NUBANDUNG.ID — Sebagian masyarakat mungkin kurang akrab dengan alat musik khas Sunda yang satu ini. Ya, inilah alat musik celempung.
Masyarakat adat Sunda sangat akrab dengan seni berbahan dasar bambu. Beberapa kerajinan tangan dapat ditemukan di wilayah Jawa Barat termasuk celempung.
Alat musik ini masih merupakan “kerabat” dari angklung dan calung karena sama-sama terbuat dari bahan dasar bambu.
Mengutip disparbud.jabarprov.go.id, celempung biasanya dibuat dengan panjang 50-70 cm. Alat musik ini tidak dimainkan sendiri, tetapi sebagai pengatur irama lagu pada sebuah orkestrasi.
Dalam penggunaanya, celempung dikolaborasikan dengan alat musik tradisional lain, misalnya karinding, kecapi, dan angklung.
Cara memaikannya cukup mudah yakni dengan cara dipukul menggunakan alat bantu yang biasanya terbuat dari kayu.
Dalam mengeluarkan suara, celempung lebih mengutamakan gelombang resonansi yang ada di dalam ruas batang bambu tersebut.
Sejauh ini belum diketahui pasti kapan alat musik ini mulai ditemukan. Namun, menurut beberapa sumber, celempung sudah ada sejak zaman dulu dan menjadi instrumen musik penghibur selepas melakukan aktivitas seperti bertani dan beternak.
Seiring berjalannya waktu, celempung bersama alat musik lainnya dimainkan dalam pertunjukan musik celempungan.
Biasanya, pertunjukan tersebut dimainkan di acara-acara pernikahan, khitanan, atau pesta upacara tradisional.
Sebagai upaya pelestarian dan pemajuan kebudayaan, celempung ahirnya didaftarkan menjadi Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) asli Jawa Barat. Pada 2022 lalu akhirnya ditetapkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek). ***(FA)