Penulis: Ismi Ajeng R., S.Pd., M.I.L, Guru SMKN 1 Cugenang
Stres atau ketegangan merupakan gangguan atau kekacauan mental dan emosional yang disebabkan oleh faktor luar (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2021). Sebagian besar orang tentunya pernah mengalami berbagai kekacauan dan kelelahan emosional dalam berbagai bentuk seperti sedih karena kepergian orang tua, cemas terhadap masa depan, gagal meraih sesuatu, mengalami peristiwa yang tidak diinginkan, marah pada kesalahan diri sendiri, dan sebagainya.
Jika hal ini dibiarkan maka akan menimbulkan luka batin dan jika tidak ada tindakan lebih lanjut akan berdampak jangka panjang terhadap luka yang terus menumpuk di dalam diri.
Sama halnya seperti luka di kaki atau tangan ketika saat jatuh dari sepeda, luka yang membekas di perasaan dan ingatan pun perlu untuk diobati. Artinya, luka tersebut tidak bisa sembuh dengan sendirinya. Jika seseorang yang menyimpan luka batin bertahun-tahun tanpa diobati maka akan menimbulkan infeksi terhadap sistem tubuh yang lainnya.
Self-healing atau menyembuhkan diri sendiri adalah hal yang sangat mungkin dilakukan oleh setiap orang. Self-healing ini merupakan sebuah proses untuk menyembuhkan diri dari luka batin yang kita miliki dengan bantuan kekuatan dalam diri kita. Bukan hal yang tidak mungkin untuk menyembuhkan luka dengan kekuatan yang ada dalam diri sendiri.
Namun hal ini tidak bisa disembuhkan secara instan. Karena untuk menyembuhkan luka yang ada, maka harus membuka kembali luka yang lama disimpan.
Pengertian Self-healing
Self-healing adalah proses pemulihan yang umumnya terjadi akibat gangguan psikologis, trauma, dan semacamnya, karena adanya luka batin masa lalu yang disebabkan oleh diri sendiri atau orang lain.
Menurut ilmu psikologi, self-healing adalah proses penyembuhan yang hanya melibatkan diri sendiri untuk bangkit dari penderitaan yang pernah dialami dan memulihkan diri dari luka batin.
Setiap orang secara naluri bisa menyembuhkan diri secara mental. Namun, terkadang pikiran negatif kita menghalangi kita untuk sembuh. Biasanya seseorang yang menuju sembuh akan menyadari saat pikiran negatif mereka muncul dan bisa memberi kenyamanan pada diri alih-alih menyalahkan diri sendiri.
Tujuan dari self-healing sendiri adalah untuk memahami diri sendiri, menerima ketidaksempurnaan, dan membentuk pikiran positif dari apa yang telah terjadi. Ketika berhasil melakukan self-healing, maka akan terbentuk pribadi yang lebih tegar dalam menghadapi kesulitan, kegagalan dan trauma di masa lalu.
Kelelahan emosi yang dialami oleh setiap individu bisa berbeda-beda. Kelelahan emosi seperti ini memacu seseorang bisa merasakan stres maupun ketegangan bahkan sampai depresi. Dalam hal ini seseorang bisa melakukan penyembuhan mandiri untuk meredakan luka batin akibat kelelahan emosi.
Dengan menerapkan self-healing yang menggunakan kekuatan yang ada dalam dirinya, seseorang mampu meredakan dan menghilangkan luka batin yang tersimpan di dalam dirinya. Tentunya hal ini bisa berdampak baik dalam proses pengendalian emosi bagi orang tersebut.
Adapun self-healing itu sendiri bisa dilakukan dengan menerapkan beberapa metode yang bisa dilakukan. Dan metode-metode tersebut bisa dipilih dan diterapkan oleh individu menyesuaikan dengan kebutuhan proses penyembuhannya.
Karena respon setiap orang dalam menerapkan self-healing tersebut tergantung pada keinginan, proses dan motivasi dari dalam dirinya sendiri. Hendaknya metode yang diterapkan dipilih dengan kondisi penyembuhan yang sesuai.
