Ada satu hal yang membuat saya tertawa kecil-geli. Tentang budaya atau kebiasaan masyarakat kita. Ketika masyarakat membaca tulisan “dilarang buang sampah di tempat ini”, maka dalam sekejap tempat itu akan dipenuhi sampah. Akan tetapi, tong sampah atau los sampah besar, yang disekitarnya terpampang tulisan “Buanglah sampah pada tempatnya” tidak sejorok tempat yang pertama.
Itulah kebiasaan kita hari ini. Selalu menentang aturan yang diberikan secara terbalik. Ketika dilarang membuang sampah di suatu tempat, selalu saja ada orang yang nekat melakukannya.
Kita, karena sudah melekat menjadi kebudayaan jelek, kalau membuang sampah selalu bukan pada tempatnya. Apabila ada suatu tempat yang bertuliskan “dilarang buang sampah di tempat ini”, akan terlihat secara tidak indah tumpukan sampah.
Padahal, di samping kirinya ada tempat pembuangan sampah. Akibatnya, tempat itu terlihat semakin melebar saja kejorokannya.
Mungkin, untuk sekadar mengibuli orang-orang yang suka melakukan hal itu adalah menuliskan di tempat pembuangan sampah, “dilarang buang sampah di sini”. Dan, tentunya jangan menuliskan di tempat yang seharusnya bebas dari sampah, tulisan “silahkan buang sampah di sini”. Sebab, bangsa kita selalu mengambil enaknya saja.
Mungkin, untuk sekadar mengibuli orang-orang yang suka melakukan hal itu adalah menuliskan di tempat pembuangan sampah, “dilarang buang sampah di sini”. Dan, tentunya jangan menuliskan di tempat yang seharusnya bebas dari sampah, tulisan “silahkan buang sampah di sini”. Sebab, bangsa kita selalu mengambil enaknya saja.
Ya, dalam pikiran kita sampah itu harus dibuang bukan pada tempatnya. Ironis sekali, bung! Akibatnya banyak sampah di setiap sudut yang berbudaya dan beragama sekalipun. Hihihihi