Suatu ketika Rasulullah Muhammad Saw. berkisah tentang kebaikan seorang pemuda pada seekor hewan. Saat itu, kisah Rasul, seorang lelaki sedang melakukan perjalanan. Ia sangat kehausan, lalu mencari sumur. Setelah menemukan sumur, ia masuk ke dalamnya untuk minum air.
Setelah ia keluar, ternyata ada seekor anjing yang menjulurkan lidahnya dan memakan pasir karena kehausan. Dalam hatinya, lelaki itu menggumam, “Anjing ini telah merasa kehausan seperti yang telah aku rasakan.”
Ia pun kembali masuk ke dalam sumur itu, lalu memenuhi sepatunya dengan air, dan menggigitnya seraya memanjat hingga sampai ke permukaan. Sesampainya di atas, ia lantas memberikannya kepada anjing tersebut untuk diminum, sehingga Allah Swt. berterima kasih kepadanya dan mengampuni dosanya.
Para sahabat waktu itu, bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah kami akan mendapat pahala dengan memberi minum binatang ternak?”
Nabi Saw. menjawab, “Pada setiap limpa yang basah terdapat pahala.”
Hadis riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim di atas, mengindikasikan kita harus memperlakukan hewan secara baik. Dengan memperlakukannya secara baik dan beradab, insyaAllah dosa kita akan diampuni Tuhan, sehingga pintu Surga akan terbuka lebar untuk kita masuki.
Memperlakukan hewan – entah itu binatang ternak atau hewan lain – jelas merupakan amalan ringan yang berpahala besar. Penggalan matan hadits “maka, Allah berterima kasih kepadanya dan mengampuni dosanya” mengisyaratkan bahwa perlakuan yang baik kepada seekor hewan akan membawa kita memasuki surga. Dosa-dosa kita akan diampuni Allah, sehingga pengampunan-Nya ini akan mengantarkan kita untuk bisa memasuki surga dari salah satu pintu.
Apalagi kalau kita berbuat baik kepada hewan ternak; tentunya akan dicatat sebagai kebaikan. Perlakuan baik itu diantaranya: memberi makan, memberi minum, dan memberikannya kandang. Ketika Nabi Saw. menjawab, bahwa “pada setiap limpa yang basah terdapat pahala”, hal ini mengindikasikan kita akan masuk surga dengan memberi makan dan minum seekor binatang. Sebab, tindakan ini ialah wujud dari kebaikan, sehingga berhak atas pahala dari-Nya.
Ketika kita mendapatkan pahala kebaikan, hal ini artinya kita dapat memasuki surga sebagai balasan perbuatan baik. Rasul Saw. bersabda, “Barangsiapa memiliki satu pahala kebaikan, maka ia akan masuk surga.” (HR. Thabrani).
Ilustrasi perlakuan baik kepada seekor hewan yang diketengahkan Rasul Saw., dalam hadis yang dikutip pada awal tulisan, ialah sebuah kiasan yang cerdas. Memberi minuman kepada seekor anjing pun termasuk kebaikan. Apalagi memberikan makan dan minum kepada hewan ternak kita. Tentunya akan mendapatkan pahala kebaikan yang berlipat ganda.
Bahkan, di dalam salah satu riwayat dijelaskan, bahwa ada seekor anjing yang hampir mati kehausan. Kemudian, seorang wanita berprofesi pelacur dari kalangan Bani Israel melihatnya. Ia pun melepas sepatunya dan mengambil air untuk anjing tersebut kemudian memberinya minum, maka Allah swt. pun mengampuni dosanya atas tindakannya ini. (HR. Bukhari dan Muslim).
Kendati ia seorang pelacur dan telah melakukan dosa besar, namun karena tindakan memberi minuman binatang tersebut, ia mendapatkan reward dari Allah; dosa-dosanya dihapuskan, dan dimasukkan ke dalam surga. Namun sebaliknya, menelantarkan dan memperlakukan buruk seekor hewan akan menjerumuskan kita pada siksa-Nya.
Nabi saw. bersabda, “Seorang wanita mendapat siksa karena seekor kucing yang diikatnya sampai mati. Ia tidak memberi makan atau juga minum ketika ia mengikatnya dan ia tidak membiarkannya sehingga bebas makan serangga tanah.” (HR. Muttafaq alaih).
Karena itu, di luar jenis binatang Tikus, Kalajengking, burung bangkai, anjing rabies, dan binatang yang menyebarkan virus, terbuka lebar peluang berbuat baik untuk bekal kita memasuki jannatun na’im melalui pintu bernama baabul khair. Nabi saw. bersabda, “Ada lima binatang jahat, hendaknya dibunuh meski di tanah haram: tikus, kalajengking, burung bangkai, dan anjing rabies.” (HR. Bukhari).
Perlakuan baik kepada hewan, menunjukkan bahwa Islam merupakan agama kasih sayang, lalu pemeliharaan binatang juga harus berdasarkan prikemanusiaan. Kasih sayang Islam terhadap hewan telah jauh hari diajarkan dan dilakukan jauh hari sebelum aktivis lingkungan dan para pecinta binatang di negara-negara Barat.
Dengan penjelasan di atas, antara surga dan perbuatan baik – meskipun itu dilakukan kepada binatang sekalipun – jaraknya sangat berdekatan. Memperlakukan dengan baik hewan di sekitar kita ialah sebuah bentuk sedekah yang dapat mengantarkan kita memasuki surga.