Cara Praktis Penerapan Self-Healing
Berbagai macam hal yang bisa dicoba sebagai penyembuhan luka yang dapat dilakukan oleh diri sendiri bisa disebut dengan metode penyembuhan diri. Proses penyembuhan luka batin ini akan berbeda pada setiap diri individu, tidak tergantung dari seberapa lama luka tersebut didiamkan dan disimpan. Melainkan dari keinginan individu tersebut untuk menyembuhkan luka dengan metode penyembuhan diri. Semakin cepat seseorang menerapkan self healing, semakin cepat pula luka batinnya sembuh.
Metode yang bisa diterapkan dalam penyembuhan luka batin diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Meluangkan waktu pribadi (Me Time)
Metode pertama dalam proses penyembuhan luka batin adalah dengan meluangkan waktu untuk diri sendiri atau me time. Me time ini dapat berguna untuk membuat setiap orang memikirkan dirinya terkebih dahulu. Terlepas dari bagaimana orang lain memperlakukan, diri kita masih bisa memilih untuk bahagia.
Ketika seseorang dapat meluangkan waktu pribadinya artinya angkah awal yang baik untuk berproses dalam penyembuhan luka batin. Karena ketika seseorang mendapatkan me time, maka akan timbul perasaan bahwa diri lebih bermakna.
Selain itu dapat merasakan bahwa pusat dari segala kehidupan ini adalah diri sendiri. Sehingga akan menyadari bahwa orang lain hanyalah pelengkap kebahagiaan bukan menjadi penentu kebahagiaan seseorang.
2. Berdialog dan Berdamai dengan diri sendiri dan keadaan
Ketika seseorang sudah mampu berdialog dengan diri sendiri, dan merenungi apa yang telah terjadi maka langkah selanjutnya adalah berusaha berdamai dengan keadaan.
Seperti ingatan-ingatan mengenai kejadian yang buruk dan membekas di hati sehingga sulit dihindari. Atau perasaan ingin mengulang kembali peristiwa sebelum terjadi hal yang tidak diinginkan agar menghindari peristiwa tersebut. Ada perasaan kecewa, sedih, marah dan menyalahkan semua peristiwa buruk yang sudah terjadi.
Maka hal yang dapat dilakukan adalah berusaha berbicara dengan diri sendiri, bahwa semua peristiwa buruk yang dialami, bukan untuk disalahkan dan tidak bisa dihindari.
Setiap peristiwa yang hadir dalam kehidupan kita, hendaknya dapat menjadi pembelajaran agar diri dapat lebih dewasa dan bijak dalam bersikap. Ketika seseorang mampu menerima dan berdamai dengan keadaan maka dia akan siap ketika berhadapan kembalu dengan peristiwa yang lebih buruk dibanding peristiwa-peristiwa yang dialami sebelumnya.
Yang harus diingat adalah bahwa setiap hal yang hadir dalam kehidupan kita sudah pasti ada campur tangan Tuhan di dalamnya. Seperti yang tertuang dalam QS. Al Baqarah 216 yang berbunyi “Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.”
Dari ayat tersebut kita dapat memahami bahwa kita harus dapat berprasangka baik kepada Allah ketika kita menerima ujian. Adapun bahwa nikmat dan karunia Allah itu lebih banyak dibandingkan cobaan-Nya untuk manusia. Maka seharusnya seseorang dapat berpikir positif ketika mendapat ujian dan menjadikan ujian itu sebagai nikmat dai Allah untuk hambaNya.
3. Mindfulness
Mindfulness merupakan cara yang dapat membantu seseorang dalam menghadapi masalah dalam kehidupan sehari-hari, entah dalam bentuk pekerjaan, hubungan atau sosial secara keseluruhan.
Mindfulness adalah cara untuk memusatkan perhatian terhadap apa yang terjadi dengan sadar tanpa adanya penilaian. Metode ini dapat menenangkan pikiran dan membuat hidup menjadi lebih baik.
Adapun cara menerapkan mindfulness diantaranya memulai hari dengan tujuan, menikmati proses makan, memberikan keseimbangan pada otak, melatih pikiran dan otot, serta tenang dan kendalikan diri saat mengemudi. Cara ini dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-sehari sehingga tujuan dari mindfulness akan dirasakan.
Dilansir dari Alodokter (2021), bahwa mindfulness ini dapat dikatakan menjadi suatu jenis meditasi yang dapat melatih seseorang untuk fokus terhadap keadaan sekitar dan emosi yang dirasakan serta menerimanya secara terbuka. Teknik meditasi ini tidak hanya bermanfaat pada kesehatan fisik, maupun juga pada kesehatan mentah.
