NUBANDUNG.ID - Prevalensi penyakit skabies di Indonesia masih cukup tinggi karena termasuk negara tropis. Penyakit ini banyak ditemukan pada tempat dengan penghuni padat seperti asrama tentara, penjara dan pondok pesantren. Tempat yang berpenghuni padat ditambah lingkungan yang tidak terjaga kebersihannya akan memudahkan transmisi dan penularan tungau scabies.
Pesantren merupakan salah satu tempat yang memiliki faktor risiko tinggi untuk terjadinya penyakit skabies. Prevalensi skabies yang masih tinggi dapat dipengaruhi faktor risiko seperti rendahnya tingkat ekonomi, hygiene yang buruk, hunian padat, promiskuitas seksual, tingkat pengetahuan, usia dan kontak dengan penderita.
Tasikmalaya sendiri yang terkenal dengan julukan kota santri, memiliki banyak pesantren baik wilayah kota maupun kabupaten. Salah satu pesantren yang ada di Tasikmalaya adalah Rumah Tahfidz Quran (RTQ) Al Hanan yang beralamat di Desa Cilampunghilir Kecamatan Padakembang Kabupaten Tasikmalaya. Santri dan para pengelola sudah hampir mendekati dua tahun mengalami penyakit gatal-gatal dari gatal-gatal ringan sampai yang berat, gatal-gatal ruam sampai yang bernanah.
Tim PPM Universitas Siliwangi yang terdiri dari Elis Nurhasanah, Biki Zulfikri Rahmat, Qiny Shonia Az Zahra, dan Agus Ahmad Nasrulloh yang dibantu dengan tiga orang mahasiswi yaitu Halida Firzany Kamellia, Tia Restuna, dan Syifa Nurul Fauziah, mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat guna memecahkan masalah yang dihadapi oleh santri di Pondok Pesantren di RTQ Al Hanan.
Kegiatan tersebut dilaksanakan pada tanggal 7 Oktober 2022, yang tujuannya adalah untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat pondok pesantren tentang keharusan menjaga dan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Mengawali kegiatan pengabdian, Elis Nurhasanah selaku ketua tim pelaksana menyampaikan dalam sambutan bahwa pengabdian kepada masyarakat merupakan salah satu kewajiban dosen dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan harapan memberikan manfaat dan perubahan ke arah yang positif bagi masyarakat.
Pengasuh pondok pesantren RTQ Al Hanan dalam sambutannya menyampaikan bahwa pihak pesantren menyambut dengan baik kegiatan PPM, karena dinilai memberikan manfaat dan solusi bagi permasalahan yang sedang dihadapi oleh santri yaitu terkait dengan kesehatan. Acara pembukaan pengabdian ditutup dengan do`a yang dipimpin oleh Agus Ahmad Nasrulloh sebagai salah satu anggota tim pelaksana PPM.
Materi pertama yang disampaikan dalam PPM, diawali dengan penyampaian materi dari Biki Zulfikri Rahmat tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan tinjauannya dalam Islam.
“Sebagai umat Islam, kita diwajibkan untuk senantiasa menjaga kesehatan fisik maupun jiwa dengan membiasakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, karena dengan fisik dan jiwa yang sehat maka kita mampu melaksanakan ibadah baik mahdoh maupun ghoer mahdoh dengan baik”. Ujar Biki.
Selain penyampaian materi tentang PHBS, tim pengabdian juga memberikan materi tentang strategi pemasaran. Materi ini disampaikan dengan tujuan, bahwa pembuatan sabun herbal ini dapat menjadi produk unggulan pesantren RTQ AL Hanan dalam meningkatkan kemandirian pesantren. Artinya selain dapat dimanfaatkan di lingkungan internal pesantren, produk tersebut dapat dikenalkan dan dipasarkan ke luar lingkungan pesantren yang mampu melatih jiwa entrepreneurship.
“Pada Era yang serba digital seperti sekarang ini, sebenarnya tidak ada hambatan bagi para pelaku usaha untuk memasarkan produknya dengan cakupan wilayah yang lebih luas. Dengan menerapkan pola STP yang meliputi Segmenting, Targeting dan Positioning, maka pangsa pasar dari barang/ jasa yang dipasarkan akan lebih jelas” Tutur Qiny dalam materinya.
Praktik Pembuatan Sabun Herbal
Setelah penyampaian materi, kegiatan dilanjutkan dengan praktik pembuatan sabun herbal dengan bahan-bahan dan peralatan yang sudah disiapkan oleh tim.
Dengan sigap dan komunikatif, tim pengabdian mempraktekkan langkah demi langkah pembuatan sabun herbal, yang takaran dari masing-masing bahan atau komposisinya sudah ada. Menurut Elis, tim sebelumnya sudah melakukan uji coba terlebih dahulu dalam pembuatan sabun herbal ini dengan dilakukan uji PH dari sabun yang sudah dibuat.
Para praktikan yaitu santri RTQ Al Hanan sangat antusias menyimak bahkan beberapa orang dari perwakilan santri ikut dalam proses pembuatan sabun herbal yang dipimpin oleh Elis beserta tim PPM dan dibantu oleh mahasiswa. Butuh waktu dua jam dalam penyelesaian praktik pembuatan sabun herbal.
Acara pengabdian diakhiri dengan foto penyerahan cenderamata kepada pihak RTQ Al Hanan sebagai ucapan terimakasih dari tim PPM dan diakhiri dengan foto bareng seluruh santri dan pengurus pondok pesantren.