NUBANDUNG.ID - Pada periode tahun 2015 hingga 2050, proporsi populasi dunia di atas 60 tahun atau lanjut usia (lansia) akan naik hampir dua kali lipat, dari 12 persen menjadi 22 persen.
Pada 2030, 1 dari 6 orang di dunia akan berusia 60 tahun atau lebih. Jumlah orang berusia 80 tahun atau lebih diperkirakan tiga kali lipat antara tahun 2020 dan 2050 mencapai 426 juta. Data ini diproyeksikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai imbauan bahwa dunia harus bersiap menghadapi masyarakat yang menua.
Dengan laju penuaan yang lebih cepat, salah satu tantangan besar yang dihadapi oleh semua negara adalah memastikan kesiapan sistem kesehatan dan sosial. Penuaan merupakan dampak dari kerusakan molekul dan sel tubuh dari waktu ke waktu yang mengakibatkan peningkatan risiko penyakit dan kematian.
Salah satu penyakit yang menyerang di usia lanjut adalah kanker darah. Diketahui, darah menyumbang sekitar 8 persen dari berat badan normal manusia dan berfungsi untuk memasok oksigen, nutrisi, hormon, dan antibodi ke seluruh tubuh.
Darah terdiri dari campuran plasma dan sel darah (sel darah merah, sel darah putih dan trombosit). Kanker disebabkan oleh disfungsi dalam pertumbuhan sel.
Dalam tubuh yang sehat, sel darah putih baru secara teratur dihasilkan untuk menggantikan yang lama dan rusak. Namun, pada pasien kanker darah terjadi produksi atau pertumbuhan sel darah yang berlebihan.
Taman Lansia
Taman Lansia adalah salah satu taman kota yang berada di Citarum, Kota Bandung, Jawa Barat. Taman yang terletak di sebelah kanan Gedung Sate ini diresmikan pada tanggal 31 Desember 2014 oleh Wali kota Bandung, Ridwan Kamil.
Taman ini pada mulanya bernama Taman Cisangkuy karena letaknya yang berada di Jalan Cisangkuy dan Jalan Cilaki. Selanjutnya, taman ini kerap dinamakan Taman Lansia karena banyaknya kalangan lanjut usia yang mengunjungi taman ini.
Meskipun demikian, taman ini juga dikunjungi oleh warga dari berbagai kalangan, baik anak-anak, remaja, maupun orang dewasa. Dengan adanya jalan refleksi dengan batu-batu yang bisa digunakan sebagai terapi refleksi di telapak kaki, taman ini sangat mendukung para lansia yang ingin memperlancar sirkulasi darah.
Sejak awal program revitalisasi yang dilakukan oleh Ridwan Kamil untuk meningkatkan indeks kebahagiaan warga kota bandung, taman ini diproyeksikan untuk dibangun tujuh danau buatan yang berfungsi sebagai pengendali banjir di daerah Cileuncang dan penampung air hujan agar tidak langsung menyebar ke jalan, sehingga dapat mengurangi terjadinya banjir.
Dari tujuh danau tersebut, di taman ini terdapat dua danau kecil. Sisa penempatannya terdapat di Taman Bunga Kandaga Puspa dan tiga danau lagi di Taman Cilaki. Menurut Ridwan Kamil, dua danau di Taman Lansia tersebut dapat mengurangi terjadinya banjir sebesar 15%.
Danau yang pertama memiliki luas 1.397 m2 dan kedalaman 4,5 m serta volume air yang mencapai 1.806 kubik, sedangkan danau kedua memiliki luas 689 m2 dengan kedalaman 3,8 m serta volume air 753 kubik. Di tengah-tengah danau terdapat jembatan yang menghubungkan kedua danau. Pinggir danau disediakan tangga sehingga orang-orang bisa membaca buku, bermain, atau untuk sekadar duduk santai.
Di sekitar area taman ini terdapat banyak lokasi wisata kuliner dan café.
Kereta Kota (singkatan dari "Kegiatan Rekreasi dan Edukasi di Taman Kota") adalah kegiatan yang diadakan setiap pekan kedua dan ketiga pada hari minggu pagi setiap bulannya di Taman Lansia.
Kegiatan ini digelar oleh Yayasan Pembangunan Bisnis dan Bioteknologi, yang bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang cinta lingkungan. Warga dapat dengan bebas bertanya dan berbagi seputar lingkungan dan cara menjalani gaya hidup sehat.
Kegiatan ini juga dapat diikuti oleh anak-anak dengan adanya berbagai permainan edukatif yang bertujuan untuk menumbuhkan rasa cinta dan peduli terhadap lingkungan sejak dini.