Oleh: MOEFLICH HASBULLAH, Dosen Fakultas Adab dan Humaniora UIN SGD Bandung.
NUBANDUNG.ID - Suatu saat, Rasulullah SAW sedang ngobrol dengan 5 sahabat utamanya: Abu Bakar, Umar bin Khattab, Ustman bin Affan, Ali bin Abi Thalib dan Abu Dzar Al-Ghifari. Rasulullah SAW bertanya kepada mereka satu persatu.
"Apa yang engkau sukai wahai Abu Bakar?"
"Aku suka tiga hal ya Rasulullah: Aku suka berinfaq di jalanmu, duduk di hadapanmu dan terus-menerus memandangmu."
"Kalau engkau ya Umar?" Kata Nabi lagi. "Aku juga menyukai tiga hal ya Rasulullah: Aku cinta kebenaran, menyuarakan kebenaran dan melarang kemungkaran."
"Kalau engkau ya Utsman?"
"Aku juga menyukai tiga hal ya Rasulullah: Aku suka memberi makan, menyebar salam dan shalat malam saat orang sedang tidur."
"Kalau engkau Ali?"
"Aku suka memuliakan tamu, puasa di musim panas dan memerangi musuh dengan pedang."
"Dan engkau ya Aba Dzar?"
"Aku suka hal-hal aneh ya Rasulullah!"
"Apa itu?" Nabi penasaran.
"Aku suka lapar, aku suka sakit dan aku suka kematian."
Rasulullah SAW menjawab: "Tidak ada seorangpun yang menyukai itu wahai Abu Dzar."
"Ya Rasulullah, ketika lapar hatiku jadi lembut, ketika aku sakit dosaku jadi ringan, ketika aku wafat aku akan bertemu Allah."
___________
5 sahabat dekat Nabi dengan 5 tipe karakter dan kepribadian. Yang mereka cintaipun berbeda-beda sesuai karakter mereka masing-masing. Tentu saja semua kecintaan para sahabatnya itu, semuanya ada pada diri Rasulullah SAW, sang guru yang mengajarkan, figur teladan yang memiliki itu semuanya terlebih dahulu.
Gambaran Kita
Kisah dialog itu juga menggambarkan kita, umatnya. Hampir 2 mililar umat Nabi kini, dengan ragam karakter kepribadian itu. Di kelima sahabat Rasulullah itu, tidak ada yang memiliki semuanya, demikian juga kita.
Itulah konfigurasi atau ragam karakter kepribadian orang, komunitas dan umat Nabi yang berbeda-beda dan seharusnya saling melengkapi, bukan saling menyalahkan, menyerang dan saling menghujat, merasa benar sendiri.
Karakter Dakwah dan Konfigurasi Umat
Ini juga adalah gambaran karakter dakwah. Ada yang menyukai dakwah tipe Abu Bakar: Kesukaannya berinfak dan kecintaannya yang luar biasa, secara figur, pada sosok Rasulullah SAW. Shalawat pada nabi dan mengharap syafaatnya sangat disukainya.
Penekanan dakwahnya pun kebanyakannya itu karena memang itu karakter dirinya yang menonjol. Ini madzhab cinta Nabi. Dia tipe karakter Abu Bakar Ash-Shiddiq.
Ada yang menyukai dakwah tipe Umar bin Khattab. Mereka mencintai kebenaran, menyuarakannya dengan lantang tanpa rasa takut dan melarang kemungkaran dalam rangka dakwah amar makruf nahi Munkar. Jihadnya adalah menyatakan kebenaran tanpa kompromi. Itu tipe kepribadian Umar bin Khattab.
Ada lagi dakwahnya tipe Utsman bin Affan. Sangat dermawan pada orang, gemar berinfaq sedekah, menyebarkan salam dan menyukai perdamaian antar sesama serta rajin shalat malam. Penekanan dakwahnya pada perdamaian dan harmonitas umat. Sering membangunkan orang dari tidurnya dan mengajak bertahajjud. Ini karakter dakwah Ustman bin Affan.
Ada juga dakwah tipe Ali bin Abi Thalib. Senang hatinya bila memuliakan tamu. Shaum sunatnya rutin, tak pernah ketinggalan, dan paling suka membayangkan bisa menebas batang leher musuh-musuh Allah, para penghina agama, yang melecehkan Allah, Rasulullah dan Al-Qur'an. Ini tipe karakter atau kepribadian Ali bin Abi Thalib.
Dan ada juga tipe kepribadian yang agak aneh, gak umum, tak terpikirkan, tapi mendalam dan mengagumkan. Dia senang bila menahan perutnya yang lapar atau senang puasa, senang dan menikmati bila dia sakit dan sering serta selalu mengingat kematian karena rindunya pertemuan dengan Tuhannya, Allah SWT. Dia merasakan hikmah dan rahasia ketiga hal itu. Ini tipe kepribadian Abu Dzar Al-Ghifari. Secara kelompok, ini adalah perhatiannya para sufi dan para 'ābid.
