Penulis: Wahyudin Darmalaksana, Pegiat Kelas Menulis UIN SGD Bandung
Kelas menulis sangat popular di pendidikan tinggi. Kelas ini biasanya dibuka untuk akademisi, baik dosen maupun mahasiswa. Sasaran kelas menulis di antaranya yang paling utama adalah peningkatan skill menulis karya akademik untuk publikasi di jurnal ilmiah.
Kelas menulis menjadi popular di pendidikan tinggi karena akademisi memiliki kewajiban melaksanakan penelitian (research) serta memublikasikan hasil penelitiannya dalam bentuk tulisan akademik (academic writing) agar temuan pengetahuan dapat diakses oleh publik.
Kelas menulis berperan sangat besar dalam peningkatan skill penulisan akademik. Para akademisi berlatih penulisan akademik di kelas menulis. Berbagai informasi mutahir seputar penulisan akademik diakses, dihimpun, dan disistematiskan menjadi pengetahuan praktis untuk pelatihan penulisan akademik.
Kelas menulis menyajikan prinsip-prinsip dan langkah-langkah praktis bagaimana menyajikan hasil penelitian dalam bentuk penulisan akademik. Bentuk penulisan dapat berupa tulisan personal masing-masing akademisi atau tulisan kelompok dosen dengan dosen, mahasiswa dengan mahasiswa, dan dosen dengan mahasiswa dalam bentuk kemitraan. Antar-personal dan antar-kelompok dapat berlangsung peer-review (reviu antar-sejawat) terhadap tulisan untuk meningkatkan kualitas.
Dalam siklus kelas menulis tersebut kemampuan skill akademisi dalam penulisan akademik dipastikan terus berkembang.
Pelaksanaan kelas menulis di berbagai pendidikan tinggi dunia umumnya berlangsung informal sebagai ekstra kurikuler. Dalam arti kelas menulis tidak berhubungan dengan sistem kredit semester (SKS) pada program kurikulum melalui penyelenggaraan formal di perkuliahan.
Ini mengandung pengertian bahwa mata kuliah di dalam program kurikulum seluruhnya tidak dapat dilepaskan dari penulisan akademik. Kelas menulis ekstra kurikuler dimaksudkan untuk menopang seluruh mata kuliah pada program kurikulum. Dapat dipahami pula bahwa kelas menulis merupakan perpaduan kurikulum antara formal dan non-formal.
Dosen ahli penulisan dapat berperan sebagai pelatih untuk mahasiswa. Kepesertaan mahasiswa dalam kelas menulis dapat dipertimbangkan untuk memperoleh imbalan dalam bentuk sertifikat yang setara dengan surat keterangan pendamping ijazah (SKPI).
Surat ini dapat dipahami sebagai bukti yang terukur tentang kemampuan skill akademik mahasiswa yang di kemudian hari bermanfaat sebagai penyerta ijazah ketika hendak mengakses dunia kerja.
Dewasa ini, kemampuan skill akademik dalam penulisan ilmiah sangat dibutuhkan di dunia kerja. Suatu perusahaan, dunia usaha, dunia kerja, industri, lembaga, dan institusi pasti membutuhkan ahli penelitian yang mampu menuliskan hasil penelitiannya secara ilmiah sebagai dasar untuk pertimbangan dalam memutuskan kebijakan bagi kepentingan kemajuan dan kesuksesan.
Daripada itu, kemajuan suatu negara salah satunya di hitung dari jumlah sumber daya manusia peneliti berbanding populasi penduduk. Setiap negara akan selalu mendorong peningkatan jumlah dan kualitas sumber daya manusia peneliti. Sumber daya manusia akademisi dengan kemampuan skill dalam penulisan akademik akan terus dibutuhkan di berbagai sektor hingga di masa yang akan datang.
Kelas menulis berperan menumbuhkan atmosfer akademik yang kondusif dalam penguatan pengajaran, penelitian, partisipasi masyarakat, inovasi, dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Berbagai tugas perkuliahan mencakup makalah dan laporan pelaksanaan praktek akan ditopang oleh kelas menulis. Penulisan tugas akhir akademisi berupa skripsi, tesis, dan disertasi dapat ditopang melalui kelas menulis.
Kewajiban akademisi dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan karya ilmiah serta publikasi di jurnal ilmiah harus terbantu melalui kelas menulis.
Kelas menulis berfungsi membentuk hubungan serius antar-akademisi hingga mendorong terbentuknya komunitas global penulisan akademik. Semua akademisi di dunia global mendapat tuntutan yang sama, yakni kapasitas skill penulisan akademik.
