Biasanya boneka-boneka itu berlenggang kangkung di alun-alun Kota Bandung. Menyapa dan menghibur warga yang tengah pelesir. Tentu, sambil berharap uang kecil.
Akibat PPKM, alun-alun terkunci dan mereka pun berpencar di berbagai ruas jalan kota. Kebanyakan mengumpul di area perempatan jalan.
Melihat peluang menyebarkan pesan ke masyarakat, Forum Masyarakat Sadar Pandemi (disingkat Formasi.bdg) mencoba merangkul para boneka sebagi media komunikasi COVID-19. Mereka memegang poster-poster untuk ditunjukkan ke warga yang melintas atau berhenti di lampu merah.
Karena keterbatasan insentif yang dapat diberikan, Formasi.bdg tidak bisa meminta bonek-boneka itu memegang poster dalam durasi yang panjang.
Untuk mengefektifkan waktu yang terbatas, dibuat taktik-taktik sbb:
1. Beragam poster yang disiapkan mesti memiliki pesan yang atraktif sekaligus edukatif. Permainan kalimat pendek yang lucu atau provokatif menjadi kunci untuk menarik perhatian warga yang melintas cepat sekelebat. Sebetulnya, prinsip ini adalah esensi penyusunan pesan poster apapun. Bukan kalimat panjang berisi rupa-rupa pesan-pesan tapi kalimat singkat yang harus bisa menangkap perhatian.
2. Tugas para boneka bukan hanya menunjukkan poster pada warga namun juga mencoba membangun interaksi minimum. Yang dimaksud interaksi minimum adalah komunikasi nonverbal, seperti gerakkan tangan, angkat jempol, atau gerakan lainnya untuk membantu menangkap perhatian dan sekaligus mengajak warga mendukung isi pesan. Dengan interaksi mininum diharapkan pesan lebih berbekas untuk diingat warga.
3. Amplifikasi via media sosial. Kesempatan menyampaikan pesan yang lebih panjang terjadi di ranah media sosial. Maka itu, saat beraksi, bonek-boneka di foto kemudian di-post di media sosial.
Komunikasi via boneka-boneka di jalanan tentu tidak diharapkan untuk mengubah sikap apalagi perilaku warga yang tengah melintas. Namun, mereka memiliki peran yang tidak kalah penting seperti poster umumnya, yaitu mengingatkan warga.
Mengingatkan akan pentingnya segera mengambil vaksin COVID-19 merk apapun yang tersedia. Mengingatkan warga akan pandemi yang belum usai. Mengingatkan warga selalu melindungi diri dan orang-orang sekitar dengan cara beristiqomah melakukan 3M+.
Bukan hanya kita saja yang berharap pandemi ini segera usai. Para boneka itu pun berharap bisa kembali ke alun-alun yang lebih rindang, dikerubuti anak-anak. Bukan di tempat yang dikepung asap knalpot kendaraan bermotor. (Rilis formasi.bdg)