Totoh Abdul Fatah Ghazali, Ulama Sunda Keturunan Prabu Siliwangi

Notification

×

Iklan

Iklan

Totoh Abdul Fatah Ghazali, Ulama Sunda Keturunan Prabu Siliwangi

Kamis, 29 Juli 2021 | 09:11 WIB Last Updated 2021-09-15T16:36:42Z


NUBANDUNG
- Totoh Abdul Fatah Ghazali rahimahullah lahir di Garut, Jawa Barat, 31 Agustus 1931 meninggal dunia, 1 September 2001 merupakan sesepuh sekaligus ulama kharismatik Jawa Barat yang terus mengabdikan hidupnya untuk kemaslahatan umat dan bangsa. Drs. K.H. Totoh Abdul Fatah Ghazali, S.H., terkenal sebagai dai kondang di Jawa Barat.


Drs. K.H. Totoh Abdul Fatah Ghazali putra Rd. Ma'muni Rasyid Ghazali (Mas Amuni) putra Syekh Rd. Moh. Syarif putra Syekh Rd. Moh. Aonillah (Mama Serang Cibiuk; Penghulu Priangan) putra Syekh Rd. Moh. Ashim (Parakanmuncang) putra Sunan Bunikasih/Dalem Emas putra Sunan Rumenggong/Prabu Layaran wangi putra Prabu Siliwangi 2/Raden pamanah rasa + Nyi Putri Inten Dewata. 


Syekh Rd. Moh. Ashim menikah dengan Rd. Ayu Kebumen, putra Waliyullah Ja'far Shiddiq (Sunan Haruman). Ibunya adalah Rd. Siti Rahmah putri K.H. Abdurrahman Alatas, adik Syekh Rd. Moh. Syarif. 


Ajengan Totoh Lahir di Limbangan, Garut, 7 Agustus 1937 dari keturunan bangsawan juga ulama.


K.H. Totoh Abdul Fatah Ghazali rahimahullah pernah menimba ilmu di Pesantren Situgede Monggor Limbangan Garut, lalu Pesantren Cikelepu Limbangan Garut, kemudian Pesantren CikalamaCicalengka, tahun 1951. Pak Totoh melanjutkan pendidikannya ke sekolah umum, SMP dan SMA Muslimin Bandung. Di era 70-an melanjutkan ke Fakultas Hukum Universitas Islam Nusantara (UNINUS) Bandung. 


Sempat menjalankan bisnis sapi di Bandung hingga melanglang ke Tulung Agung. Di Tulung Agung, bersama rekan-rekannya mendirikan Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel kelas jauh, yang sekarang menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Tulungagung. 


K.H. Totoh Abdul Fatah Ghazali menjadi Wakil Dekan I periode 1968 hingga 1972, sebelum kembali ke Kota Bandung. Di Kota Bandung Ghazali kemudian aktif berdakwah dan menjadi pengurus Majelis Ulama Indonesia di Kota Bandung dan Jawa Barat.


Dikarenakan kemiripan nama, K.H. Totoh Abdul Fatah Ghazali sering dipertukarkan dengan dua tokoh lain yang masih berkerabat dekat, yaitu almarhum K.H. Totoh Abdul Fatah Maulany (Ketua Majelis Ulama Indonesia; Anggota MPR; Pimpinan Pondok Pesantren Al Jawami), dan almarhum K.H. Totoh Abdul Fatah Muhyidin (Pimpinan Pondok Pesantren Sukaraja; ahli hadits). 


Ketiganya merupakan keturunan tokoh penyebar agama Islam di Garut, yaitu Kiai Nur Muhammad dan Rd. Moh. Aonillah.


Pak Totoh lebih dikenal sebagai pendakwah di kalangan masyarakat berbahasa Sunda. Julian Millie, seorang antropolog dari Monash University menyatakan bahwa dia piawai mengemas ajaran-ajaran Islam bagi khalayak sasarannya yang utama, yaitu penduduk desa di Jawa Barat.


Pak Totoh berpulang ke Rahmatullah (wafat) pada hari Minggu, 06 Mei 2001 M (01 Ramadhan 1422 H) Pukul 03.00 WIB di kediamannya setelah menderita sakit kanker dan dimakamkan di pemakaman keluarga Kyai Abdurrahman Alatas, Desa Cikelepu, Limbangan, Garut


K.H. Totoh Abdul Fatah Ghazali, sosok yang cerdas, kharismatik, dan bijak...Dakwahnya sangat mudah dimengerti audiens.


Sumber: wikipedia.org 


Dengarkan ceramahnya dalam bahasa Sunda dibawah ini