Melalui kelas menulis dapat terbentuk hubungan lintas program studi, hubungan lintas fakultas, dan hubungan lintas pendidikan tinggi. Pola relasi itu dapat terjadi bukan saja di suatu negara, melainkan dapat terjadi pula hubungan akademisi lintas negara dan lintas benua dalam tatanan kemajuan globalisasi.
Melalui pola hubungan ini dapat terjalin kerjasama, kemitraan, dan kolaborasi secara strategis.
Saat ini bukan era kompetisi, melainkan era kolaborasi. Memang semua pihak di seluruh negara diarahkan untuk mampu berdaya saing dalam percaturan global, namun kemenangan tidak mungkin dapat diperoleh melalui persaingan dan kompetisi tetapi dengan kolaborasi strategis.
Hal ini dapat terjadi karena semua pihak menerima keragaman dan mengakui distingsi, lokalitas, keunikan, dan keunggulan (excellency) masing-masing yang pasti dapat ditemukan di berbagai wilayah geografis. Kolaborasi pada gilirannya berperan sangat besar bagi kemanusiaan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bermanfaat untuk kelangsungan hidup bersama di planet bumi.
Kelas menulis dapat berlangsung secara online. Kelas menulis secara online tidak perlu dihadapkan dengan kendala. Sebab, komunikasi online telah menjadi tuntutan di abad 21.
Sejumlah pendidikan tinggi terkemuka di dunia telah memiliki pengalaman terbaik (best practice) dalam pelaksanaan academic writing secara online. Justru kelas online mesti dijadikan tantangan daripada kendala. Saat ini telah muncul berbagai platform aplikasi yang dapat dimanfaatkan dalam penyelenggaraan kelas menulis secara online.
Bahkan, aplikasi mutakhir yang lebih smart pasti akan terus berkembang. Abad 21 adalah era online dalam penyelenggaraan berbagai pembelajaran. Justru aktivitas online berperan besar dalam melipat waktu dan melipat jarak geografis. Melalui online waktu bisa lebih efisien dan peserta kelas menulis tidak akan terkendala jarak geografis.
Kelas menulis dapat diselenggarakan dalam ragam bentuk. Kelas ini dapat berlangsung untuk pencanangan forum ilmiah semisal konferensi (conference). Perhelatan konferensi dapat mengambil issue tertentu untuk diselenggarakan secara regular setiap tahun. Suatu issue di dalam konferensi pasti dapat dibicarakan dari berbagai lingkup (scope) keilmuan.
Setiap lingkup keilmuan dapat menyajikan suatu kajian secara independent atau secara interdisipliner melalui semangat integrase antar-disiplin ilmu. Dengan demikian, suatu permasalahan bangsa sangat dimungkinkan dapat ditemukan pemecahannya secara akademik melalui agenda konferensi. Agenda ini diarahkan hingga menghasilkan pencapaian (outcome) berupa publikasi artikel di jurnal ilmiah yang nota bene merupakan hasil riset ilmiah.
Pemangku kebijakan pada gilirannya dapat mengambil manfaat dari artikel ilmiah kalangan akademisi. Pencanangan konferensi ini diharapkan dapat terlaksana melalui pembentukan kelas-kelas menulis di seluruh pendidikan tinggi dengan berbagai ragam bentuknya.
Pendidikan tinggi dapat membentuk pusat penulisan (writing center) sebagai istilah lain dari kelas menulis. Profesor berperan menjadi tutor untuk kalangan doktor. Doktor berperan sebagai tutor untuk kalangan magister. Magister berperan menjadi tutor untuk kalangan sarjana. Dosen berperan sebagai tutor untuk kalangan mahasiswa.
Pada kelas menulis disiapkan para ahli penulisan akademik yang memainkan peran sebagai fasilitator. Beberapa praktek dapat dilaksanakan pada kelas menulis, seperti detox, treatment, peer-review, feedback, dan writing sprint.
Selebihnya, kelas menulis dapat disiapkan dalam beberapa pola, seperti writing community (komunitas penulisan) writing retreat (pengasingan menulis), dan writing camp (kemah penulisan). Bentuk kelas menulis berpulang pada kondis dan konteks situasi pendidikan tinggi.
Indonesia sedang menuju usia emas pada 2045. Berbagai tantangan masih dihadapi bangsa Indonesia. Sumber daya manusia unggul penulisan akademik perlu disiapkan dari kelas menulis.
Tulisan ini sudah tayang di weblog yudidarma.id, dengan judul: "INDONESIA MENULIS: Sebuah Proposal Penyelenggaraan Kelas Menulis".