Sebut saja namanya Putri. Seorang ibu muda berusia 24 tahun. Pada tahun 2012 jatuh sakit. Dia berobat kepada dokter langganannya dan disuruh istirahat dengan hasil diagnosa terserang sakit typus.
Beberapa hari kemudian kondisinya melemah. Putri pun berobat ke dokter penyakit dalam di pusat kota Bandung. Dari pemeriksaan dokter itu diketahui Putri mengalami sakit maag akut. Perutnya membengkak sekali.
Setelah beberapa kali berobat dan menghabiskan obat yang diberikan dokter, kondisi Putri makin lemah. Dia sudah tak kuat berjalan tegak. Perut sampai dadanya terasa sesak dan nyeri. Dia pun mengalami rasa cemas dan takut untuk ke dokter kembali.
Suaminya akan membawanya ke rumah sakit Islam yang ada di Bandung. Tetapi Putri bergeming dan membisiki suaminya bahwa dirinya merasa khawatir. Suaminya mengira Putri takut karena banyak mendengar berita kasus mal praktek terjadi atau pasien hanya ditangani pekerja yang masih praktek belajar.
Tetapi ternyata Putri sejak kecil tidak biasa minum obat sintetik berupa pil yang biasa diberikan dokter. Hanya kemarin ketika diperiksa kepada dua dokter tak jauh dari tempat tinggalnya dia mau menghabiskan obatnya. Dan karena kondisi badannya tidak berubah bahkan makin terasa nyeri Putri menjadi ketakutan.
Dengan berbagai pertimbangan tersebut Putri dibawa ke seorang terapis ahli pengobatan herbal. Kebetulan lokasinya masih di kota Bandung. Dari pemeriksaan awal didiagnosa Putri menderita sakit maag akut dan pembengkakan limfa dan liver.
Dia disarankan berobat jalan setiap minggu dua kali. Proses pengobatan secara herbal ini harus dijalaninya selama 5 bulan. Awalnya dia menjalani pengobatan dengan mengkonsumsi ramuan herbal yang serba pahit seperti daun sambiloto dan lainnya.
Beberapa waktu kemudian Putri pun menjalani terapy dengan mengkonsumsi jus buah-buahan. Seperti jus sirsak untuk penyembuhan penyakit lambungnya. Putri pun menjalani terapy cuci darah dengan mengkonsumsi jus buah bit.
Selain itu dia pun diharuskan menghentikan makanan yang keras ke usus. Menghentikan makanan yang berlemak atau berminyak, yang pedas, asam atau yang berpengawet. Hanya madu dan telur yang boleh dikonsumsi selain bubur dan nasi lembek.
Untuk memulihkan bagian yang nyeri dan bengkak di bagian luarnya setiap malam Putri dibaluri suaminya dengan daging buah asem dicampur kayu putih dan sedikit gula merah. Selain itu dia pun tidak boleh kena air dingin selama 5 bulan.
Proses pengobatan secara herbal alami itu dijalaninya dengan tekun dan sabar. Seraya tidak putus berdoa kepada Allah karena seperti kata ahli herbal katakan sumber kesembuhan itu adalah Allah. Kita hanya menjalani usaha pengobatannya.
Selain itu Putri pun dikondisikan supaya mengurangi dan menghentikan aktifitasnya bekerja di kantor. Karena dibutuhkan ketenangan pikiran yang menunjang untuk kesehatan.
Setelah lima bulan menjalani terapi dan memasuki bulan ke enam di pertengahan tahun 2013 alhamdulilah Putri kembali pulih. Pembengkakan hebat di perutnya sudah pulih. Mekipun tetap harus hati-hati menjaga kesehatn badannya.
Meskipun harus kehilangan aktifitas pekerjaan di kantor Putri kini menjadi lebih ceria dan senang. Sakit lambung, limfa dan liver (hepatitis) yang dideritanya sudah terlewati. Waktu yang panjang bagi kesembuhan tidak berarti dibandingkan dengan kesehatannya.
Kini dia pun terbebas dari efek samping akibat racun setelah pengobatan, sebab dia tak menggunakan obat sintetik. Ramuan herbal alami memah lebih aman bagi dirinya.