NUBANDUNG - Seorang tukang cukur rambut di Gunungkidul Yogyakarta memiliki cara yang menarik dalam menggait hati konsumennya.
Di tengah pandemi seperti ini, pria yang diketahui merupakan lulusan S2 Universitas Negeri Yogyakarta membuat konsep cukur sesukamu bayar seikhlasmu agar memberikan semangat agar para warga tetap modis di tengah pandemi.
Pandemi Covid-19 menyebabkan warga yang ada harus bekerja dari rumah dengan berbagai keterbatasan yang ada. Berawal dari banyaknya warga yang kurang modis karena tidak dapat keluar dari rumah seorang tukang cukur bernama Ahmad Juwanda, warga Desa Baleharjo, Kecamatan Wonosar, Gunungkidul memiliki cara yang unik agar menarik hati para konsumen yang ada.
Ahmad Juwanda menerapkan konsep potong rambut sesukamu bayar seikhlasmu agar para warga yang ada tetap modis selama masa pandemi.
Ide awal menerapkan konsep tersebut berasal dari keinginannya untuk memberikan edukasi kepada warga Gunungkidul meskipun di tengah pandemi, warga harus tetap stylish dan modis selama masa pandemi
"Sehingga warga yang sedang kesulitan uang tetap dapat merasakan cukur rambut tanpa perlu khawatir lagi kehabisan dana," jelasnya.
Terlebih, tempatnya bekerja didesain layaknya standar babershop sehingga para pengunjung akan tertarik dan betah untuk memotong kan rambut milik mereka
Tak hanya di situ saja, di masa pandemi seperti ini, Ahmad Juwanda juga menerapkan protokoler kesehatan agar tetap memberikan kenyamanan kepada para pengunjung.
Konsep potong sesukamu bayar seikhlasnya ternyata menarik para pengunjung yang ada. Warga mengaku di tengah pandemi seperti ini kebutuhan warga agar tetap modis sangatlah diperlukan.
"Di tengah pandemi yang ada warga harus berhemat sehingga, kalau harus ke salon, harus memutar otak," jelas salah satu konsumen Erfanto Linangkung.
Yang lebih menarik dari tempat potong ini adalah background sang Ahmad Juwanda yang ternyata merupakan lulusan S2 Universitas Negeri Yogyakarta tahun 2019 jurusan IPS.
Ahmad Juwanda mengaku, meski memiliki strata pendidikan yang tinggi tidak membuatnya malu dan sungkan untuk menjadi tukang potong rambut. Berbekal keahlian yang didapatkannya secara otodidak selama menempuh S1 dan S2, Ahmad Juwanda merasa tidak perlu malu untuk melakukan usaha.