NUBANDUNG.ID – Thomas Raffles mulai mengemban tugasnya di Hindia Belanda pada 1811 dan berakhir pada 1816. Ada banyak kebijakan dan kiprahnya yang dapat dikenang sampai saat ini, mulai dari aspek pemerintahan hingga botani.
Sebagai gubernur jenderal, berkuasa selama lima tahun memang terbilang cukup lama. Berikut fakta-faktanya.
Biografi Thomas Raffles
Sebenarnya, ia lahir di Port Morant, Jamaika, 6 Juli 1781. Gubernur jenderal ini bernama lengkap Thomas Stamford Bingley Raffles. Ia menjabat saat berusia 30 tahun pada masa kekuasaan Hindia Inggris, yaitu ketika Inggris mengambil alih jajahan-jajahan Kerajaan Belanda di Nusantara.
Ia membagi Pulau Jawa menjadi 17 karesidenan. Sistem karesidenan ini berlangsung cukup lama hingga tahun 1964, bahkan setelah Indonesia merdeka. Ia juga mengubah sistem pemerintahan yang semula oleh penguasa pribumi menjadi sistem pemerintahan kolonial yang bercorak Barat.
Selain meneliti flora dan fauna Indonesia, Raffles juga mengilhami penelitian tinggalan kuno, seperti Candi Borobudur dan Candi Prambanan. Ia dianggap sebagai orang pertama yang menemukan dan memulai pemugaran Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah.
Istri Raffles, Olivia Mariamne, meninggal pada 26 November 1814 saat berusia 43 tahun karena menderita penyakit malaria. Olivia menghembuskan nafas terakhirnya di Buitenzorg (Bogor) dan dimakamkan di Batavia (Jakarta).
Pada 1815 Raffles kembali ke Inggris setelah Jawa dikembalikan kepada Kerajaan Belanda seiring dengan berakhirnya Perang Napoleon.
Menulis buku History of Java
Dikutip dari kemdikbud.go.id, Raffles mengisahkan penelitiannya selama di Jawa dalam bentuk buku berjudul History of Java yang melegenda. Buku yang terbit pertama pada 1817 itu antara lain berisi tentang keadaan penduduk di Pulau Jawa. Selain itu, dikisahkan tentang adat istiadat, kondisi geografis, sistem pertanian dan perdagangan, bahasa dan agama di Jawa waktu itu.
Bersama Joseph Arnold—seorang ilmuwan, Raffles berjasa atas penemuan bunga terbesar di dunia saat melakukan ekspedisi ke Bengkulu pada 19 – 20 Mei 1818. Oleh karena itulah, bunga yang ditemukan diberi nama Rafflesia arnoldi. Ya, gabungan dari nama Raffles sebagai nama genus dan Arnoldi sebagai nama spesies.
Tahun 1818 Raffles kembali ke Sumatera dan pada 29 Januari 1819 mendirikan pos perdagangan bebas di ujung selatan Semenanjung Malaka. Lokasi ini kemudian dikenal sebagai Singapura.
Pendiri Singapura
Raffles menetapkan tanggal 6 Februari 1819 sebagai hari jadi Singapura modern. Kekuasaan atas pulau itu lalu dialihkan kepada Perusahaan Hindia Timur Britania. Singapura berkembang menjadi pelabuhan terbesar di dunia dan pusat perdagangan.
Di Singapura, nama Raffles digunakan di berbagai hal, seperti di dunia pendidikan, hotel, stasiun, museum hingga kelas di pesawat Singapore Airlines.
Ia memperoleh gelar bangsawan (Sir) pada 1817. Raffles adalah pendiri sekaligus ketua pertama Zoological Society of London yang dibentuk pada April 1826. Sehari sebelum usianya genap 45 tahun, yakni 5 Juli 1826, ia meninggal dunia karena stroke yang dideritanya.