NUBANDUNG.ID-Penasihat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Agama Eny Retno Yaqut mengajak segenap kader dan pengurus Muslimat NU Kota Depok untuk menjadi agen perubahan lewat praktek Moderasi Beragama dari lingkungan terkecil yakni keluarga.
Ajakan ini disampaikan istri Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas ini saat menjadi nara sumber dalam pengajian bulanan PC Muslimat NU Kota Depok yang mengusung tema Penguatan Moderasi Beragama.
"Saya mengajak ibu-ibu semua menjadi agen perubahan dan agen Moderasi Beragama dari lingkungan terkecil yakni keluarga dan lingkungan sekitar. Moderasi Beragama merupakan salah satu program prioritas Kementerian Agama dan saya berharap ibu-ibu dapat mengambil peran dengan menjadi agen perubahan, " kata Eny Retno Yaqut, Kamis (1/6/2023).
Pengajian bulanan PC Muslimat NU Kota Depok ini digelar di Masjid Agung Balai Kota Depok dan dihadiri ratusan pengurus PC dan PAC Muslimat NU se Kota Depok dan sekitarnya.
Tampak hadir Ketua PC Muslimat NU Kota Depok Hj Siti Luluk Muflihah, Ketua DWP Kanwil Kemenag Jabar Wiwi Ridwan Ajam dsn DWP Kemenag Kota Depok.
Disampaikan Eny Retno Yaqut Indonesia adalah negara majemuk dengan 17.504 pulau, 250 agama kepercayaan, 1.340 suku bangsa dan 546 bahasa.
Ia menambahkan keberagaman budaya, adat, suku san bahasa serta keberagamaan yang kadang melahirkan ragam tafsir keberanian memicu terjadinya konflik.
"Nah keberagaman dan keberagamaan tersebut memerlukan Moderasi Beragama. Pasalnya manusia memiliki kecenderungan bias kognitive. Diantaranya egocentric memory yaitu kecenderungan alamiah seseorang untuk melupakan bukti dan Informasi yang tidak mendukung pendapatnya, " tandas Eny Retno Yaqut.
Dijelaskan Eny Moderasi Beragama adalah cara pandang, sikap dan praktik beragama dalam kehidupan bersama dengan cara mengejawantahkan esensi ajaran agama yang melindungi martabat kemanusiaan dan membangun kemaslahatan umum berlandaskan prinsip adil, berimbang, dan menaati konstitusi sebagai kesepakatan berbangsa.
Ia menambahkan Indonesia adalah negara yang bermasyarakat religius dan majemuk. Meskipun bukan negara agama, masyarakat lekat dengan kehidupan beragama dan kemerdekaan beragama dijamin oleh konstitusi.
Karena itu lanjut Eny menjaga keseimbangan antara hak beragama dan komitmen kebangsaan menjadi tantangan bagi setiap warga negara.
"Moderasi Beragama merupakan perekat antara semangat beragama dan komitmen berbangsa di Indonesia, beragama pada hakikatnya adalah ber Indonersia dan ber Indonesia itu pada hakikatnya adalah beragama,," ujarnya.
"Moderasi Beragama menjadi sarana mewujudkan kemaslahatan kehidupan beragama dan berbangsa yang harmonis, damai, dan toleran sehingga Indonesia maju," sambung Eny.
Dalam pertemuan dengan kader san pengurus Muslimat NU se Kota Depok tersebut Eny juga membagikan Komik Moderasi Beragama kepada para peserta pengajian.