Oleh: H. Enjang Tedi, S.Sos, M.Sos, Anggota Komisi V DPRD Jawa Barat F-PAN
NUBANDUNG.ID – Di akhir pekan, saya berkesempatan mengunjungi Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Hegar Manah di Kecamatan Malangbong, Garut. Meskipun terlihat sederhana, namun para pengelola, pembaca aktif dan penulis kreatif TBM Hegar Manah; Pak Jubaedi, Bu Nina, Anggit, Tomy Alwi, Asep dkk — sekalipun dalam kondisi terbatas — mereka sudah bisa hasilkan karya 18 buku yang diterbitkan dan 16 buku dalam proses cetak.
Itu bagi saya, ialah prestasi luar biasa. Apalagi, dunia perbukuan sedang “laa yahya walaa yamuut”, karena dikalahkan pamornya oleh karya serba digital. Banyak toko buku, yang gulung tikar atau tutup permanen, karena daya literasi dan daya beli bangsa ini yang rendah.
Hasil survei Program for International Student Assessment (PISA) yang di rilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada 2019, Indonesia menempati peringkat ke 62 dari 70 negara. Ini artinya, Indonesia berada di 10 negara terbawah yang memiliki tingkat literasi rendah.
Program for International Student Assessment (PISA) diinisiasi oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) untuk mengevaluasi sistem pendidikan yang diikuti oleh lebih dari 70 negara di seluruh dunia.
Sementara UNESCO menyebut minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001 persen. Artinya dari 1.000 orang Indonesia hanya 1 orang yang gemar membaca.
Bahkan, hasil riset bertajuk World’s Most Literate Nations Ranked yang dilakukan Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca. Ini menunjukkan persoalan literasi masih menjadi fenomena yang harus dibenahi di Indonesia.
Padahal, kita tahu, buku berperan penting bagi kehidupan dan peradaban umat manusia. Hanya bangsa dengan minat baca yang tinggi sumber daya manusia (SDM) bakal mumpuni jelang Indonesia Emas pada tahun 2045.
Indeks Literasi Jawa Barat
Literasi merupakan aktivitas pemahaman yang vital banget untuk mengembangkan kualitas sumber daya manusia di sebuah wilayah, termasuk di provinsi Jawa Barat. Salah satu penunjang terselenggaranya aktivtas literasi ialah ketersediaan buku atau bahan pustaka yang bisa diakses secara mudah oleh warga.
Indeks literasi Provinsi Jawa Barat masih kurang menggembirakan. Berdasarkan data Perpustakaan Nasional 2020, bahwa Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat Provinsi Jawa Barat sebesar 8,48 poin. Nilai tersebut menahbiskan Provinsi ini sebagai lima provinsi dengan nilai terendah di Indonesia.
Sementara itu, Indeks Aktivitas Literasi Membaca di 34 Provinsi, Jawa Barat, tingkat melek huruf memang cukup tinggi, yakni 98,55, sedangkan rata-rata lama sekolah warga Jawa Barat hanya 8,14 tahun. Dalam indeks ini Jawa Barat berada di urutan 10 dari 34 provinsi di Indonesia. Apabila dihubungkan dengan data Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat di atas, terlihat bahwa pergerakan aktivtas literasi di provinsi ini masih rendah.
TBM, Akses Literasi untuk Warga
Dilansir dari laman kemenkopmk.go.id, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) mendorong pemerintah daerah (pemda) agar dapat meningkatkan budaya literasi di masyarakat. Salah satunya yaitu Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar).
Saya kira, untuk mewujudkan peningkatan aspek literasi warga di Provinsi Jawa Barat, perlu sinergi lintas Dinas/lembaga dan pemda. Hal tersebut guna meningkatkan akses dan kualitas layanan dalam mewujudkan budaya literasi masyarakat di Jawa Barat.
Tepatnya hari Minggu, saya memilih berakhir pekan di TBM Hegar Manah, yang terletak di Kecamatan Malangbong, Garut, Jawa Barat. Secara pribadi, saya sangat mendukung kegiatan literasi yang dilakukan oleh para remaja dan pelajar dalam meningkatkan praktik literal warga di sekitar TBM.
Mereka tetap semangat untuk melakukan proses kreatif dan jadikan kegiatan literasi; membaca, mendongeng, menulis, dan buku karya mereka sebagai jendela informasi agar dunia bisa melihat.
Nah, di sini (di Malangbong), ternyata ada anak-anak melek literasi. Mereka tinggal di daerah pelosok yang punya semangat luar biasa untuk menjadi generasi yang religius, cerdas dan berkualitas. Kehadiran mereka sangat diperlukan oleh bangsa ini di masa mendatang, lho.
Akhirulkalam, saya pikir kegiatan di TBM Hegar Manah dapat dijadikan percontohan program kampung literasi di Jawa Barat. Untuk itulah, diperlukan database TBM-TBM yang didirikan secara swadaya oleh instansi, lembaga, warga, dan berbagai pihak yang berkepentingan dalam menciptakan warga Jawa Barat yang melek baca. ***