NUBANDUNG.ID -- Banyak buku tentang kepemimpinan baik yang ditulis oleh orang sini (Indonesia) maupun sana (luar Indonesia). Tentu saja buku-buku bergenre tentang leadership itu terbit, lantaran betapa pentingnya kepemimpinan dalam sebuah organisasi. Baik organisasi berorientasi ekonomi dan ataupun organisasi nirlaba.
Maju mundurnya sebuah perusahaan pun, salah satunya bergantung kepada pemimpinnya. Untuk bisa menjadi pemimpin perusahaan tentu bukan perkara mudah. Oleh karena itu diperlukan keterampilan kepemimpinan yang baik dan efektif hinga dapat membangun, mendorong dan mempromosikan budaya dalam perusaaan yang kuat dan akhirnya mencapai kesuksesan.
Menurut Paul Hersey dan Kenneth H.Blanchars, Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan individuindividujii tau kelompok dalam usaha untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu.
Namun Secara sederhana kepemimpinan (leadership) adalah sebuah kemampuan atau kekuatan dalam diri seseorang untuk memengaruhi orang lain dalam hal bekerja, di mana tujuannya adalah untuk mencapai target perusahaan yang telah direncanakan.
Pemimpin dalam sebuah organisasi memiliki peranan penting dalam mengarahkan dan mempengaruhi para bawahannya. Oleh sebab itu, diperlukan figur seorang pemimpin untuk dapat mengelola dan mengatur organisasi untuk mencapai visi-misi perusahaan.
Setiap orang yang menjadi pemimpin di perusahaan mempunyai gaya kepemimpinan masing-masing. Baik gaya kepemimpinan otokratis, demokratis, delegatif, birokratis, laizzez Faire dan berbagai gaya kepemimpinan lainnya.
Tak terlalu penting gaya kepemimpinan seseorang saat jadi pemimpin perusahaan, namun paling tidak, ada 4 fungsi kepemimpinan seperti yang dikembangkan oleh Stephen Covey. Ada 4 fungsi kepemimpinan menurut Stephen R. Covey, yakni :
1.Perintis (Pathfinding): Memiliki Visi dan menunjukkan jalan. 2.Penyelaras (aligning): mampu mensinergiskan berbagai sumber daya.
3.Pemberdaya (empowering): mengembangkan subordinatnya.
4.Panutan (modelling): menjadi contoh bagi bawahannya.
Dari empat fungsi kepemimpinan itu, yang paling sulit dilakukan oleh seseorang ketika jadi pemimpin adalah nomor ke empat yakni jadi panutan (modelling) sebab untuk itu diperlukan kemampuan memimpin diri sendiri (Self Leadership), kemampuan memaafkan diri sendiri (Self excuse) dan bahkan kemampuan menghukum diri sendiri (Self Punishment).
Biasanya seorang pemimpin lebih mudah memberikan sangsi kepada bawahan kalau ia melakukan suatu kesalahan. Tetapi jarang pemimpin perusahaan ketika salah, menghukum diri sendiri, biasanya cendrung memaafkan diri sendiri.
Sejarah mencatat bahwa penyebab Nabi Saw berhasil menjadi pemimpin tidak lain karena beliau berhasil menjadi panutan umatnya. So jika anda sekarang jadi pemimpin belajarlah untuk jadi panutan anak buah, tidak mudah memang, tetapi itu harus dilakukan jika ingin perusahaan yang anda pimpin jadi perusahaan yang kuat, yang berhasil mewujudkan visi-misinya.***
*Penulis Buku Bekerja Karena Allah, Komisaris BPR Kerta Raharja Kab Bandung