Penulis: Nisrina Nara Nadifa | Mahasiswa Pascasarjana UHAMKA
Kata “digital” merupakan kata yang tidak asing dan sering kita dengar. Terutama pada tuntutan zaman kali ini untuk menghadapi revolusi 4.0 . Digitalisasi sudah merambah ke segala aspek atau bidang diantaranya adalah pendidikan. Era digital pada bidang pendidikan ini merupakan kesempatan bagi semua orang untuk belajar secara mandiri, kapan saja, dan dimana saja.
Sejalan dengan hal tersebut, Anggota Badan Standar Nasional Pendidikan yaitu Prof. Suyatno, Ph.D mengatakan, “Suatu saat, tahun 2035, semua sekolah itu tidak seperti saat ini, tidak dibutuhkan lagi. APPD untuk membangun sekolah, saya yakin sudah tidak ada lagi. Karena orang belajarnya sudah tidak dikotak-kotakan atau di kelas-kelas seperti saat ini. Hal ini disebabkan oleh revolusi 4.0”
Berbicara tentang revolusi 4.0, semua akan serba digital dan memanfaatkan teknologi. Dalam bidang pendidikan saat ini, sudah banyak sekolah yang memanfaatkan teknologi. Mulai dari modul digital sampai ujian berbasis teknologi.
Terutama dalam kondisi pandemi seperti saat ini seakan menuntut segala aspek untuk memanfaatkan teknologi daring. Adanya kebijakan social distancing, physical distancing, dan stay at home mengharuskan siswa untuk belajar dari rumah atau sekolah daring. Kondisi seperti ini menuntut Lembaga Pendidikan untuk melakukan inovasi dalam proses pembelajaran terutama dengan memaksimalkan pemanfaatan teknologi.
Tetapi dalam pelaksanaannya ada beberapa kendala terkait gagap teknologi di kalangan guru yang harus diatasi. Guru harus bisa mengukur sejauh mana kemampuan dan pemahamannya terhadap teknologi.
Guru Belajar Teknologi
Kondisi dan situasi saat ini menuntut guru untuk selalu belajar, terutama belajar bagaimana memaksimalkan pemanfaatan teknologi saat mengajar. Pembelajaran daring, luring, dan blended learning merupakan cara untuk guru melaksanakan proses pembelajaran.
Penguasaan teknologi dan proses adaptasi guru dalam menghadapi situasi yang berbeda dengan biasanya menjadi hal yang sangat penting. Hal ini tentu menjadi tantangan baru bagi guru. Sekolah daring saat pandemi yang kini berubah menjadi blended learning sangat bergantung pada teknologi. Bagaimana guru menggunakan berbagai macam software yang dikuasai sebagai fasilitas dalam pembelajaran.
Pembelajaran berbasis teknologi tentunya sangat mempermudah guru terutama di saat pandemi seperti saat ini. Selain itu manfaat teknologi bagi guru yaitu meningkatkan mutu pembelajaran, meningkatkan profesionalisme guru, meningkatkan efektifitas dan efisiensi manajemen pembelajaran, serta mempermudah penyampaian materi pembelajran dalam bentuk multimedia.
Manfaat dari teknologi juga bisa dirasakan oleh pendidik, seperti proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik sehingga lebih mudah dipahami, proses pembelajaran menjadi lebih interaktif, meningkatkan kualitas belajar siswa, serta proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja.
Guru Belajar Pedagogik
Selain dalam penggunaan teknlogi, paradigma guru dalam pedagogik pun harus bisa menyesuaikan dengan keadaan saat ini. Belajar memperdalam penggunaan teknologi harus berjalan beiringan dengan kemampuan pedagogik. Kemampuan pedagogik ialah kemampuan atau keterampilan guru dalam mengelola kelas, proses pembelajaran, serta interaksi dalam kegiatan belajar mengajar.
Salah satu kelemahan belajar daring dengan memanfaatkan teknologi adalah banyak hal yang memecah fokus siswa. Saat ini, sense of control seorang guru tidak lagi menjadi suatu hal yang perlu diperhatikan. Karena sangat sulit bagi guru mengontrol siswa dalam sekolah daring atau Pembelajaran Jarak Jauh.
Hal yang sangat mungkin dilakukan oleh seorang guru adalah dengan mendesain proses pembelajaran yang relevan dengan keadaan seperti saat ini dan menciptakan pembelajaran yang menarik bagi siswa.
Jika pembelajaran terus dilaksanakan dengan kegiatan monoton seperti guru berceramah dan siswa mendengarkan melalui video conference, maka hilanglah daya tarik siswa yang mengakibatkan pembelajaran bisa jadi tidak maksimal.
Teknologi super canggih akan sangat disayangkan jika tidak dimanfaatkan dengan desain pembelajaran yang menarik dan relevan. Maka teknologi dan kemampuan pedagogik harus saling beriringan.
Tidak ada salahnya bagi guru untuk terus mengembangkan kemampuan dalam dua hal tersebut. Guna terciptanya Kegiatan Belajar Mengajar yang semakin canggih, mengikuti perkembangan jaman, dan meningkatkkan kualitas pendidik serta peserta didik.
Oleh sebab itu, pendidik yang identik dengan tugasnya yaitu mengajar juga harus terus belajar. Belajar dari situasi dan kondisi, belajar beradaptasi dengan hal atau sesuatu yang baru, dan belajar meningkatkan kualitas serta aktualisasi diri.