NUBANDUNG.ID - Kampung unik di Jawa Barat sangat menarik untuk dijelajahi. Terutama jika singgah ke salah satu desanya di Cimahi, dijamin akan membuat siapa saja penasaran. Ya, desa tersebut bernama Cireundeu.
Warga di kampung ini unik karena seluruh warga di sini tidak makan nasi hampir 100 tahun lalu. Perlu diketahui, nasi sudah mendarah daging sebagai makanan pokok untuk masyarakat Indonesia, maupun beberapa negara di Asia Tenggara lain. Namun, hal ini tak berlaku di kampung unik di daerah Jawa Barat.
Cireundeu merupakan kampung adat yang telah menolak mengonsumsi nasi selama 85 tahun. Kira-kira kenapa ya nasi dilarang? Lalu, apa makanan pokok yang dikonsumsi masyarakat desa ini? Berikut ulasannya.
Kampung Unik di Jawa Barat Kampung Cireundeu merupakan peemukiman warga di Cimahi yang masih melestarikan budaya nenek moyang mereka di tengah derasnya kemajuan zaman. Luas kampung ini adalah 64 hektare dan terbagi menjadi dua bagian, 60 hektarenya untuk pertanian dan 4 hektarenya untuk permukiman.
Kampung Cireundeu terletak di Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi Selatan. Masyarakat di sini sebagian besar memiliki mata pencaharian sebagai seorang petani, yang lebih tepatnya sebagai petani ketela. Dikutip dari akun YouTube Angelick Vaulina, Selasa (20/6/2023), Kampung adat Cirendeu diketahui telah ada sejak abad ke-16.
"Tidak banyak dokumen tentang Kampung Cireundeu, begitupun cerita dari leluhur kampung. Tapi leluhur kampung ini menyatakan, kampung Cireundeu telah ada sejak abad ke-16," ujar Kang Jajag seorang warga kampung adat Cireundeu, yang diberikan kepercayaan oleh sesepuh menjadi penerima tamu.
Selanjutnya, Kang Jajag menuturkan pada 1918, ada seorang leluhur bernama Mama Ali yang memiliki cita-cita kuat untuk merdeka karena dia merasa masa itu masyarakat desa tengah dijajah.
Wanita tersebut kemudian mengajak masyarakat untuk berhenti makan nasi dan menggantinya dengan singkong. Mengapa demikian? Menurutnya penjajah menguasai sumber makanan terutama beras. Apabila berasa dikuasai, maka rakyat akan banyak yang kelaparan, sehingga tidak mampu untuk berjuang.
Kemudian, pada 1924, ditemukan teknologi oleh ibu Omah Asnamah, sehingga singkong bisa menjadi nasi seperti sekarang atau yang disebut juga dengan RASI atau beras singkong. Sedangkan orang-orang di sini lebih menyebutnya dengan nama ‘Sangueun’.
Menariknya, ibu Omah menemukan teknologi tersebut selepas dia keluar dari penjara. Di tahun 1923, dia ditangkap kembali oleh penjajah karena dianggap berbahaya. Selama dipenjara dia tak pernah diberi makan ataupun minum, dan diisolasi seorang diri. Setelah dilepaskan dan pulang ke Cireundeu, ibu Omah makin semangat mencari makanan alternatif selain beras.
Dari perjuangan ibu Omah, maka masyarakat di desa Cireundeu tak pernah mengonsumsi beras. Falasafah Kampung Cirendeu Kampung Cirendeu memiliki falsafah yang berbunyi sebagai berikut.
"Tidak apa-apa tidak punya sawah, asalkan punya gabah. Tidak punya gabah, asalkan punya beras. Tidak punya beras asalkan bisa masak. Tidak bisa masak asalkan bisa makan. Tidak bisa makan, asalkan kita kuat,". Falsafah tersebut menjadikan Kampung Cireundeu ini kuat hingga saat ini bahkan dapat bertahan hanya dengan makan singkong saja.
Itulah seputar kampung unik di Jawa Barat dan singgah ke desa yang warganya tidak makan nasi hampir 100 tahun.***