Penulis Muhammad Tegar Yulianza
Secara garis besar, tentu pembaca tahu bahwa buku terbagi menjadi dua jenis: buku fiksi dan nonfiksi. Buku fiksi merupakan buku yang ditulis berdasarkan imajinasi seorang penulis. Walau ia tidak selalu berasal dari imajinasi, rekaan, atau khayalan, tetap saja di dalamnya terdapat ‘bumbu’ untuk memantik ‘emosi’ pembaca.
Adapun ciri sebuah buku fiksi di antaranya: bersifat imajinatif, kebenaran isinya relatif, bahasa yang digunakannya bersifat konotatif, menggunakan bahasa nonbaku, dan menyasar emosi pembaca. Contoh: Novel, cerpen, dan puisi.
Sedangkan buku nonfiksi adalah buku yang berisi kejadian yang benar terjadi. Selain itu, sifat buku tersebut yakni informatif. Artinya, seluruh isi buku nonfiksi merupakan kejadian nyata yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Dalam penyusunannya, buku nonfiksi biasa diambil dari pengamatan dan juga data yang telah valid kebenarannya. Bahasa yang digunakan dalam buku nonfiksi ialah denotatif, sehingga membuat pembaca dapat langsung memahami maksud dari buku tersebut.
Salah satu contoh buku nonfiksi ialah buku pengembangan diri, seperti buku Ali Zaenal Abidin yang berjudul Hidup Mau Ngapain? Berikut 3 manfaat yang didapatkan dari membaca buku pengembangan diri:
Membaca buku pengembangan diri akan membuat kita mengenal diri kita sendiri. Hal itu karena isi yang ada dalam buku tersebut membantu kita untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan yang kita miliki. Dengan begitu, kita tinggal menempatkan kemampuan kita ke dalam porsinya masing-masing agar menjadi lebih baik.
Introspeksi telah membantu kita dalam mengenal diri sendiri, sehingga hal itu dapat memudahkan ketika kita akan menentukan tujuan hidup. Karena itu, rasanya tak ada satu orang pun di dunia ini yang tidak memiliki tujuan hidup.
Dan dalam menentukan tujuan hidup, kita harus membuat sebuah pemetaan terlebih dahulu agar langkah yang akan kita lakukan tepat sasaran. Maka dengan membaca buku pengembangan hidup, kita akan dibantu dalam proses pemetaannya itu.
Setiap orang memiliki masalah dalam hidupnya. Bedanya, ada orang yang bisa menemukan dan memecahkan masalah hidupnya, ada juga yang tidak. Ada masalah yang sederhana, ada juga masalah yang rumit.
Hal itu wajar terjadi karena seseorang hidup dalam waktu yang lama sehingga melewati berbagai fase mulai bayi hingga tua. Dalam waktu tersebut beban masalah yang ada pun semakin lama semakin berat.
Di dalam buku pengembangan diri, baik yang bersifat eksplisit maupun implisit, selalu ada pelajaran yang dapat diambil. Secara tak sadar membaca buku pengembangan diri akan membantu kita dalam menemukan dan memecahkan masalah yang sedang kita hadapi.
Jadi, tak perlu khawatir dengan hidup ini, ya, apalagi bagi kamu pelahap buku karena tahu betul betapa berfaedahnya membaca buku.
Adapun ciri sebuah buku fiksi di antaranya: bersifat imajinatif, kebenaran isinya relatif, bahasa yang digunakannya bersifat konotatif, menggunakan bahasa nonbaku, dan menyasar emosi pembaca. Contoh: Novel, cerpen, dan puisi.
Sedangkan buku nonfiksi adalah buku yang berisi kejadian yang benar terjadi. Selain itu, sifat buku tersebut yakni informatif. Artinya, seluruh isi buku nonfiksi merupakan kejadian nyata yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Dalam penyusunannya, buku nonfiksi biasa diambil dari pengamatan dan juga data yang telah valid kebenarannya. Bahasa yang digunakan dalam buku nonfiksi ialah denotatif, sehingga membuat pembaca dapat langsung memahami maksud dari buku tersebut.
Salah satu contoh buku nonfiksi ialah buku pengembangan diri, seperti buku Ali Zaenal Abidin yang berjudul Hidup Mau Ngapain? Berikut 3 manfaat yang didapatkan dari membaca buku pengembangan diri:
1. Instrospeksi Diri
Membaca buku pengembangan diri akan membuat kita mengenal diri kita sendiri. Hal itu karena isi yang ada dalam buku tersebut membantu kita untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan yang kita miliki. Dengan begitu, kita tinggal menempatkan kemampuan kita ke dalam porsinya masing-masing agar menjadi lebih baik.
2. Tujuan Hidup
Introspeksi telah membantu kita dalam mengenal diri sendiri, sehingga hal itu dapat memudahkan ketika kita akan menentukan tujuan hidup. Karena itu, rasanya tak ada satu orang pun di dunia ini yang tidak memiliki tujuan hidup.
Dan dalam menentukan tujuan hidup, kita harus membuat sebuah pemetaan terlebih dahulu agar langkah yang akan kita lakukan tepat sasaran. Maka dengan membaca buku pengembangan hidup, kita akan dibantu dalam proses pemetaannya itu.
3. Memecahkan Masalah
Setiap orang memiliki masalah dalam hidupnya. Bedanya, ada orang yang bisa menemukan dan memecahkan masalah hidupnya, ada juga yang tidak. Ada masalah yang sederhana, ada juga masalah yang rumit.
Hal itu wajar terjadi karena seseorang hidup dalam waktu yang lama sehingga melewati berbagai fase mulai bayi hingga tua. Dalam waktu tersebut beban masalah yang ada pun semakin lama semakin berat.
Di dalam buku pengembangan diri, baik yang bersifat eksplisit maupun implisit, selalu ada pelajaran yang dapat diambil. Secara tak sadar membaca buku pengembangan diri akan membantu kita dalam menemukan dan memecahkan masalah yang sedang kita hadapi.
Jadi, tak perlu khawatir dengan hidup ini, ya, apalagi bagi kamu pelahap buku karena tahu betul betapa berfaedahnya membaca buku.