NUBANDUNG.ID- Alumni Lokalatih Fasilitator Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (KBB) Persekutuan Gereja-gereja Wilayah Bandung Selatan (PGIS) mengadakan acara Dialog Persahabatan & Aksis Sosial” Damai dalam Keberagaman, yang bertempat di Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Bandung.
Acara tersebut merupakan Rencana Tindak Lanjut (RTL) para fasilitator yang telah mengikuti kegiatan Lokalatih KBB yang diselenggarakan oleh PGI Wilayah Jawa Barat yang didukung oleh Pusat Studi Agama dan Demokrasi Yayasan Wakaf Paramadina (PUSAD) dan Jaringan Kerja Antar Umat Beragama (JAKATARUB) beberapa waktu lalu.
Alumni lokalatih fasilitator KBB yang terdiri dari perwakilan gereja-gereja protestan wilayah Bandung Selatan dan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bandung bekerjasama dengan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) untuk menyelenggarakan acara diskusi perdana tersebut.
Para peserta yang mengikuti dialog terdiri dari Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU), Jemaat Huria Kristen Indonesia (HKI) Bandung Selatan, Gereja Kristen Pasundan (GKP) Dayeuhkolot, Gereja Kristen Jawa (GKJ) Kamulyaan, Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB), Mahasiswa Sekolah Tinggi Teologi INTI Bandung, Gereja GKPB Fajar Pengharapan, Trustbuilding Indonesia, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bandung, Gereja Katolik Santo Xaverius Fransiskus Dayeuhkolot, Jemaat Advent, dan Sahabat Lintas Iman (Salim) Bandung.
Kegiatan dialog bertujuan sebagai forum silaturahmi antar umat beragama khususnya umat Kristen yang berada di wilayah Kabupaten Bandung dengan umat Muslim yaitu Nahdlatul Ulama Kabupaten Bandung. Selain itu, pertemuan tersebut diharapkan menjadi ruang perjumpaan, ruang dialog dan ruang diskusi yang berkelanjutan untuk kemajuan toleransi dan perdamaian di Kabupaten Bandung.
Acara yang dimulai pada pukul 14.00 WIB tersebut dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, dilanjutkan dengan doa lintas iman, lalu penampilan Hadrah dari Santri Pondok Pesantren Al-Husaeni Ciparay, kata sambutan dari Pendeta Paulus Wijono selaku sekretaris PGI Wilayah Jawa Barat dan KH Agus Ahmad Qustholani selaku Wakil Ketua I Tanfidziyyah PCNU Kabupaten Bandung.
Acara dilanjut dengan aksi sosial yaitu pemberian paket alat tulis untuk pelajar PCNU Kabupaten Bandung secara simbolis. Kemudian masuk ke acara inti yaitu dialog lintas iman yang dikemas dengan konsep Cafe Religi yang dibagi menjadi empat kelompok. Dua kelompok diisi oleh narasumber Kristen yaitu Pendeta Obertina dari GKP dan Pendeta Romel dari HKI, dua kelompok lagi diisi dari Islam oleh Dr. K.H. Yusuf Ali Tantowi dari PCNU Kabupaten Bandung dan Hilman Sahli Ketua PC IPNU Kabupaten Bandung.
Cafe Religi tersebut bertujuan sebagai ruang konfirmasi dan verifikasi prasangka. Sehingga para peserta diperbolehkan bertanya apapun kepada narasumber sesuai dengan apa yang ingin diketahuinya yang berkaitan dengan agama Kristen dan Islam.
Pdt. Obertina menyatakan sangat terkesan dengan adanya ruang perjumpaan tersebut. “Bahwa ruang perjumpaan yang diciptakan secara sengaja seperti saat ini menjadi sangat penting, jadi temen-temen bisa denger langsung dari orangnya, dari sumbernya, bukan dari katanya-katanya,” ujar Aktivis PERUATI dikutip dari laman NU Jabar, Jumat (2/6/2023).
Sementara itu, Dr. KH Yusuf Ali Tantowi menyatakan bahwa umat Islam dan Umat Kristen dari dulu telah bersahabat. Kiai Yusuf mengatakan bahwa perpecahan umat sekarang ini diakibatkan oleh oknum, serta ketidaktahuan dan ketidakpahaman.
“Terjadinya pertikaian, permusuhan karena tertutupnya komunikasi, namun jika ada komunikasi maka hal tersebut dapat diselesaikan,” paparnya.
Miftahul Huda selaku moderator pada sesi Cafe Religi yang juga alumni lokalatih fasilitator KBB, berharap pertemuan ini berkelanjutan, bukan hanya dalam kegiatan formal namun juga informal.
“Kita tentunya berharap kegiatan dialog lintas iman ini tidak berhenti di ruang-ruang formal saja, tapi juga kita ingin berlanjut ke ruang-ruang informal serta lebih jauhnya membangun kerja sama dalam berbagai bidang. Itulah sebetulnya yang diharapkan dari kegiatan ini.” Ujar aktivis perdamaian dari Trustbuilding Indonesia itu.
Acara ditutup dengan doa lintas iman dari Kristen dan Islam oleh masing-masing pemuka agama, kemudian ditutup dengan makan bersama.