjang kegiatan belajar mengajar. Dalam hal ini, praktikum perpajakan menjadi salah satu jenis praktikum yang harus diikuti oleh seluruh mahasiswa Jurusan Akuntansi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung,” tegas Iwan dalam keterangannya.
Dalam membentuk generasi akuntan yang berkualitas. “Mahasiswa sebagai tunas muda penerus profesi akuntan diharapkan memiliki kemampuan mumpuni, baik yang berkaitan dengan kompetensi akademis (hard skills) maupun soft skills. Salah satu caranya melalui praktikum perpajakan,” jelasnya.
Rencananya, Prodi Akuntansi Syariah akan menerjunkan 125 mahasiswa semester IV untuk melaksanakan praktikum perpajakan di instansi terkait.
Ketua Prodi Akuntansi Syariah, Mia Lasmi Wardiyah, S.P., M.Ag., CPRM, didampingi sekretaris Fithri Dzikrayah, S. E., M. E. Sy mengatakan praktikum perpajakan merupakan salah satu mata kuliah kokurikuler yang wajib ditempuh oleh mahasiswa.
Tujuannya agar para mahasiswa mengerti, dan memahami dalam menyusun laporan pajak, meskipun tidak semuanya. Tergantung dengan lembaga yang ditempatinya.
“Kegiatan praktikum perpajakan merupakan salah satu mata kuliah kokurikuler yang wajib diambil mahasiswa, saya berharap para mahasiswa mampu memahami jenis-jenis pajak, dan menyusun laporan pajak,” ungkapnya.
Dalam pemaparannya Neneng menjelaskan sambil mengutip Feldman menyatakan bahwa pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang kepada pengusaha, (norma-norma yang ditetapkan secara umum), tanpa adanya kontra prestasi dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran umum.
Dikatakan pajak harus mengandung lima unsur: Pertama, Suatu pemungutan yang dapat dipaksakan karena wewenang yang dimiliki pemerintah. Kedua, Harus berdasarkan norma-norma umum atau undang-undang. Ketiga, Iuran rakyat kepada pemerintah secara insidentil atau periodic, dimana yang dimaksud dengan rakyat baik perseorangan atau badan. Keempat, Prestasi pemerintah diberikan secara umum dan sulit untuk ditunjukkan. Kelima, Untuk membiayai pengeluaran umum.
Pajak ialah iuran rakyat kepada Negara, berdasarkan undang-undang, yang dapat dipaksakan, dengan imbalan yang diberikan secara tidak langsung oleh pemerintah, gunanya untuk membiayai kebutuhan pemerintah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan Negara dan dapat digunakan sebagai sarana untuk mengatur dibidang sosial ekonomi.
“Pada prinsipnya, tong pi omongeun, kudu pi enakeun,” pungkasnya.