NUBANDUNG.ID – Dikabarkan bahwa bocah 13 tahun bernama Agum Gumelar ditemukan tewas di Sungai Cimanuk, Garut, dengan kondisi mengenaskan. Agum ternyata dibunuh teman sendiri.
Berdasarkan keterangan Kapolres Garut AKBP Rohman Yonky Dilatha menjelaskan tewasnya Agum ini bermula dari laporan masyarakat yang melihat adanya sesosok mayat tanpa identitas terkapar di aliran Sungai Cimanuk, Kecamatan Cibiuk, Garut, pada Jumat (3/11/2023) siang lalu.
Mayat tersebut belakangan diketahui merupakan Agum Gumelar, seorang anak berumur 13 tahun asal Kecamatan Leuwigoong. Identitasnya terungkap berdasarkan ciri-ciri yang ada padanya.
Setelah mengetahui identitas korban, petugas kemudian melebarkan sayap dan melakukan penyelidikan mendalam. Dari hasil autopsi yang dilakukan di RS Sartika Asih Bandung, petugas sebelumnya menyimpulkan Agum tewas dibunuh.
"Ada luka sayatan benda tajam pada tubuhnya. Di antaranya di leher," ungkap Yonky.
Korban dan pelaku saling mengenal, diketahui merupakan teman sepermainan. Polisi juga memastikan pembunuh Agum adalah bocah berumur 13 tahun juga.
"Anak (pelaku) ini masih teman korban," pungkas Yonky.
Menanggapi peristiwa ini, H. Enjang Tedi, S.Sos, M.Sos, Anggota DPRD Jabar mengaku kaget atas kejahatan yang dilakukan anak usia 13 tahun itu.
“Sebenarnya speechless, baca berita dan dengar kejadian kejahatan pembunuhan yang dilakukan anak di bawah umur ini terjadi di Garut." Ujarnya.
Ia pun turut belasungkawa dan duka mendalam untuk kedua orang tua dan keluarga almarhum Agum Gumelar. Ia mengaku prihatin.
“Prihatin, miris, mengerikan, ini kejadian luarbiasa, peristiwa pembunuhan dilakukan oleh anak di bawah umur yang penyebabnya sakit hati dan dendam karena hal sepele ini di luar nalar.” Tukasnya.
H Enjang Tedi, petahana dari Dapil Kabupaten Garut, pada kesempatan itu, berpesan kepada orang tua agar mendidik anaknya di lingkungan rumah dengan menanamkan akhlak.
“Bagi para orang tua yang memiliki anak, kejadian ini harus jadi bahan evaluasi pola asuh anak karena asupan pendidikan kepada anak dari luar seringkali tidak dapat dikontrol dan dapat jadi variabel pengaruh yang lebih kuat.” Pesannya.
Karena itu, Enjang Tedi mendesak Pemda Garut dan dinas terkait untuk melibatkan para ahli, mendalami motif pelaku, lakukan observasi mendalam dan konseling pelaku, menggali apa penyebab anak ini memiliki tingkat kebrutalan dan perilaku sadis terhadap teman sendiri, sebagai bahan evaluasi dan edukasi bagi anak lainnya.***(SAB)