NUBANDUNG.ID - Situ Bagendit yang telah direnovasi sesuai rancangan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, kini tampak sangat pangling dibanding sebelumnya. Rencananya, tempat piknik yang berada di Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut, Jawa Barat, itu akan diresmikan Presiden Joko Widodo pada akhir Agustus 2023 sebagai destinasi wisata internasional.
Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, Enjang Tedi, berharap, penetapan Situ Bagendit sebagai destinasi wisata dunia bukan sekadar seremonial tanpa dampak baik kepada masyarakat. Ada banyak hal yang bisa dimaksimalkan seiring peresmian Situ Bagendit. Satu di antaranya mengangkat seni budaya Garut ke kancah yang lebih luas.
"Kita punya Perda Pengembangan Ekonomi Kreatif yang di antaranya memberi ruang untuk ekonomi kreatif berbasis seni budaya. Keberadaan Situ Bagendit yang kondisinya kini telah ditata lebih baik, harus menjadi tempat yang juga baik untuk para pelaku seni budaya di Garut," urai Enjang usai menggelar reses di Desa Bagendit, Selasa, 8 Agustus 2023.
Ia mencontohkan pengembangan wisata di Bali yang digarap secara paripurna. Selain menawarkan tempat-tempat wisata yang menarik, pemerintah dan masyarakat setempat bergandengan tangan untuk menyuguhkan seni budaya yang menjadi ciri khas Bali.
Langkah-langkah seperti itu bisa diterapkan di Garut, salah satunya di Situ Bagendit. "Di area Bagendit, kan, ada amfiteater. Itu bisa dimanfaatkan juga sebagai tempat pertunjukan. Jadi, pengunjung tidak hanya menikmati pemandangan alam, tapi juga dikenalkan seni budaya Garut," tutur politisi PAN itu.
Legislator dari daerah pemilihan Garut itu menyarankan, pemerintah dan elemen terkait membuat paket wisata yang akan menarik animo wisatawan. Salah satunya dengan menggelar pertunjukan seni budaya dari Garut. Dengan begitu, selain potensi wisata bisa dimaksimalkan, para pelaku seni budaya juga diberdayakan, sehingga gairah kesenian di Garut semakin dinamis.
Ada banyak seni budaya dari Garut yang bisa ditampilkan, seperti Tari Topeng Koncaran, Surak Ibra, Boboyongan, Lais, Pencak Silat, Dodombaan, Hadro, Bangklung, Pecak ular, Badeng, Raja Dogar, dan Debus.
"Akan bagus bila di sana diadakan pertunjukan seni budaya yang digelar secara rutin. Wisata alam dapat, wisata seni budaya juga iya. Kelompok-kelompok kesenian, termasuk sekolah harus bersiap diri," saran Enjang.
Selain menawarkan pesona alam, Situ Bagendit juga mempunyai legenda atau cerita rakyat yang sarat hikmah. Misalnya tutur tentang Nyi Endit, seorang janda kaya tapi pelit yang mengumpulkan harta benda dengan menjadi tengkulak. Cerita-cerita seperti itu bisa dikemas melalui musikalisasi atau dengan cara menarik lainnya, sehingga pengunjung bisa memetik pelajaran yang terkandung di dalamnya.
Jangan jadi penonton
Lain dulu lain sekarang. Setelah direnovasi pada 2022 kemarin, wajah Situ Bagendit berubah total. Asalnya biasa-biasa saja, kini tampak lebih cantik dengan adanya fasilitas-fasilitas baru yang menjadi daya tarik wisatawan.
Pengunjungnya bukan hanya dari Garut dan sekitarnya, tapi banyak yang berasal dari Jakarta dan luar Jawa Barat lainnya. Dengan akan diresmikan sebagai kawasan wisata internasional, dipastikan bakal lebih banyak mata yang tertuju ke Situ Bagendit.
“Yang paling penting kita adalah, Situ Bagendit harus menjadi pusat pertumbuhan ekonomi masyarakat. Jangan sebaliknya. Adanya destinasi wisata internasional malah menciptakan kantong-kantong kemiskinan baru. Justru, kesejahteraan masyarakat setempat harus lebih maju,” papar Enjang.
Ia menegaskan, “Masyarakat jangan sampai hanya jadi penonton. Selain menyiapkan infrastrukturnya, masyarakat juga harus terus diberi pemahaman tentang sadar wisata. Masyarakat harus mendapatkan manfaat banyak dari diresmikannya Situ Bagendit sebagai kawasan wisata internasional."
Menurutnya, warga Garut, terutama yang tinggal di sekitar Situ Bagendit, harus sadar wisata, seperti masyarakat Bali. Banyaknya potensi wisata di Bali didukung penuh oleh sikap masyarakat setempat, sehingga ekonomi pariwisatanya cepat berkembang.
Sebagai daerah yang memiliki banyak objek wisata menarik, Garut punya potensi besar untuk lebih maju dibanding daerah lain. Apalagi, berdasarkan catatan sejarah, sejak dulu orang-orang Eropa telah jatuh hati pada Garut dan menyebutnya sebagai Swiss van Java.
“Kalau nanti (Situ Bagendit) sudah ditepatkan sebagai destinasi wisata internasional, jangan pula masyarakat mengalami culture shock. Kita tetap harus menjadi tuan rumah yang baik, tanpa harus terpengaruh oleh budaya-budaya negatif dari luar,” tandasnya.***