NUBANDUNG - Budaya Sunda adalah budaya yang tumbuh dan hidup dalam masyarakat Sunda. Kalau kita jalan-jalan ke Bandung yang kental dengan budaya sundanya, terlihat karakter masyarakat Sunda yang periang, ramah-tamah, murah senyum, lemah-lembut, dan sangat menghormati orang tua.
Kebudayaan Sunda merupakan salah satu kebudayaan yang menjadi sumber kekayaan Indonesia yang perlu dilestarikan.
Berikut ini seni budaya Sunda yang tersohor:
1. Tari Jaipongan
Tari jaipongan adalah sebuah jenis tari pergaulan tradisional masyarakat Sunda. Tarian ini berasal dari Karawang, Jawa Barat dan sangat populer di Indonesia.
Tarian ini diciptakan oleh H. Suanda sekitar tahun 1976. Jaipongan pun menjadi sarana hiburan masyarakat Karawang. Tarian ini menggabungkan beberapa elemen seni tradisi Karawang antara lain pencak silat, wayang golek, topeng banjet, ketuk tilu, rebab, sinden, dan lainnya.
Penari jaipongan menggunakan pakaian tradisional Sunda, yaitu sampur, sinjang, apok. Ciri khas tari jaipongan yakni keceriaan, erotis, humoris, semangat, spontanitas, dan kesederhanaan. Tarian ini semakin terkenal setelah dipentaskan di TVRI stasiun pusat Jakarta. Setelah itu, tari jaipongan semakin terkenal dan meningkatkan frekuensi pertunjukan, di televisi, acara hajatan, serta perayaan-perayaan yang digelar pemerintah maupun swasta, hingga mancanegara.
2. Wayang Golek
Wayang golek merupakan salah satu budaya Sunda yang tersohor hingga mancanegara. Wayang golek terbuat dari bahan kayu yang merupakan hasil perkembangan wayang kulit. Budaya Sunda ini pertama kali dikenalkan oleh Sunan Kudus di daerah Kudus yang dikenal dengan nama Wayang Menak. Lalu diperkenalkan di Cirebon dengan nama Wayang Cepak) lalu Parahyangan.
Sunan Kudus menggunakan wayang golek untuk menyebarkan Islam di masyarakat. Wayang dipertontonkan siang dan malam hari dengan sumber cerita lokal dan sarat dengan pesan agama Islam.
Wayang golek sangat terkenal di wilayah Jawa Barat. Daerah penyebarannya terbentang dari Cirebon hingga Banten. Wayang golek yang terkenal dalam budaya Sunda yakni Si Cepot.
Cara memainkan wayang golek sama dengan wayang kulit dari daerah Jawa Tengah. Wayang golek dikendalikan oleh dalang. Dalang dapat memainkan banyak karakter dengan suara yang berbeda.
3. Sisingaan
Sisingaan atau gotong singa adalah salah satu jenis seni budaya Sunda khas Subang, Jawa Barat. Boneka singa ukuran besar digotong dengan menggunakan tandu.
Sisingaan terbuat dari kayu. Bulunya terbuat dari benang rafia dan badan dibungkus dengan kain.
Budaya Sunda ini diilhami dari cerita serial Reog di Jawa Timur, yang menceritakan suka cita perjalanan para pengawal raja Singa Barong dari kerajaan Lodaya saat menuju kerajaan Daha. Meskipun raja terkenal bengis dan angkuh, tetapi para pengawal setia memikul tandu yang ditiduri oleh Raja Singa Barong.
Kini sisingaan digunakan untuk sunatan, kedatangan tamu khusus, arak-arakan budaya yang digelar di Bandung atau di mancanegara.
4. Tarian Kuda Renggong
Tarian kuda renggong merupakan salah satu seni budaya Sunda yang berasal dari Sumedang. Seni budaya ini menampilkan 1 hingga 4 ekor kuda yang dapat menari mengikuti irama musik. Di atas kuda-kuda tersebut biasanya duduk seorang anak yang baru saja dikhitan atau seorang tokoh masyarakat. Cara berjalan kuda telah dilatih untuk menari mengikuti irama musik terutama kendang.
Kuda juga dipilih yang tegap, kuat, dengan asesori kuda dan perlengkapan musik pengiring, serta para penari. Semakin hari tarian kuda renggong semakin semarak. Kini Kuda Renggong telah menjadi komoditi pariwisata yang dikenal secara nasional maupun mancanegara.
5. Angklung
Angklung adalah salah satu alat musik tradisional Jawa Barat paling populer. Alat musik ini dibuat dari bambu, dibunyikan dengan cara digoyangkan. Bunyi angklung disebabkan oleh benturan badan pipa bambu sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada baik besar maupun kecil.
Awalnya, angklung dimainkan berkaitan dengan upacara panen padi. Kemudian berkembang menjadi pertunjukan iring-iringan.
Alat musik ini lalu menyebar ke seantero Jawa, Kalimantan dan Sumatera, hingga ke mancanegara. Bahkan sejak 1966, Udjo Ngalagena atau Mang Udjo tokoh angklung mengembangkan teknik permainan berdasarkan laras-laras pelog, salendro, dan madenda.
Dia mengajarkan masyarakat bermain angklung dan mendirikan Saung Angklung Udjo. Kini, angklung terdaftar sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia dari UNESCO sejak November 2010.