NUBANDUNG.ID-Tahukah tukang buku bekas di depan Universitas Islam Sunan Gunung Djati Bandung?
Famias Syahrudin, yang biasa disapa Abah oleh pelanggannya selalu menggelar lapak buku bekas di depan kampus UIN Sunan Gunung Djati Jl. A.H Nasution, Bandung.
Dari Senin sampai Sabtu Famias yang akrab disapa Abah selalu menggelar buku-bukunya dari pukul 10:00 hingga pukul14:00 WIB. Buku yang dijual terdiri dari buku mata kuliah agama, filsafat, ekonomi dan komik anak- anak.
Mengutip dari Liputan6, Pria kelahiran Bukit Tinggi 57 tahun silam sudah jualan buku di depan kampus UIN sudah 27 tahun. Famias sudah berjualan buku sejak tahun 1990 ketika UIN masih Institut Agama Islam Negeri (IAIN) pada hingga saat ini. Famias mengaku ke Bandung sejak tahun 1975 pada mulanya hanya jualan nasi, baju, jaket, dan yang terakhir buku.
”Saya jualan buku hampir 30 tahun dek, jualan buku sejak tahun 1990, waktu itu kampus masih bernama IAIN, saya ke sini sejak tahun 1975,” ujarnya ketika ditemui.
Meskipun di sebrang UIN ada beberapa toko buku yang menyediakan buku-buku penunjang mata kuliah, buku umum, dan buku agama akan tetapi lapak buku si Abah yang hanya bermodalkan terpal plastik dan meja selalu ramai karena harganya murah.
Ia mengaku hanya mengambil keuntungan 3.000 dari setiap buku baru yang ia dapat dari Palasari. buku –buku yang dijual Si Abah terdiri dari buku bekas dan buku baru. Buku baru didapat dari Palasari dan buku bekas didapat dari mahasiswa yang menjual bukunya ketika selesai diwisuda.
”Biasanya mahasiswa menjual buku satu lemari saya beli lima ratus ribu, jika dijual jadi satu juta,” paparnya.
Mahasiswa jurusan Bimbingan Konseling Islam (BKI) Apep Hidayatullah semester 4 mengaku dirinya sering membeli buku rujukan mata kuliah dan buku umum filsafat, sejarah, politik, dan agama. Diakui Apep meskipun buku bekas dan buku-buku lama tapi kualitasnya masih bagus, dan harga bukunya sangat murah antara lima ribu rupiah sampai dengan dua puluh ribu rupiah.
”Saya sering mencari buku mata kuliah, buku-buku filsafat, politik dan sejarah, di Si Abah buku-bukunya meskipun lama tapi masih bagus bagus dan harganya murah ada yang lima ribu, sepuluh ribu, dan dua puluh ribu,” katanya.
Sementara itu pria yang memiliki dua orang anak dan dua orang cucu ini mengaku dirinya menjual buku dengan harga murah lantaran jika terlalu mahal takut tidak laku. Buku yang ia jual didapat dari mahasiswa luar Pulau Jawa yang lulus wisuda, dikarenakan, males membawa pulang buku tersebut ke kampung halaman.
Selain itu, buku-buku yang ia jual didapat dari tukang rongsok dan Palasari. Menurutnya ia sering ditawari tukang rongsok buku-buku bekas yang didapat dari perumahaan di sekitar Bandung dibeli dengan harga tiga ribu rupiah perkilo. Setiap kilo ada 3 buku, dan jika menemukan buku-buku bagus dijual dengan harga sepuluh ribu.***