NUBANDUNG.ID -- Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung, Dudang Gojali, menyatakan bahwa Umat Islam, khususnya Nahdliyin, perlu membangun ekosistem baru dalam aspek perekonomian umat.
“Kita perlu membangun ekosistem baru yang menghubungkan petani, industri pengolahan hingga pedagang di pasaran,” ungkapnya dikutip dari NU Jabar Online, Kampus UIN Bandung, Cibiru, Kota Bandung, Senin (18/12/2023).
Upaya tersebut perlu dilakukan untuk menggerakkan perekonomian umat. Mengingat, menurutnya, para ahli menyebutkan bahwa ekonomi di Indonesia dikuasai oleh satu persen golongan.
Sehingga umat Muslim perlu mengejar ketertinggalan dengan membangun ekosistem baru yang terhubung dari hulu ke hilir. Ekosistem baru tersebut diharap dapat meningkatkan perekonomian umat.
Selain itu, masyarakat muslim dewasa ini banyak yang kurang menguasai aspek pengetahuan ekonomi. Hal tersebut diakibatkan oleh paradigma masyarakat yang menganggap bahwa mengurusi urusan ekonomi sama dengan mengurusi urusan dunia, sedangkan mengurusi dunia adalah hubbud dunya.
“Paradigma mengesampingkan urusan ekonomi karena dianggap hubbud dunya perlu dikikis, karena kita hidup di dunia dan dunia merupakan persiapan kita menuju akhirat,” ungkap Dudang.
Menurut Dudang, pondok pesantren dan lembaga pendidikan Islam memiliki peran penting untuk merekonstruksi ulang paradigma yang telah melekat di masyarakat. Merubah pemikiran masyarakat bahwa menguasai ilmu ekonomi juga penting untuk dipelajari.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Bandung, lanjutnya, berupaya mengarahkan mahasiswa agar bukan hanya menjadi pekerja tapi juga penggerak ekonomi masyarakat. Mencoba meringankan persoalan pengetahuan menjadi prakti di masyarakat agar masuk dan mengisi ruang-ruang ekonomi, karena terdapat potensi ekonomi di masyarakat yang bisa dikembangkan.
Senada dengan problematika masyarakat kelas bawah dalam aspek ekonomi, Dudang mempertanyakan kinerja para pengurus Nahdlatul Ulama dalam membina masyarakat.
“Memangnya NU tersambung dengan masyarakat? Pada ruang ekonomi? Saya rasa tidak. Para pengurusnya sering mengadakan pertemuan dengan pejabat, kapan mengadakan pertemuan dengan rakyat? Ini kritik saya pada kita sebagai pengurus NU agar bisa lebih dekat dengan masyarakat,” tegasnya.