NUBANDUNG.ID - Melansir dari laman International Coffee Organization (ICO), berbagai negara di seluruh dunia memiliki hari kopi nasional masing-masing. Namun, pada Maret 2014, negara-negara anggota ICO menyepakati Hari Kopi Sedunia pada tanggal 1 Oktober.
Hari Kopi Internasional ini diciptakan untuk membentuk sebuah hari di mana para pecinta kopi di seluruh dunia merayakannya. Hari Kopi Sedunia sendiri merupakan hari untuk merayakan keberagaman, kualitas, dan passion kopi.
Dalam situs ICO disebutkan juga bahwa momen Hari Kopi Sedunia adalah sebuah kesempatan di mana para pecinta kopi berbagi kegemarannya atas minuman ini sekaligus mendukung jutaan petani yang hidupnya bergantung pada kopi.
Legenda di Ethiopia
Pada legenda ini, disebutkan bahwa potensi kopi pertama kali ditemukan di hutan kopi pada dataran tinggi Ethiopia. Demikian berdasarkan National Coffee Association of USA.
Menurut legenda itu, seorang penggembala kambing bernama Kaldi menemukan potensi kopi pertama kali. Setelah memakan biji kopi, kambing-kambing Kaldi menjadi sangat enerjik dan tidak tidur di malam hari.
Kemudian ia melaporkan temuannya ke kepala biara setempat. Kepala biara tersebut membuat minuman dari biji kopi ini dan ia jadi terjaga selama berjam-jam berdoa di malam hari.
Kepala biara lalu membagi informasi tersebut pada biarawan yang lainnya sehingga pengetahuan soal kopi ini mulai menyebar.
Saat berita tersebut bergerak ke timur dan sampai ke semenanjung Arab, inilah saat dimulainya perjalanan biji kopi ke seluruh dunia.
Semenanjung Arab
Penanaman dan perdagangan kopi dimulai di Jazirah Arab. Pada abad ke-15, kopi ditanam di distrik Yaman dan pada abad selanjutnya dikenal di Persia, Suriah, Mesir, dan Turki.
Waktu itu, kopi tidak hanya dinikmati di rumah, tetapi juga di kedai kopi umum yang disebut dengan qahveh khaneh. Munculnya kedai-kedai kopi ini dimulai di kota-kota di dekat bagian timur.
Popularitas kedai kopi tidak ada bandingannya dan orang-orang sering berkunjung untuk berbagai jenis kegiatan sosial.
Kedai kopi kemudian dengan cepat menjadi pusat pertukaran informasi sehingga kerap disebut sebagai 'Sekolah Orang Bijaksana'.
Dan dengan adanya ribuan jamaah haji dari seluruh dunia yang mengunjungi mekah tiap tahunnya, informasi soal 'anggur Arab' ini pun mulai menyebar.
Kapan Kopi Masuk ke Indonesia?
Kopi pertama kali masuk ke Indonesia di abad ke-17 dan dibawa oleh Belanda. Demikian disebutkan dalam buku Sehat Alami dengan Herbal: 250 Tanaman Berkhasiat Obat karya Pusat Studi Biofarmaka LPPM IPB & Gagas Ulung.
Saat itu Belanda mengembangkan tanaman kopi di sekitar Jakarta. Hal ini kemudian meluas hingga ke sejumlah daerah di Jawa Barat, contohnya Sukabumi, Bogor, Bandung, dan daerah Priangan lain, melalui tanam paksa.
Penanaman kopi ini kemudian juga dikembangkan di wilayah Bali, Sumatra, dan sebagian Sulawesi.
Sementara, dalam buku Kearifan Lokal Petani Kopi Dataran Tinggi Gayo tulisan Puspitawati dkk., tanaman kopi masuk ke Dataran Tinggi Gayo sekitar dekade pertama awal abad ke-19. Saat itu kira-kira tahun 1904-an.
Sedangkan kopi masuk Batavia pada 1869. Kopi pertama kali masuk ke Batavia dibawa dari Malabar India. Tetapi waktu itu kopi yang dibudidayakan akhirnya mati karena banjir di Batavia.
Tanaman kopi masuk Dataran Tinggi Gayo karena dibawa kolonial Belanda. Waktu itu, kopi yang ditanam Belanda di Dataran Tinggi Gayo adalah kopi Arabika.
Namun demikian, ada penurunan produksi di tahun 1910-an secara menyeluruh di Indonesia, termasuk di Dataran Tinggi Gayo. Penyebabnya adalah serangan virus karat daun.
Itu dia sejarah Kopi di dunia, penemu kopi, dan bagaimana masuknya tanaman aromatik ini ke Indonesia.