Dulu kalau saya habis pulang dari sungai Cimanuk, Ibu saya selalu menyimpan kueh pavorit yang manisnya minta ampun.
Tapi, ketika ada teman yang bertanya gini: “Ron…, makanan kesukaan kamu apa sih?”
Dengan agak sedikit tersipu memalukan, saya menjawab: “Kueh burayot“
“Hahaha…, Burayot!” teman saya itu agak sedikit kegatelan gak bisa tahan tawa.
Emang sih, namanya agak sedikit pornografis. Karena "burayot" itu identik dengan sesuatu yang menggantung. Eit.., jangan aneh-aneh mikirnya dong.
Betul, nih, bahwa di kabupaten Garut, tempat saya lahir, ada kuliner yang unik dan lucu namanya, tetapi rasanya….emhh. Manis! Semanis kamu yang baca tulisan ini dong. Hahaha
"Heueuh..Burayot tea". Kue khas masyarakat Garut dan sekitarnya yang punya rasa manis dan renyah karena digoreng dalam suhu yang amat panas.
Tapi, bentuknya memang bikin kita ingin menahan tawa. Hehehe, ngaburayot.
Akibatnya, istri saya sebelum menyukai kueh burayot sempat "ngabirigidig". Jijik! tapi enak. Katanya sambil tersipu malu.
"Burayot tea atuh..." kesombongan saya pun lahir.
