NUBANDUNG.ID - Propolis telah lama digunakan sebagai suplemen kesehatan. Tidak hanya mampu menyembuhkan penyakit, propolis juga dapat meningkatkan imunitas tubuh agar kebal terhadap penyakit. Kendati telah menjadi suplemen herbal, banyak pula orang yang enggan mengonsumsi propolis karena memiliki rasa cenderung pahit dan aroma menyengat.
Hal ini menjadi peluang bagi Dosen Departemen Teknologi Industri Pangan Fakultas Teknologi Industri Pertanian Universitas Padjadjaran Nandi Sukri, M.Si., mengembangkan propolis dalam bentuk serbuk (powder). “Biasanya konsumen minum propolis itu kesannya seperti minum obat. Padahal khasiatnya banyak karena selain untuk terapi pengobatan, propolis dapat meningkatkan imun,” ujar Nandi.
Sejak 2017, Nandi fokus mengembangkan penelitian tentang propolis powder dengan teknik mikroenkapsulasi. Metode ini merupakan teknologi penyalutan atau pelapisan suatu zat inti dengan suatu lapisan dinding polimer, sehingga menjadi partikel kecil berukuran mikro. Harapannya, proses penyalutan dengan metode mikroenkapsulasi dapat melindungi senyawa aktif yang terkandung dalam propolis sehingga khasiatnya tidak hilang.
Selain itu, metode ini juga memungkinkan propolis powder stabil selama pengolahan dan penyimpanan sehingga dapat dikembangkan menjadi bahan fortifikasi pangan. Pengembangan propolis powder dengan nama “Propobees” merupakan proyek hibah Calon Pengusaha Pemula Berbasis Teknologi (CPPBT) dari Badan Riset dan Inovasi Nasional.
Propobees kemudian dipacu untuk menjadi usaha rintisan baru (Startup) melalui hibah Startup Inovasi Indonesia (SII). Lebih lanjut Nandi menjelaskan, aplikasi dari propolis powder sendiri belum banyak dilakukan. Kebanyakan propolis dijual dalam bentuk cair (liquid). Kendati demikian, penelitian mengenai propolis powder sebetulnya sudah banyak. Bahkan, sudah ada produk propolis serbuk yang dijual di pasar. “Kita pelajari produk kompetitor, kebanyakan propolis dalam bentuk kapsul (powder) arahnya lebih ke pengobatan,” jelasnya.
Melihat kondisi bahwa produk serbuk lebih dijual dalam bentuk obat, Nandi menangkap peluang tersebut. Sebagai akademisi dengan basis keilmuan teknologi pangan, ia ingin mengombinasikan propolis powder yang notabenenya adalah nutraceutical menjadi produk pangan fungsional yang berkhasiat. Dalam pengembangannya, propolis hasil penelitian Nandi dapat menjadi minuman kesehatan yang bisa dikonsumsi secara rutin.
Menyasar Pasar Milenial
Nandi memaparkan, produk “Propobees” dibuat menjadi beberapa varian. Varian pertama adalah propolis powder murni. Produk ini merupakan propolis dengan kualitas premium yang dikemas dalam bentuk kapsul. Dosis pada produk ini setara dengan satu kali konsumsi propolis cair yang disarankan, sehingga produk ini cocok dikonsumsi ketika sakit atau imunitas tubuh sedang turun.
Sementara varian lainnya dikemas dalam bentuk serbuk oral dan minuman bubuk instan. Hal ini merupakan inovasi dari Nandi. Propolis powder dikombinasikan dengan minuman instan sehingga lebih mudah dikonsumsi oleh orang. “Kita coba meningkatkan konsumsi propolis dalam bentuk minuman yang menyehatkan. Tujuannya meningkatkan konsumsi propolis di Indonesia,” kata Nandi.
Propolis powder tersebut difortifikasikan ke sejumlah bahan minuman bubuk instan, yaitu cokelat, latte, green tea, dan original. Dosis pada produk minuman ringan ini lebih kecil dari produk premium. “Tujuannya memang bukan sebagai obat atau terapi, tetapi lebih untuk menjaga dan meningkatkan imun,” imbuhnya. Kombinasi dengan minuman bubuk instan bertujuan agar orang lebih mudah mengonsumsi propolis. Apalagi dengan rasa minuman kekinian, Nandi menyasar produk ini dapat dikonsumsi oleh kalangan milenial. “Rasa minumannya enak, tetapi tetap menyehatkan,” sambungnya.
Nandi memastikan bahwa proses fortifikasi tidak akan memengaruhi khasiat dari propolis tersebut. Propolis yang diberikan merupakan propolis yang sudah memiliki penyalut, sehingga tidak akan kehilangan khasiat saat dicampur dengan produk lain.
Selain itu, meskipun sudah dikombinasikan dengan sejumlah bahan minuman, sensasi dari minum propolis tersebut tetap ada. Produk minuman bubuk instan ini sudah dilakukan pengujian konsumsi kepada orang yang pernah atau rutin meminum propolis cair. Hasilnya, sensasi propolis masih terasa. “Meskipun minumnya green tea, sugesti minum propolisnya masih ada,” kata Nandi.
Kejar Pasar
Saat ini, sudah ada industri besar yang tertarik memproduksi lebih luas dari “Propobees”. Jika berhasil dikomersialisasikan, “Propobees” akan menjadi produk propolis pertama di dunia yang menggunakan teknologi mikroenkapsulasi serta produk propolis pertama yang dikemas dalam bentuk minuman bubuk instan.
Nandi menjelaskan, dengan teknologi tersebut, selain memberikan solusi atas permasalahan produk propolis yang telah beredar di pasaran, “Propobees” juga menawarkan keunggulan dan ciri khas berupa aroma dan rasa yang tidak menyengat, mengonsumsi propolis selayaknya menikmati minuman ringan, mudah dalam penyajian, terdispersi sempurna dalam air, senyawa aktif tidak akan mudah rusak, serta biaya distribusi yang lebih efisien.