Masing-masing 5 kesukaan, karakter dan kepribadian itu, semuanya mulia tapi tidak lengkap. Memang. Tapi tak perlu menginginkan kelengkapan karena itu hanya ada pada pribadi agung, guru umat manusia, Muhammad Rasulullah SAW.
Jangankan kita umatnya yang lemah, lima sahabat utamanya itu saja, yang hidupnya bersama Rasulullah, tidak ada yang lengkap. Kaffah itu di masing-masingnya itu dengan saling mengisi dan menasehati. Kaffah adalah menjalani dengan sungguh-sungguh menjadi dirinya masing-masing bukan ingin bisa semuanya, lengkap semuanya. Itu tidak mungkin, tidak "islami," itu eksklusif "rasuli" yang kita tidak akan sanggup, kita hanya "sahabati," hanya "umati." Ini penting agar kita tahu diri.
Lima karakter dan kepribadian dalam dialog Nabi dan para sahabatnya itu adalah gambaran dan konfigurasi yang indah tentang keragaman beragama umat Islam.
Fakta Sosiologis
Bila dikaitkan dengan fakta sosiologis umat sekarang, tipe Abu Bakar adalah kelompok para pencinta Nabi, majlis-majlis Rasulullah, para pencinta shalawat, para pengagung sosok Nabi, kelompok-kelompok dzikir yang mengharapkan syafa'at Nabi.
Tipe Umar bin Khattab adalah para pecinta kebenaran yang menyuarakannya tanpa kompromi, para ulama lurus penyuara amar makruf nahi munkar, kaum intelektual tercerahkan dan para pemikir juru bicara kebenaran, para "raushan fikr" dalam istilah Ali Syariati.
Tipe Utsman bin Affan adalah kelompok Muslim sosialis, kelompok dermawan, para donatur Muslim, para pengusaha murah hati yang mendermakan kakayaan hartanya dengan infak, sedekah dan zakatnya yang menghidupkan ribuan orang, menghidupkan lembaga dakwah, lembaga pendidikan, lembaga pemberi beasiswa dan para pengembangan ekonomi umat.
Tipe Ali bin Abi Thalib adalah kelompok yang selain menghormati orang lain, toleran dan bersahabat dengan tamunya, pencari hikmah yang rajin berpuasa, tapi juga tegas pada musuh-musuh Allah, pada para pembenci agama, pada yang melecehkan Allah, Nabi dan Al-Qur'an. Para penganut teori konspirasi, yang tegas tanpa kompromi pada orang-orang kafir yang nyata-nyata membenci dan menyerang Islam, para Islamphobia dll.
Sedangkan tipe Abu Dzar Al-Ghifari adalah para sālik yang menjalani suluk, yang mencari kepuasan batin dalam kesendirian, yang menikmati sakit sebagai anugrah, selalu mengingat mati dan merindukan perjumpaannya dengan Tuhan kekasihnya.
Tetapi, diluar kelima itu, jangan lupa masih ada tipe karakter dan kepribadian lain. Ada juga sahabat Nabi tipe "sableng" atau "gila" bernama Nu'aiman bin Amru bin Rafa'a. Nyeleneh, sangar, kasar, sableng, gokil, kocak, lucu yang tingkahnya aneh-aneh bahkan keterlaluan sering menjengkelkan Nabi sekaligus juga hiburan Nabi. Tapi dia sahabat Nabi yang menicntai Rasulullah dan dicintai Allah SWT.
Tipologi Kelompok Islam
Bila dikaitkan dengan tipologi-tipologi kelompok Islam, tipe Abu Bakar adalah para pencinta Nabi, pencinta shalawat dan komunitas majlis-majlis Rasulullah. Tipe Umar bin Khattab adalah tipe Islam garis keras dan kelompok "radikal," penyuara kebenaran dan pelawan kemungkaran. Tipe Utsman bin Affan adalah kelompok pengusaha Muslim dengan program-program charity atau CSR-nya. Tipe Ali bin Abi Thalib adalah kelompok tazkiyatun nafs dan pemegang politik identitas seperti ikhawnul Muslimun di Mesir, Masyumi di Indonesia.
Hidupnya sufistik, ideologinya Islam dan sadar atas bahaya musuh-musuh Islam sehingga berjuang dalam lapangan politik menggalang kekuatan. Tipe Abu Dzar adalah kelompok sufistik, para pengamal tasawuf yang mencari kelezatan spiritual mendambakan perjumpaan dengan Allah.
Itulah perbedaan karakter dan kepribadian para sahabat Nabi, simbol konfigurasi keragaman umat dan kekayaan kehidupan dalam Islam. Semuanya ada, semuanya diadopsi, semuanya benar dan semuanya Islam.*** Wallahu a'lam.