NUBANDUNG - Di antara deretan kafe kekinian di kawasan wisata Braga Kota Bandung, terdapat satu tempat yang diisi belasan kios kuliner dengan harga terbilang miring. Lokasinya berada tak jauh dari Gedung Gas Negara, terletak di atas lorong menuju pemukiman RW 08 Kelurahan Braga.
Tempat yang dinamai Teras Braga tersebut belum lama diresmikan, yakni di penghujung 2020. Untuk mengakses kios kuliner tersebut, pengunjung dapat menapaki anak tangga menuju lantai dua yang terletak di sisi kanan lorong.
Area dengan luas 25x5 meter itu diisi setidaknya 14 tenant kuliner yang seluruhnya merupakan usaha warga sekitar. Mulai dari makanan berat seperti nasi kuning, timbel, ayam goreng, soto, hingga kudapan ringan kekinian seperti dimsum dan seblak.
Harga yang disajikan para tenant kuliner tersebut pun terbilang murah. Untuk seporsi nasi kuning misalnya, pengunjung cukup merogoh kocek Rp7.000 saja. Seporsi dimsum dengan tiga potong siomay dihargai Rp.10.500. Di tempat ini juga tersedia aneka minuman seperti kopi dan aneka jus dengan harga kaki lima.
Tempat ini cukup ramai dikunjungi warga di siang hari. Termasuk oleh para karyawan yang bekerja di sekitaran Braga di jam makan siang.
Tak sekadar tempat berburu kuliner, Teras Braga pun dapat dimanfaatkan sebagai tempat bekerja atau mengerjakan tugas. Terdapat cukup banyak port pengisi daya baterai smartphone atau laptop yang tersedia di tempat ini.
Bentuk areanya yang semi-outdoor memungkinan pengunjung untuk makan atau bekerja sembari memandang Jalan Braga dari ketinggian. Namun, suasana dapat terasa cukup 'gerah' bila udara di luar tengah terik.
Hal lain yang cukup istimewa adalah keberadaan pojok isi ulang air minum yang dapat diakses warga secara gratis. Air minum didapat lewat teknologi filstrasi 'Micro Filtration System' sehingga pengunjung dapat leluasa mengakses air mineral bila membutuhkan.
Selain area kuliner, area Teras Braga juga mencakup 'galeri' aneka lukisan yang berjejer di sepanjang lorong menuju pemukiman. Pengunjung dapat menikmati keindahan lukisan-lukisan tersebut sembari berswafoto, atau turut mengapresiasi karya warga dengan membeli yang disukai.
Tak perlu cemas masalah sanitasi, tak jauh dari area lukisan terdapat toilet umum dengan kebersihan yang baik. Tempat mencuci tangan dengan sabun untuk menjaga protokol kesehatan selama pandemi tersedia di area makan maupun toilet.
Sumber: ayobandung.com