NUBANDUNG.ID - Anda pernah berkunjung ke Makam Bosscha di Pangalengan? Kalau belum, sebelum pergi ke sana sebaiknya cermati dulu jalan ke Makam Bosscha di Pangalengan yang harus dilalui.
Lokasi Makam Bosscha ini terletak di Perkebunan Teh Malabar (PTPN VIII), Pangalengan, Kabupaten Bandung. Makam orang Belanda ini berada di tengah-tengah perkebunan teh. Tempat ini dipilih sesuai dengan permintaannya.
Jalan ke makam bosscha memerlukan waktu setengah jaman dari Kota Kecamatan Pangalengan. Dari pertigaan pangalengan, belok ke kiri dan terus mengikuti jalan tersebut. Di jalan ke makam bosscha ini disampingnya merupakan pusat bisnis permukiman.
Hingga akhirnya menemukan gapura selamat datang di perkebunan teh tersebut. Dari sana pilih jalan yang belok ke kanan. Mulai dari perkebunan teh nan hijau mulai terlihat.
Keindahan perkebunan teh Malabar yang sudah terkenal indah semakin indah lagi ketika lebih ke dalam lagi.
Nah, makam Bosscha tak jauh dari gapura tersebut. Di pinggir jalan perhatikan ada petunjuk jalan yang mengarah ke makam tersebut. Hanya beberapa meter dari petunjuk jalan itu belok ke kiri menelusuri jalan setapak. Jalan ini bisa dilalui sepeda motor.
Makam yang berjasa mendirikan beberapa gedung terkenal ini mulai terlihat. Namun tak bisa masuk ke makam lebih dekat karena pintu gerbangnya terkunci.
Yang datang ke sana hanya bisa melihat makam tersebut dari luar makam yang dibatasi dinding melingkar. Depan makam terdapat prasasti yang menempel ke tembok. Isi prasati itu menjelaskan siapa itu (KAR) Bosscha.
Bosscha adalah pendiri Perkebunan Teh Malabar pada Agustus 1896. Dia juragan seluruh perkebunan teh di Kecamatan Pangalengan.
Bosscha yang bernama lengkap Karel Albert Rudolf (KAR) Bosscha datang ke Indonesia pada 1887 saat berusia 22 tahun.
Dia berperan dalam membangun gedung bersejarah di Bandung, di antaranya Societeit Concordia (Gedung Merdeka), Observatorium Bosscha, dan Technische Hoogeschool (Institut Teknologi Bandung).
Dia lahir pada 15 Mei 1865 di Den Haag, wafat di Perkebunan Teh Malabar, 26 November 1928. Rumah peninggalan Bosscha kini dijadikan tempat wisata.
PT PN VIII menyediakan wisma, villa, atau guest house bagi para wisatawan. Guest house ini berada di samping Rumah Bosscha.
Sejumlah kunjungan wisata ditawarkan PT PN VIII, yakni berjalan-jalan atau tea walk ke Gunung Nini tempat Bosscha dulu mengawasi pekerjaan pemetik. Tempat ini berada di ketinggian di kawasan perkebunan teh tersebut.
Gunung atau bukit itu kalau pagi dan sore hari tertutup kabut.