NUBANDUNG.ID - Masjid Mujahidin merupakan satu di antara masjid di kawasan Buahbatu yang sudah tua. Berlokasi di Jalan Sancang 6, Bandung, masjid ini dibangun pada 1955.
Penyelesaiannya membutuhkan waktu yang lama yakni 37 tahun. Meski demikian masjid ini pada 1980-an tetap dipakai beribadah hingga akhirnya dinyatakan selesai dibangun pada 1992.
Masjid Mujahidin berdiri di atas tanah seluas sekitar 2.800 meter persegi. Terdiri dari dua lantai. Berlantai kayu yang dipernis. Adapun dindingnya bercat putih kombinasi hijau.
Begitu pula langit-langitnya bercat putih. Di belakang mihrab terdapat jam tua terbungkus kayu setinggi sekitar 1 meter setengah berdiri kokoh. Di lantai dasar jemaah bisa berwudu sebelum naik ke lantai atas.
Masjid Raya Mujahidin tak jauh dari lapangan softball Lodaya dan GOR Lodaya. Di sekitar situ terdapat beberapa sekolah dan kantor. Masjid yang berada di sisi Jalan Sancang ini memudahkan siapa pun yang ingin beribadah di sini. Masjid ini memang sering dikunjungi orang-orang yang melintas di jalan tersebut.
Pembangunan Masjid Mujahidin dirintis ketika 25 warga dan tokoh masyarakat Kawedanaan Karees berkumpul di Kantor Kawedanaan Karees pada 30 Januari 1954 sekitar pukul 16.30.
R Sulaeman, kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Karees yang hadir pada saat itu menjelaskan pembangunan masjid harus terlaksana karena di Kawedanaan Karees belum ada masjid jami.
Ketua Fraksi Islam DPRD Kota Pradja Bandung, R Oemar Soeraatmadja menyambut baik rencana tersebut. Pemerintah pun segera menyediakan tanah seluas 2.800 meter persegi. Untuk merealisasikan rencana tersebut dibentuk panitia pembangunan masjid yang diketuai oleh Oemar.
Pembangunan tahap pertama pun dilaksanakan. Waktu itu, masjidnya dinamai Zu’ama (Pahlawan).
Kepanitiaan pembangunan masjid diserahkan kepada Pimpinan Cabang Muhammadiyah Pada 25 Juli 1955 pukul 20.00. Serah terima berlangsung antara R Oemar dan H Adang Afandi, Ketua Cabang Muhammadiyah Kota Bandung.
Kemudian pembangunan masjid diserahkan kepada Pengurus Wilayah Muhammadiyah Jawa Barat antara lain KH Sulaeman Faruq, H Koswara, dan H Zaenal Ariffien.
Dalam pembangunan masjid ini sempat dilakukan peletakan batu pertama oleh Wali Kota Bandung pada saat itu, R Moh Enoch Danubrata. Masjid itu pembangunannya rampung pada 1992.