NUBANDUNG.ID - Contoh perilaku zuhud telah diterapkan oleh Rasulullah SAW semasa hidupnya. Sifat zuhud tergolong ke dalam akhlak yang disukai oleh Allah SWT.
Menurut bahasa, pengertian zuhud berarti menjauhi, menghindari, meninggalkan atau tidak menyukai. Sementara itu, menurut istilah zuhud artinya pola hidup menjaga diri dari pengaruh harta atau masalah keduniawian seperti materi.
Bisa juga tidak terlalu menyibukkan diri terhadap hal-hal yang sifatnya materi dan lebih fokus pada kehidupan akhirat. Ini sesuai firman Allah dalam Al-Qur'an surat Al A'la ayat 17, "Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal,"
Mengutip buku Muhammad: My Beloved Prophet terjemahan Iman Firdaus, Rasulullah SAW disebut sebagai orang yang paling berzuhud di dunia dan paling sedikit keinginan duniawinya. Bahkan, zuhud menjadi sifat dan akhlaknya yang paling mulia.
Berikut merupakan contoh dari sikap zuhud Rasulullah SAW yang bisa ditiru:
Sabda Rasulullah SAW kepada Umar RA ketika dia masuk ke tempatnya dan menemukan beliau tengah berbaring di atas kasur yang terbuat dari serabut. Menyaksikan hal itu, Umar lantas berkata, "Kisra dan Kaisar tidur begini dan begitu, sementara engkau, Rasulullah, engkau tidur hanya begitu!"
Lalu Rasulullah menjawab, "Untuk apa bagiku dunia, Umar. Aku di dunia ini ibarat seorang penunggang yang berteduh di bawah pohon, kemudian setelah itu meninggalkannya dan pergi,"
Aisyah pernah berkata, "Rasulullah SAW wafat dan di rumahku sedang tak ada sesuatu pun yang bisa dimakan kecuali seraup gandum di rak rumahku," atau ucapannya: "Rasulullah SAW wafat sementara baju besinya masih tergadai di tangan seorang Yahudi senilai 30 sha' gandum,"
Dalam sebuah hadits shahih, Rasulullah SAW pernah bersabda, "Seandainya aku memiliki emas sebesar gunung Uhud, tak akan membuatku bahagia jika emas itu harus menetap di tempatku selama tiga hari. Akan aku bagikan sekian dan sekian, kecuali sedikit aku pergunakan untuk membayar hutangku,"
Allah SWT pernah menawari Rasulullah SAW dua buah gunung untuk diubah menjadi emas dan perak. Itu terjadi sepulangnya beliau dari Tha'if dalam keadaan sedih dan murung.
Akan tetapi, Rasulullah menjawab, "Tidak, Tuhanku, sehari saja kenyang, aku sudah memujiMu. Yang sedikit dan cukup itu lebih baik daripada yang banyak tapi melenakan,"***(STRI)