Kapan sukses itu datang? Tidak tahu dong, wong saya belum jadi orang sukses. Wkwkwkwkwk. Yang pasti, tdak ada sukses yang datang secepat harapan. Kesuksesan adalah kumpulan perjalanan hidup dari satu titik ke titik lain dalam rangka mewujudkan makna kehidupan.
Kesuksesan bukan sekadar pencapaian. Bukan hanya hasil akhir dari sebuah usaha panjang. Kemudian, kita bisa berpuas diri dan berhenti bergerak. Kesuksesan yang sesungguhnya adalah saat kita meraih makna kehidupan.
Makna tersebut kita tangkap lalu menebarkannya pada sesama manusia.Karena sukses bukan hasil yang sekejap, maka tidak perlu risau dengan banyaknya kendala dan rintangan. Bahkan, tidak sedikit kita menemui kegagalan.
Ya, tidak ada satu pun manusia yang ingin mengalami kegagalan dalam hidupnya. Pasti semua ingin berhasil tanpa kendala apapun dalam meraihnya. Bahkan, saking takut pada kegagalan, tidak sedikit orang menghalalkan segala cara untuk memperoleh keberhasilan. Mereka lupa, tindakan demikian sejatinya merusak makna kesuksesan dan menciderai nilai-nilai kemanusiaan.
Betapapun kerasanya kita berusaha, kegagalan dalam hidup hampir pasti pernah menghampiri. Kegagalan adalah bukti fitrah manusia sebagai makhluk yang tak luput dari kekurangan. Setiap manusia pasti memiliki keterbatasan. Kita bukan Tuhan, maka gagal adalah sifat yang amat manusiawi.
Kegagalan juga mengajarkan kita untuk hidup berdampingan dengan manusia lain. Sehebat apapun kita, tatkala terjatuh, maka kita akan butuh uluran tangan orang lain.
Ya, tidak ada satu pun manusia yang ingin mengalami kegagalan dalam hidupnya. Pasti semua ingin berhasil tanpa kendala apapun dalam meraihnya. Bahkan, saking takut pada kegagalan, tidak sedikit orang menghalalkan segala cara untuk memperoleh keberhasilan. Mereka lupa, tindakan demikian sejatinya merusak makna kesuksesan dan menciderai nilai-nilai kemanusiaan.
Betapapun kerasanya kita berusaha, kegagalan dalam hidup hampir pasti pernah menghampiri. Kegagalan adalah bukti fitrah manusia sebagai makhluk yang tak luput dari kekurangan. Setiap manusia pasti memiliki keterbatasan. Kita bukan Tuhan, maka gagal adalah sifat yang amat manusiawi.
Kegagalan juga mengajarkan kita untuk hidup berdampingan dengan manusia lain. Sehebat apapun kita, tatkala terjatuh, maka kita akan butuh uluran tangan orang lain.
Hidup memang tidak selalu harus bangun. Ada kalanya kita terjatuh. Maka jatuh bangun adalah proses kehidupan yang harmonis. Di situlah, kita akan menyadari bahwa manusia selalu saling membutuhkan.
Meskipun demikian, bukan berarti kita harus menerima begitu saja semua kegagalan yang menimpa. Apalagi menuding dan menyalahkan takdir. Pada akhirnya, kita hanya akan pasrah tanpa mau berbuat untuk memperbaiki.
Saat mengalami kegagalan, tindakan yang harus segera dilakukan adalah sebuah evaluasi. Menyalahkan kegagalan pada pihak lain hanya memuaskan diri sesaat. Tidak akan ada solusi yang tepat selain hanya berkutat pada perasaan emosional. Berpikirlah rasional dan bertindaklah secara objektif.
Saat melakukan sesuatu, kita pun harus selalu membuat pertimbangan yang matang. Di situlah kita dituntut untuk berpikir jernih dan rasional. Kita pun harus terus berhati-hati dalam menentukan tindakan dan keputusan. Sikap inilah yang akan membentuk pribadi yang berkualitas.
Saat usaha kita mengalami kegagalan, segeralah lakukan evaluasi. Jangan terlarut pada keterpurukan, apalagi hanya menyalahkan pihak lain. Pikirkan kembali proses panjang yang kita lalui dalam berusaha. Kenali kendala apa saja yang menghalangi dan cara kita menghadapi kendala tersebut.
Meskipun demikian, bukan berarti kita harus menerima begitu saja semua kegagalan yang menimpa. Apalagi menuding dan menyalahkan takdir. Pada akhirnya, kita hanya akan pasrah tanpa mau berbuat untuk memperbaiki.
Saat mengalami kegagalan, tindakan yang harus segera dilakukan adalah sebuah evaluasi. Menyalahkan kegagalan pada pihak lain hanya memuaskan diri sesaat. Tidak akan ada solusi yang tepat selain hanya berkutat pada perasaan emosional. Berpikirlah rasional dan bertindaklah secara objektif.
Saat melakukan sesuatu, kita pun harus selalu membuat pertimbangan yang matang. Di situlah kita dituntut untuk berpikir jernih dan rasional. Kita pun harus terus berhati-hati dalam menentukan tindakan dan keputusan. Sikap inilah yang akan membentuk pribadi yang berkualitas.
Saat usaha kita mengalami kegagalan, segeralah lakukan evaluasi. Jangan terlarut pada keterpurukan, apalagi hanya menyalahkan pihak lain. Pikirkan kembali proses panjang yang kita lalui dalam berusaha. Kenali kendala apa saja yang menghalangi dan cara kita menghadapi kendala tersebut.
Renungkan, apakah cara kita menghadapi kendala itu benar atau salah. Buatlah koreksi atas tindakan-tindakan salah yang pernah dilakukan. Dan, mulailah kembali berusaha dengan langkah baru yang lebih matang. Cag Dulu ya!