NUBANDUNG.ID – Kulineran di kawasan Kabupaten atau Kota Bandung tak lengkap kalau tidak mencoba peuyeum. Peuyeum Bandung yang terbuat dari singkong pilihan yang difermentasi menjadi salah satu kuliner tradisional khas tatar Sunda yang melegenda.
Aroma, tekstur, dan rasanya sangat khas karena perpaduan antara manis, kenyal, dan sedikit asam. Rasanya memang terkenal karena enak di lidah, nyaman di mulut, dan wanginya sangat khas.
Lebih spesifik lagi, peuyeum Bandung merupakan salah satu kuliner khas yang ada di Kota dan Kabupaten Bandung. Biasanya peuyeum disimpan di wadah yang beralaskan daun pisang sehingga aromanya semakin wangi alami.
Nama kuliner ini terdiri atas dua kata, yaitu “peuyeum” atau dalam bahasa Indonesia artinya tapai singkong. “Bandung” merupakan nama kota tempat produksi peuyeum tersebut, yaitu Kabupaten/Kota Bandung.
Peuyeum Khas Cimenyan
Dikutip dari laman metrum.co.id, asal mula keberadaan kuliner tradisional peuyeum di Bandung yaitu dari Kecamatan Cimenyan (Kabupaten Bandung). Singkong sebagai dasar pembuatan peuyeum memang sejak zaman penjajahan sudah dikenal oleh masyarakat Bandung sebagai pengganti nasi yang kala itu sangat sulit diperoleh.
Produksi singkong yang berlimpah terkadang membuat sebagian yang belum dikonsumsi atau diolah menjadi busuk. Antisipasi agar jangan sampai busuk salah satunya adalah melalui upaya pengolahan dan pengawetan singkong.
Di Cimenyan, pengolahan singkong dilakukan melalui proses fermentasi menggunakan bahan ragi. Dari hasil olahan tersebut kemudian menghasilkan kuliner yang dikenal dengan nama peuyeum.
Rupanya proses pengawetan tersebut telah berlangsung cukup lama, yaitu sudah sejak 1800-an. Kualitas singkong yang diproses sedemikian rupa membuat peuyeum Cimenyan dikenal dengan kelezatannya.
Kelezatannya itu tidak saja dirasakan oleh warga sekitar, tetapi sudah meluas hingga ke Kota Bandung dan beberapa kota di Jawa Barat.
Animo pembeli yang cukup tinggi membuat industri peuyeum semakin berkembang. Hingga 1950-an, jumlah pengrajin peuyeum di Kecamatan Cimenyan mencapai 200 orang.
Namun, ketenaran tersebut sedikit demi sedikit mengalami penurunan. Bahkan hingga 2013, jumlah produsen peuyeum tinggal 14 orang saja.
Proses pembuatan
Dikutip dari laman kecamatancimenyan.wordpress.com, bahwa proses pembuatan peuyeum cukup mudah. Menurut penuturan Rokhmat, bahan yang dibutuhkan hanyalah singkong, air, dan ragi.
Proses pertama adalah mengupas kulit singkong, kemudian dicuci bersih. Biasanya singkong untuk membuat peuyeum adalah singkong utuh yang hanya dipotong pada bagian ujung atas dan bawah saja.
Setelah bersih semua, singkong kemudian direndam sebentar lalu ditaruh dalam tiga dandang berisi air untuk direbus sebanyak dua kali hingga setengah matang.
Rebusan pertama selama 1,5 jam, sedangkan yang kedua selama 1 jam. Selesai direbus, singkong ditiriskan kemudian ditaburi ragi.
Singkong yang sudah diberi ragi disusun dalam keranjang bambu yang diberi alas daun pisang. Diamkan selama 2-3 hari hingga proses fermentasi selesai dan menghasilkan peuyeum yang manis serta empuk (tetapi tidak lembek).
Penghangat tubuh
Fungsi peuyeum selain sebagai salah satu cemilan juga diyakini dapat menghangatkan tubuh orang yang mengonsumsinya. Ragi sebagai bahan fermentasi memang menjadi faktor utama yang menimbulkan efek hangat pada tubuh setelah menyantap peuyeum.
Kalau Anda jalan-jalan di Kota Bandung, kemudian mampir ke toko oleh-oleh Bandung, di sekitaran terminal Leuwipanjang, misalnya, maka peuyeum ada di sana.
Peuyeum juga bisa diolah menjadi kuliner jenis lainnya. Misalnya colenak alias dicocol enak, yakni peuyeum dibakar, kemudian dicocol ke gula merah yang sudah ditabur parutan kelapa.
Colenak terkenal dan mungkin satu-satunya yang eksis hingga hari ini yakni Colenak Murdi Putra yang ada di Jalan Ahmad Yani Kota Bandung.