NUBANDUNG - Garut merupakan salah satu kota di Jawa Barat yang punya beragam tempat wisata menarik. Tak hanya terkenal dengan wisata air panas, Garut juga menyimpan potensi wisata air terjun, desa adat, pantai, hingga gunung.
Di Garut, Gunung Guntur adalah salah satu destinasi wisata alam favorit wisatawan, bahkan warga lokal sendiri. Gunung berapi yang masih aktif ini memiliki pesona yang akan membuat pengunjung berdecak kagum akan alam yang indah. Tak heran bila gunung ini menjadi destinasi petualangan para pendaki di akhir pekan, selain Gunung Papandayan dan Gunung Cikuray.
Bagi yang ingin mencari alternatif pendakian di kawasan Garut, Gunung Guntur bisa menjadi pilihan yang tepat. Gunung ini memiliki berbagai daya tarik yang membuat banyak pendaki penasaran untuk datang. Berikut adalah keistimewaan Gunung Guntur yang harus kamu ketahui:
Punya 2 kaldera besar dan dalam
Dari puncak Gunung Guntur kamu akan disuguhkan berbagai pemandangan indah. Salah satu pemandangan yang dapat kamu nikmati adalah kawah yang terbentuk akibat letusan dahsyat pada dahulu kala. Letusan tersebut kemudian menimbulkan jejak sejarah vulkanis berupa bentangan luas dua kaldera yang dalam.
Kedua kaldera tersebut adalah Kaldera Pangkalan di sebelah timur dan Kaldera Gandapura di sebelah barat gunung. Meskipun belum sepopuler kaldera di Gunung Rinjani dan Tambora, keindahan kedua kaldera di Gunung Guntur dan udara pegunungan yang sejuk bisa menjadikan momen pendakian kamu semakin berkesan.
Memiliki 4 puncak
Gunung Guntur merupakan nama sebuah puncak dari deretan pegunungan api. Di bagian puncaknya, terdapat beberapa kerucut puncak gunung yang membentuk kelompok besar dan berjajar mulai dari arah barat laut ke tenggara. Puncak tertingginya adalah Puncak Masigit, dilanjutkan Puncak Guntur, Puncak Parupuyan, dan Puncak Kabuyutan.
Puncak 1 atau Puncak Guntur merupakan sabana yang luas yang dijadikan sebagai lahan berkemah para pendaki. Dari puncak 1, kamu bisa menikmati pemandangan matahari terbit dengan latar pemandangan Kota Garut, Gunung Cikuray, dan Gunung Papandayan. Puncak 1 pun semakin istimewa karena memiliki kawah yang luas yang bisa kamu kunjungi.
Menariknya, ada pemandangan yang cukup unik di Puncak 1 Gunung Guntur. Babi hutan yang berkeliaran mencari makanan di setiap tenda pendaki bisa menjadi objek fotografi kamu. Pastikan kamu tidak menyimpan barang-barang di luar tenda agar tidak menarik perhatian babi hutan untuk mengganggu.
Puncak selanjutnya adalah Puncak 2 atau Puncak Kabuyutan yang ditandai dengan adanya Tugu GPS dari ahli vulkanologi. Di puncak ini, pemandangannya lebih indah. Kamu pun bisa melihat Puncak 1 yang dipenuhi tenda para pendaki dan kawah Gunung Guntur di Puncak 1 dengan jelas saat cuaca cerah.
Uniknya, di Puncak Parupuyan terdapat tanah yang mengeluarkan asap belerang. Tanah tersebut terasa panas, sehingga dimanfaatkan pendaki untuk menghangatkan badan. Sementara Puncak 3 (Puncak Parupuyan) dan Puncak 4 (Puncak Masigit) tidak memiliki tanda atau tugu. Kedua puncak yang terletak di sebelah timur Gunung Guntur juga ini menawarkan pemandangan yang indah.
Sabana yang mempesona
Selain memiliki jalur pendakian yang menantang, Gunung Guntur juga terkenal akan sabana cantik yang bisa ditemui saat perjalanan mendekati puncak. Sabana ini terbilang unik karena hanya ditumbuhi lalang yang wajib kamu jadikan sebagai latar belakang berfoto. Dari sini, kamu juga bisa melihat pemandangan Kota Garut dari ketinggian dan lereng Gunung Guntur sebagai latar belakangnya.
Spot sunrise terbaik di Garut
Pemandangan dari atas Gunung Guntur begitu memesona. Salah satu pemandangan yang paling disukai para pendaki adalah warna langit saat matahari terbit. Pada waktu subuh, kamu bisa menyaksikan momen matahari terbit yang sempurna dari puncak. Panorama akan semakin cantik saat posisi matahari semakin tinggi. Kamu akan melihat siluet Gunung Papandayan, Cikuray, dan Gunung Ciremai saat cuaca cerah.
Lokasi dan akses Gunung Guntur
Gunung Guntur berada di Kecamatan Tarogong Kaler atau berjarak 7 kilometer dari pusat Kota Garut. Gunung berapi yang memiliki ketinggian 2.249 mdpl ini sering disebut “Semeru Mini” karena memiliki karakter trek berpasir dan kerikil layaknya Gunung Semeru.
Medan pendakian Gunung Guntur dikenal berat karena tidak memiliki banyak pepohonan, sehingga terlihat gundul dan tandus. Selain itu, gunung ini memiliki kemiringan yang curam dan stabilitas tanah yang tergolong labil, sehingga rentan longsor. Oleh karena itu, banyak pendaki melakukan empada subuh, sore, bahkan malam hari karena cuaca tidak terik.
