NUBANDUNG.ID - Jawa Barat juga banyak memiliki warisan budaya yang masih dilestarikan sampai saat ini, salah satunya adalah Tari Bajidor Kahot. Ini adalah tarian yang dibawakan oleh remaja putri sejumlah empat sampai delapan orang.
Ciri khas tarian ini adalah penggunaan kipas sebagai salah satu perlengkapan untuk tampil di atas panggung. Sejarah kemunculan Tari Bajidor Kahot tidak bisa dilepaskan dari Kliningan-Bajidoran, pertunjukan rakyat yang sangat populer.
Pertunjukan tersebut merupakan gabungan dari dua tarian yang berasal dari tanah Sunda, yaitu Tari Jaipong dan Tari Ketuk Tilu. Ketika ditampilkan, Tari Bajidor Kahot juga diiringi oleh instrumen musik tradisional, gendang khas Sunda dan gamelan yang berasal dari Bali.
Sejak awal kemunculannya, tarian ini langsung menyita perhatian dan sangat populer di kalangan masyarakat pecinta tari. Meski tarian ini tergolong baru, sejarahnya sudah ada sejak tahun 1950-an ketika pertunjukan Kliningan-Bajidoran mulai muncul di tengah masyarakat.
Pertunjukan ini memadukan berbagai unsur kesenian dari Jawa Barat yaitu sinden yang merupakan transformasi dari ronggeng dan bajidor yang merupakan transformasi dari pamogoran. Sementara lagu dan tarian yang ditampilkan dalam pertunjukan tersebut bergaya kliningan-bajidoran
Tari Bajidor Kahot berasal dari tanah Pasundan dan ditujukan untuk remaja perempuan. Tarian ini termasuk bagian dari budaya modern karena baru diciptakan sekitar tahun 2000-an. Hingga saat ini, Tari Bajidor Kahot masih sering ditampilkan dalam acara-acara resmi daerah.
Tari Bajidor Kahot merupakan sebuah seni yang bercerita tentang pergaulan para mojang yang ceria. Itulah mengapa tarian ini dibawakan oleh sekelompok remaja putri.
Meski merupakan gabungan dari dua tari, Tari Jaipong dan Tari Ketuk Tilu, Tari Bajidor Kahot memiliki gerakan khas yang membedakannya dengan kedua tarian tersebut. Perbedaannya ada pada gerakan bahu, lengan, kepala, tangan, dan pinggul yang lebih energik.
Gerakan tari ini memang lebih berfokus pada goyangan pinggul serta perubahan formasi yang dilakukan para penari hingga membuatnya terlihat sangat unik.
Para penari Tari Bajidor Kahot yang tampil di panggung mengenakan kebaya khas tanah Pasundan. Kebaya ini didesain pas mengikuti bentuk tubuh dengan perpaduan warna yang cerah.
Ciri khas lain yang membedakan Tari Bajidor Kadot adalah suara kipas yang menjadi pembuka setiap penampilan tari. Gerakan buka tutup kipas ini menjadi suguhan hiburan tersendiri bagi para penontonnya.
Setiap gerakan Tari Bajidor Kahot mencerminkan tema pergaulan dan keceriaan para mojang Sunda, sehingga semua penarinya adalah remaja putri. Kostum yang digunakan juga cukup unik, yaitu kebaya khas tanah Pasundan berwarna cerah dan didukung sejumlah aksesoris seperti selendang, ikat pinggang emas, kipas, kain yang membalut tubuh, dan hiasan yang dipasang di kepala.
Tari Bajidor Kahot masih banyak ditampilkan di acara-acara resmi di Jawa Barat hingga saat ini. Tidak hanya itu, tarian ini juga cukup populer di mancanegara dari masih sering menjadi bagian dari pertunjukan.***