NUBANDUNG.ID, Jakarta - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa, Muhaimin Iskandar meraih posisi teratas dalam survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang mengukur tingkat elektabilitas beberapa tokoh NU. Diketahui, Muhaimin meraih dukungan sebesar 18,2%.
Hasil survei ini disampaikan pendiri SMRC, Prof. Saiful Mujani dalam program 'Bedah Politik bersama Saiful Mujani' episode 'Kekuatan Elektoral Nahdlatul Ulama'. Hal ini disiarkan melalui SMRC TV pada Kamis, 16 Februari 2023.
"Dalam pengalaman beberapa kali pemilu sejak 1999, ada kecenderungan calon presiden dari partai-partai nasionalis mengambil wakil dari kelompok Islam, terutama NU," jelas Saiful dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (16/2/2023).
Ia memaparkan sejumlah nama tokoh NU yang mendapatkan dukungan publik untuk pemilihan presiden. Pertama, Muhaimin Iskandar yang merupakan ketua partai dengan basis massa NU, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan HAM, Mahfud MD juga dinilai penting untuk masuk dalam daftar karena merupakan menteri senior di Pemerintahan Jokowi. Mahfud juga memiliki karier politik yang cukup panjang dan pernah aktif di PKB pada masa Gus Dur.
Selain itu, ada nama Khofifah Indar Parawansa yang tak hanya dikenal sebagai Gubernur Jawa Timur, tapi juga merupakan tokoh NU yang aktif di PKB zaman Gus Dur.
Saiful menambahkan partai politik juga sering mempertimbangkan tokoh NU yang bukan orang partai. Misalnya senior yang dianggap karismatik dan berpengaruh. Untuk itu, pihaknya menilai penting untuk memasukkan nama mantan Ketua Umum PBNU Said Aqil Sirodj dan Ketua PBNU Yahya Cholil Staquf.
Berdasarkan survei SMRC, diketahui tokoh-tokoh utama NU saat ini yakni Muhaimin mendapatkan dukungan sebesar 18,2 persen; Mahfud 18 persen; Khofifah 15,4 persen; dan Said Aqil 2,9 persen. Menurutnya, tiga nama teratas yakni Muhaimin, Mahfud, dan Khofifah memiliki dukungan publik yang seimbang karena memiliki tingkat kedekatan yang sama dengan pemilih.
Dalam rentang waktu Desember 2021 sampai Desember 2022, suara dukungan pada Muhaimin diketahui bergerak dari 13,7 persen menjadi 18,2 persen. Sementara itu, suara Mahfud fluktuatif antara lain 14,5 persen pada Desember 2021, sempat mencapai 22,1 persen di November 2022, lalu menjadi 18 persen di Desember 2022.
Adapun suara dukungan untuk Khofifah sebesar 18,9 persen di Desember 2021 menjadi 15,4 persen di Desember 2022. Menilik data 3 tokoh yang bersaing ketat ini, Saiful menilai tidak tertutup kemungkinan adanya calon dari NU tidak tunggal seperti yang pernah terjadi dalam Pemilu presiden 2004.
Pada pilpres langsung pertama itu terdapat tiga tokoh NU yang maju sebagai calon wakil presiden, antara lain Hasyim Muzadi, Solahuddin Wahid, dan Jusuf Kalla.***