Kita hidup di suatu tempat yang begitu dekat dengan kata "muslim". Banyak orang di sekitar kita menyatakan dirinya "muslim," beriman kepada Allah dan Muhammad Rasul-Nya. Bahkan, setiap orang seolah menjadi muslim “begitu saja” sejak dikandung dan dilahirkan oleh ibunya.
Karena kita menjadi muslim sejak lahir, apakah itu salah?
Seperti halnya tanaman yang harus dipelihara dan dirawat dengan baik agar subur dan menghasilkan bunga yang cantik, begitu pula keimanan kita. Jangan biarkan keimanan kita layu dan kering.
Iman harus dipelihara karena iman seseorang itu selalu bergerak, bisa naik dan turun. Yaziidu wa yanqushu. Iman yang terus meningkat membumbung tinggi, itulah yaziidu.
Kadang, suatu saat iman tersebut menurun dan melemah, itulah yanqushu. Maka, peliharalah iman agar tetap stabil, bahkan terus meningkat dari waktu ke waktu.
Cara memelihara iman agar selalu terjaga dengan baik, bahkan terus meningkat adalah dengan tafakur—berpikir, tadabbur—merenung, dan tasyakur—bersyukur.
Lakukanlah evaluasi secara berkala. Buatlah catatan amal harian yang kita lakukan. Ambillah jeda setelah shalat dan sebelum beristirahat di malam hari. Sempatkan selalu untuk bermuhasabah, merenungi aktivitas harian kita. Tanyalah pada diri sendiri, sudahkan iman kita berbuah amalan yang baik.
Dengan evaluasi seperti itu, kita pun akan mengetahui apakah iman kita semakin meningkat dari waktu ke waktu ataukah sebaliknya.
Keimanan jangan dibiarkan begitu saja. Karena iman yang lemah dan dibiarkan terus-menerus menurun akan membawa kita pada kekafiran.
Menurunnya iman dapat disebabkan banyak hal, terutama maksiat yang terus-menerus dikerjakan. Ibarat sebuah tabungan, dosa-dosa kecil yang kita tabur, lama-lama akan terus menggunung dan menutup hati kita dari kebenaran dan kebaikan.
Buka kembali lembaran yang telah lalu. Sudah berulang kali disebutkan bahwa iman sejati adalah yang terejawantahkan dalam perbuatan nyata, bukan hanya diikrarkan oleh hati dan lisan. Maka, senantiasa jaga amalan baik kita untuk memelihara iman agar tetap terawat dengan baik.
Iman yang terawat dengan baik pun akan menjadi pintu mudahnya rezeki. Rezeki tidak selalu berupa materi, namun juga bisa terwujud dalam kesehatan, teman-teman yang baik, kemudahan dalam berusaha dan berkarya, serta pikiran dan hati yang selalu jernih terjaga.
Seperti halnya tanaman yang harus dipelihara dan dirawat dengan baik agar subur dan menghasilkan bunga yang cantik, begitu pula keimanan kita. Jangan biarkan keimanan kita layu dan kering.
Iman harus dipelihara karena iman seseorang itu selalu bergerak, bisa naik dan turun. Yaziidu wa yanqushu. Iman yang terus meningkat membumbung tinggi, itulah yaziidu.
Kadang, suatu saat iman tersebut menurun dan melemah, itulah yanqushu. Maka, peliharalah iman agar tetap stabil, bahkan terus meningkat dari waktu ke waktu.
Cara memelihara iman agar selalu terjaga dengan baik, bahkan terus meningkat adalah dengan tafakur—berpikir, tadabbur—merenung, dan tasyakur—bersyukur.
Lakukanlah evaluasi secara berkala. Buatlah catatan amal harian yang kita lakukan. Ambillah jeda setelah shalat dan sebelum beristirahat di malam hari. Sempatkan selalu untuk bermuhasabah, merenungi aktivitas harian kita. Tanyalah pada diri sendiri, sudahkan iman kita berbuah amalan yang baik.
Dengan evaluasi seperti itu, kita pun akan mengetahui apakah iman kita semakin meningkat dari waktu ke waktu ataukah sebaliknya.
Keimanan jangan dibiarkan begitu saja. Karena iman yang lemah dan dibiarkan terus-menerus menurun akan membawa kita pada kekafiran.
Menurunnya iman dapat disebabkan banyak hal, terutama maksiat yang terus-menerus dikerjakan. Ibarat sebuah tabungan, dosa-dosa kecil yang kita tabur, lama-lama akan terus menggunung dan menutup hati kita dari kebenaran dan kebaikan.
Buka kembali lembaran yang telah lalu. Sudah berulang kali disebutkan bahwa iman sejati adalah yang terejawantahkan dalam perbuatan nyata, bukan hanya diikrarkan oleh hati dan lisan. Maka, senantiasa jaga amalan baik kita untuk memelihara iman agar tetap terawat dengan baik.
Iman yang terawat dengan baik pun akan menjadi pintu mudahnya rezeki. Rezeki tidak selalu berupa materi, namun juga bisa terwujud dalam kesehatan, teman-teman yang baik, kemudahan dalam berusaha dan berkarya, serta pikiran dan hati yang selalu jernih terjaga.