Untuk menuju Gunung Guntur, pendaki biasa melewati jalur resmi via Citiis. Jalur pendakian yang ditemukan oleh Frans Junghun ini merupakan yang termudah. Menurut berbagai sumber, Frans Junghun adalah pendaki berkebangsaan Jerman yang pernah mendaki Gunung Guntur pada 1837.
Jika memilih jalur Curug Citiis, kamu harus menuju Kampung Citiis, Tarogong Kaler. Dari pusat Kota Garut, melajulah ke kawasan Tarogong hingga menemukan SPBU Tanjung atau RM. Raja Sate Khas Garut. SPBU Tanjung sering dijadikan tempat pertemuan para pendaki yang hendak menuju em Citiis. Di SPBU ini, terdapat jalan yang mengarah ke Kampung Citiis. Kamu harus menggunakan jasa ojek untuk menempuh perjalanan.
Dari em di Kampung Citiis, kamu bisa melanjutkan perjalanan menuju Curug Citiis melewati lokasi bekas penambangan pasir Citiis. Melajulah hingga menemui pipa saluran air di sisi jalan. Ikuti pipa tersebut melewati hutan yang rindang dan ladang milik warga hingga kamu menemukan Curug Citiis. emini sering digunakan pendaki sebagai tempat istirahat sembari menikmati airnya yang bersih dan dingin.
Dari Curug Citiis, medan menuju Pos 2 dan 3 akan berubah menjadi menanjak tajam dengan kontur tanah pasir dan berbatuan hingga sampai di Curug Citiis bagian atas. Setelah itu, kamu dapat berjalan santai melalui jalur landai dan melewati hutan rindang dan sabana dengan lalang berwarna kecokelatan. Jalur landai ini akan berakhir saat kamu tiba di Pos 3.
Setibanya di pos ini, kamu diharuskan melapor diri ke pos penjaga untuk keamanan, sekaligus pendataan ulang. Pos 3 adalah lahan berkemah bagi para pendaki. Pendaki kini dilarang berkemah di puncak karena banyaknya kasus kecelakaan yang terjadi, seperti tersambar petir, jatuh terpelesat, hingga tertimpa batuan. Di pos ini, kamu bisa menemukan sungai dengan air bersih yang bisa digunakan untuk isi ulang logistik air.
Biasanya, para pendaki mulai melakukan emke Puncak 1 sebelum subuh agar bisa mengejar matahari terbit. Namun, medan yang dilalui untuk mencapai puncak sangat berat. Jalur berpasir dengan kemiringan tanah sekitar 45 derajat membuat langkah kaki terasa berat. Menjelang siang hari, hawa panas membuat banyak pendaki memilih tidak melanjutkan ke Puncak 2, 3, dan 4.
Jika ingin mencoba naik ke Puncak 2, kamu butuh sekitar 30 menit berjalan kaki dari Puncak 1. Treknya tidak terlalu terjal dibanding perjalanan dari Pos 3 menuju Puncak 1. Selain itu, terdapat dua jalur yang bisa kamu pilih, yaitu jalur kiri dengan pemandangan kawah gunung dan jalur kanan dengan pemandangan Puncak Masigit.
Jika ingin melanjutkan perjalanan ke Puncak 3, kamu harus turun terlebih dahulu dari Puncak 2, lalu kembali mendaki bukit yang menjadi Puncak 3. Sementara itu, untuk menuju Puncak 4 dibutuhkan stamina yang lebih kuat karena jalur yang lebih terjal.
Fasilitas dan akomodasi
Fasilitas yang secara resmi disediakan pengelola belum tersedia di kawasan Gunung Guntur. Bagi yang ingin melakukan pendakian melalui Curug Citiis, kamu tetap harus mengurus administrasi untuk pendakian di em sendiri. Sementara itu, jika ingin menginap kamu bisa menyewa rumah warga yang berada di sekitar pos awal.
Jalur pendakian via Curug Citiis cenderung aman karena sudah memiliki trek yang jelas. Kamu pun tak akan kehausan selama perjalanan karena akan menemukan sumber air bersih untuk keperluan logistik pendakian di sepanjang perjalanan, seperti sungai dan air terjun. Makanya, tak heran bila Gunung Guntur menjadi salah satu gunung favorit para pendaki.
Harga tiket masuk dan jam operasional
Untuk masuk kawasan gunung, kamu akan dikenakan biaya Rp3.000 per motor dan Rp5.000 per mobil. Sementara tiket masuk SIMAKSI (surat izin masuk kawasan konservasi) adalah Rp15.000 per orang. Tiket tersebut sudah termasuk asuransi, biaya masuk, dan biaya berkemah.
Jika kamu datang menggunakan kendaraan pribadi, siapkan uang lebih untuk membayar parkir di sekitar area em Curug Citiis. Biayanya adalah Rp10.000 per kendaraan, baik motor atau mobil.
Trek menantang yang dimiliki Gunung Guntur tampaknya tak membuat nyali pendaki ciut. Sebaliknya, banyak pendaki yang datang dan ingin membuktikan sendiri tantangan di medan yang cukup berat ini.Oleh karena itu, pastikan kamu juga mencoba daki gunung satu ini bila ada kesempatan pada suatu hari nanti. Keindahan puncak Gunung Guntur tak boleh kamu abaikan begitu saja.