4. Self Compassion
Bersikap baik pada diri sendiri atau self compassion merupakan cara menerima diri seutuhnya. Semua orang ingin diperlukan dengan baik, termasuk diri kita sendiri. Self compassion adalah bersikap baik kepada diri sendiri bahkan ketika hal-hal tidak terjadi seperti yang diinginkan.
Dengan melakukan self compassion, kita dapat mengakui bahwa perjuangan dan tantangan adalah bagian dari kehidupan setiap orang. Pentingnya menyadari perasaan yang dialami dan memperlakukan diri dengan kehangatan, perhatian dan pengertian, sama seperti kita melakukan hal tersebut kepada orang lain.
Ketika seseorang bisa menerima diri, artinya dia bisa menerima bahwa kesalahan adalah bagian penting dari perjalanan hidup yang kemudian berkontribusi pada cara dia memandang diri.
Mempraktikkan self compassion berarti melibatkan kemampuan untuk mengalami emosi tidak nyaman tanpa melebih-lebihkannya atau mengabaikannya. Sikap sadar dan seimbang ini membantu kita untuk tidak reaktif secara emosional. Untuk melatih praktik self compassion, cara yang dapat dilakukan, yaitu: (1) perlakukan diri sendiri sebagai seorang teman, (2) jadilah pengamat yang baik, (3) bicarakan hal yang baik pada diri sendiri, (4) buat list perasaan yang dialami dalam satu hari, dan (5) perhatikan diri sendiri.
5. Menulis
Menulis merupakan bentuk therapy jiwa dan penyembuh diri dari gangguan psikologis atau mengalami trauma. The power of writing yang belum sepenuhnya kita sadari untuk dapat menghilangkan energi-energi negatif yang ada di dalam diri kita sendiri.
Sebagai contoh adalah bapak presiden Republik Indonesia ke tiga, yakni BJ. Habibie yang memilih penyembuhan luka batin dengan menulis. Dikutip dari liputan 6, beliau mengalami Psikosomatik Malignant.
Beliau mengalami depresi setelah kepergian sang istri tercinta. Saat itu tim dokter mengajukan empat opsi pemulihan, yakni harus masuk rumah sakit jiwa, tinggal di rumah dengan pengawasan dokter, curhat ke orang terdekat, atau beliau menyelesaikannya sendiri. Akhirnya beliau pun memilih opsi keempat, menyelesaikannya sendiri.
Pak Habibie mulai menulis puisi, menuliskan semua kisah yang dialami beliau dengan sang istri. Tentu tidak mudah menuliskannya mengingat perasaan beliau sudah dipastikan mengalami pasang surut. Semua hal yang dirasakan oleh beliau dituangkan dalam sebuah tulisan. Akhirnya dengan menulis dapat mengurangi beban depresi yang menghimpit karena kehilangan sang istri. Dan hal ini ternyata sangat ampuh dan efektif.
Satu-satunya kunci agar menulis bisa menjadi bagian dari self healing therapy adalah dengan jujur kepada diri sendiri. Jangan pernah membohongi perasaan diri sendiri, dan jangan pula menyangkalnya. Menulis apa saja yang kita lihat, kita dengar dan kita rasakan. Jadikan hal ini menjadi kegemaran yang berkelanjutan.
Sebagian orang mungkin akan menganggap bahwa menulis hanyalah kegiatan sepele, tetapi dengan menulis itu bisa menjadi bagian sumber kekuatan ketika kita menuliskan apa yang ada di dalam pikiran kita. Apalagi di masa kini dimana kita sedang berdampingan hidup dengan pandemi covid-19 yang menuntut manusia bisa semakin kreatif dan fleksibel dalam beraktivitas serta mampu bertahan di tengah wabah yang belum usai dan masih berlanjut dalam ketidakpastian.
Trauma yang dialami selama berada dalam pandemi covid-19 ini hendaknya bisa di tuangkan lewat tulisan, dilakukan dan dimulai saat ini juga.
Tulisan ini pernah tayang di laman beritadisdik.com dengan judul: Mengenal Self Healing dan Metode Penerapannya.