NUBANDUNG – Pusat Layanan Konsultasi Psikologi (PLKP) Universitas Muhammadiyah Bandung (UMBandung) bekerja sama dengan TK dan SD Mutiara Embun Pagi mengadakan asesmen potensi siswa bagi siswa kelas 1, 2, dan 3 serta beberapa siswa TK Mutiara Embun Pagi, Kamis (21/10/2021).
Ketua PLKP UMBandung Novy Yulianty, M.Psi. mengatakan bahwa asesmen ini mengukur potensi siswa yang meliputi kecerdasan, sikap belajar, dan sosio-emosinya.
Misalnya aspek kecerdasan untuk mengetahui bagaimana kecerdasan dan sikap anak ketika belajar. Kemudian aspek sosio-emosional yang tidak kalah penting sebagai bekal anak-anak dalam kehidupan sehari-hari mereka.
”Semuanya ini nanti, selain juga untuk kerja sama antara PLKP dan (lembaga pendidikan) Mutiara Embun Pagi, tentunya membantu sekolah dalam menggali potensi siswa. Kepada orang tua juga dapat memberikan masukan yang lebih aplikatif dalam mengembangkan potensi anak,” ujar Novy.
Novy juga mengatakan bahwa dengan difasilitasinya tes potensi anak, sekolah akan terbantu dalam menggali dan mengembangkan potensi setiap anak.
”Setiap potensi anak nanti akan dipetakan karena pada dasarnya anak-anak itu tidak ada yang bodoh, kurang, malas, dan sebagainya. Justru mereka itu punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Jadi, dari tes ini diharapkan nanti semua itu potensi mereka bisa tergali sesuai dengan kemampuan diri mereka masing-masing,” lanjutnya.
Menanggapi hal yang sama, Kepala Sekolah Mutiara Embun Pagi Diantika Irma Ekawati, M.Pd. mengatakan, adanya asesmen atau penilaian potensi anak yang diadakan di kampus UMBandung, bisa membantu pihak sekolah untuk mengetahui sejauh mana perkembangan potensi anak tersebut.
”Selain itu, di sekolah kami juga ‘kan ada ekstrakurikuler, mungkin kalau misalkan potensinya sudah ketahuan, bisa lebih kami arahkan lagi. Kemudian orang tua terutama bisa lebih diajak bekerja sama untuk sama-sama mengembangkan potensi anaknya,” ujar Irma.
Dengan mengetahui potensi setiap anak, pihak sekolah juga, menurut Irma, akan bisa menjadi sekolah yang ramah anak tanpa harus menekan anak, sementara potensinya bukan di sana.
Terkait harapan ke depan, Irma mengatakan adanya satu visi, misi, dan satu jalan antara pendidikan anak di sekolah dan orang tua di rumah masing-masing.
”Harapan berikutnya yakni kita bisa lebih satu visi dan misi dengan orang tua ketika di sekolah didik seperti apa, orang tua pun di rumah melakukan hal yang sama, begitu pun sebaliknya setelah tahu potensi anaknya seperti apa,” jelasnya.
[Kontributor: Firman Katon]