NUBANDUNG - Sejumlah santri di Kabupaten Bandung mendapatkan pelatihan dasar pengenalan pembuatan website dan dunia digital. Para santri ini harus mengambil peranan penting dalam perubahan yang cukup cepat terkait serangan digitalisasi yang cukup agresif.
Pelatihan bernama LAILATUL CODING tersebut memberikan kesempatan bagi santri untuk mendapatkan bekal masuk ke dalam dunia era digital. Menurut Ketua Pelaksana Lailatul Coding Mohammad Ryan Januar Akbar, pertumbuhan bangsa dan negara harus disikapi positif oleh para santri dengan bekal informasi teknologi yang mencukupi.
Santri yang mengikuti kegiatan berasal dari 31 kecamatan yang ada di Kabupaten Bandung. “Para santri ini akan mempunyai dasar dalam pembuatan website. Mereka diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk membuat website masjid di kecamatan masing-masing,” ujar Ryan dalam siaran persnya, Ahad (9/5).
Ryan mengatakan, pengenalan materi dasar terkait mendukung digitalisasi santri dan masjid selain website seperti pembuatan titik koordinat masjid agar mudah dilacak oleh aplikasi pengarah perjalanan, pembuatan QRIS atau metode pembayaran instan menggunakan QR Code. Selain itu, ada pula pelatihan setup software pendukung pembuatan website
“Targetnya peserta akan meluncurkan website masjid karya santri dalam semalam,” katanya.
Ryan mengatakan, para peserta merupakan perwakilan pesantren di 31 kecamatan di Kabupaten Bandung. Masing-masing pesantren memberikan 2 orang santri untuk mengikuti kegiatan ini dengan total keseluruhan peserta berjumlah 62 peserta pelatihan.
Founder Lailatul Qoding Dyan R Helmi mengatakan, sebenarnya program ini sudah digelar sejak 2014 silam. Namun saat itu, pelaksanaannya tidak sebanyak sekarang.
Program ini awalnya mendapat dukungan dari Kemenkominfo, tetapi sekarang ada dukungan penuh dari Kadin Indonesia Provinsi Jawa barat. “Kadin Indonesia Provinsi Jawa barat melihat program ini positif. Kami pun mendorong digelar lagi di Kabupaten Bandung. Pasalnya kita menangkap program Bupati Bandung tentang Ameng atau Aya Seratus Macam Wisata Enggal di Kabupaten Bandung,” kata Helmi.
Terkait hal itu, Ryan yang juga menjabat Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Provinsi Jawa Barat Bidang Koperasi dan UMKM mengatakan, peserta pelatihan juga nantinya didorong untuk membuat website di pesantren masing-masing. Salah satu fiturnya adalah e-commerce yang mana rencana pendampingan ini selaras dengan program Pemprov Jabar yaitu OPOP (One Pesantren One Product).
"Seiring waktu, pesantren yang dibina oleh Kadin Indonesia Provinsi Jawa barat untuk memiliki produk-produk unggulan, yang nanti nya akan menjadi pilar baru untuk pertumbuhan ekonomi pasca pandemi," katanya.
Wakil Ketua Umun Bidang Ekonomi Kreatif Kadin Indonesia Provinsi Jabar M Helmi Reinoldy berharap, event Lailatul Coding dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi kreatif khususnya di Kabupaten Bandung. Dengan adanya pemahaman mengenai teknologi membantu para penggerak usaha di bidang kreatif dapat tumbuh dan berkompetisi.
"Dalam hal ini memaksimalkan pemasaran menggunakan teknologi website akan membantu brand ditemukan oleh banyak orang. Semoga event ini bisa terserap dengan maksimal dan berjalan dengan lancar," kata Helmy.