NUBANDUNG – Jika berjalan-jalan ke Kota Bandung dan kebetulan sedang mencari hewan peliharaan, mampirlah ke Pasar Burung Sukahaji.
Di depan pasar, jangan kaget kalau banyak anak ayam, anak itik, berbagai jenis burung, dan berbagai pakan ternak berjejer. Selain itu, jangan kaget juga kalau akan ada penjual hewan yang akan menawarkan hewan dagangannya kepada pengunjung.
Kondisi ekonomi penjualan hewan di Pasar Burung Sukahaji cukup merosot. Sejak 2012, Usman (32) berjualan ayam dan kucing di Pasar Sukahaji. Setiap tahun pendapatannya tidak bertambah.
”Dahulu laku bagus, beda sama sekarang. Dari tahun ke tahun perbedaannya jauh,” kata Usman.
Usman mengaku bahwa dahulu pendapatannya bisa mencapai Rp10-15 juta per bulan. Sekarang Usman hanya mendapatkan Rp4 jutaan/bulan.
”Kalau dahulu kucingnya bisa dijual dengan harga sejuta. Sekarang hanya empat ratus ribu,” ucap Usman.
Harus diakui, aku Usman, daya beli masyarakat hari ini semakin turun. Hewan dagangan Usman tetap laku, tetapi tidak seperti dahulu.
Kucing yang dijual oleh Usman di antaranya kucing Persia Himalaya, pig nose, dan anggora. Usman mendapatkan hewan tersebut dari penyedia yang datang ke pasar atau dia yang sengaja datang ke rumah penyedia hewan.
Berbeda halnya dengan Yani Rohayani (55). Penjual kucing terbanyak satu-satunya di Pasar Burung Sukahaji ini juga sudah lima tahun berdagang burung, bebek, itik, dan ayam.
Yani mengakui, menjadi pengusaha jual beli binatang kondisinya cukup stabil. Daripada menjual makanan seperti yang tengah dilakukannya tepat di depan kios binatangnya, justru penjualan binatang lebih bagus daripada makanan.
”Makanan mah cepet basi,” kata Yani.
Pelbagai binatang yang Yani punya diambil dari Soreang, Banjaran, hingga Cimahi. Dia sengaja mendatangi para pengembang biak untuk dijual kembali di Sukahaji.
Ketika ditanya soal pemeliharaan, Yani kerap selektif dalam membeli binatang. Misalnya kucing, dia akan memilih kucing sehat dan sudah disuntik vaksin yang disertai keterangan buku vaksin.
”Ya, kalau di sini tiba-tiba sakit atau mati juga pernah kejadian. Saya suntik saja. Kalau yang tiba-tiba mati kan enggak ketahuan ya sudah rugi aja,” ujarnya.
Setiap dua minggu sekali, Yani memandikan kucing jualannya. Pemberian vitamin dan vaksin tidak dia lakukan lagi. Tugasnya hanya memberikan makan binatang supaya tetap hidup sampai mereka dibawa pembeli.
Kucing tersebut berjumlah dua puluh ekor. Meskipun bersin-bersin, lidah menjulur bak anjing, dan mata yang diduga terkena jamur, mereka tetap berkata kucing-kucingnya sehat dan menunggu dibeli pulang.
Kepala Pasar Sukahaji, Panji Adi, berkata bahwa beberapa kali Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan mengecek pasar untuk bersosialisasi ke pedagang mengenai satwa yang dilindungi.
”Tahun 2017 kemarin pun dari kedinasan memberikan vaksin kepada hewan di sana,” katanya.