NUBANDUNG.ID -- Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UIN Sunan Gunung Djati Bandung Bandung untuk yang ke-30 kalinya menggelar Sertifikasi Pembimbing Manasik Ibadah Haji dan Umrah Profesional. Kali ini sertifikasi diselenggarakan secara mandiri dan bekerjasama dengan Ditjen PHU Kemenag RI, Lembaga Dakwah PBNU, dan didukung oleh Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Barat.
Kegiatan diselenggarakan di Hotel Shakti Jalan Soekarno Hatta Nomor 735 Cimenerang Kecamatan Gede Bage Kota Bandung, mulai dari 15-22 Januari 2024, dengan jumlah peserta 115 yang terdiri dari berbagai daerah di Indonesia, dan dari utusan Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Persis, dan Parmusi.
Dalam melakukan manasik, para pembimbing seringkali bercerita tentang pengalaman-pengalaman pribadi yang tidak ada kaitannya dengan praktik haji dan umrah, sehingga para jemaah tidak mendapatkan ilmu sebagai bekal ketika ibadah haji dan umrah. Dalam sambutannya ketua pelaksana berpesan kepada para pesertanya, bahwa “Sertifikasi inilah media pembelajaran para pembimbing agar para pembimbing ketika melakukan manasik haji dan umrah, bisa memberikan ilmu kepada jemaah, dan harus bisa memberikan perubahan positif kepada jemaah,” ujar K.H. Ahmad Rosyidin Mawardi, Ketua Pelaksana LDPBNU (Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama), Selasa (16/1/2024).
Sertifikasi haji ini juga merupakan model praktik dari moderasi beragama, karena yang menjadi peserta sertifikasi pembimbing haji dan umrah memiliki latar belakang organisasi kemasyarakatan yang beragam. Dalam sertifikasi bisa menjadi media sharing ilmu, pengalaman di antara para peserta, “Jumlah peserta kali ini terbanyak, namun harga sertifikasi yang relatif bersaing,” ujar K.H. Nurul Badrutamam, Sekretaris LDPBNU.
Setiap penyelenggaraan sertifikasi haji selalu ada cerita dan pengalaman menarik, dan ada dampak positif dari setiap kegiatan sertifikasi kepada para jamaah haji dan umrah sebagai efek dari peningkatan kualitas pembimbing. “Ada sesuatu yang berbeda dari setiap kegiatan sertifikasi, sehingga ketika pulang sertifikasi haji ada yang bisa disampaikan pada jemaah. Tidak hanya bekal fiqh haji, namun juga bekal meningkatkan kedisiplinan dalam menunaikan tugas sebagai pembimbing, dan lebih profesional,” ujar Prof. Dr. H. Enjang, M.Ag., M.Si, Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Petugas dan pembimbing haji tidak hanya memberikan pembekalan seputar ritual ibadah haji dan umrah, namun juga memberikan bekal-bekal teknik lainnya yang bermanfaat di tempat ibadah, baik di Mekkah maupun Madinah. Karena karakteristik jemaah itu beragam, dan pemahaman atau pengalaman jemaah pun berbeda.
“Sertifikasi haji ini jangan hanya memenuhi kewajiban karena nanti akan cape, namun karena kebutuhan maka akan ringan. Sertifikasi ini harus bisa meningkatkan pengetahuan para pembimbing akan medan, budaya, pelayanan kepada jemaah, juga mengajarkan para jemaah dalam menggunakan sarana dan prasarana selama berhaji dan umrah”, ujar Drs. Ajam Mustajam, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat.