NUBANDUNG - Kota Bandung memiliki banyak pesona untuk dikunjungi. Kawasan Pecinan (kampong cina) atau China Town juga ada di Bandung. Bahkan, keberadaan China Town di Bandung sudah ada sebelum zaman perang kemerdekaan. Puncaknya di masa perang kemerdekaan yaitu peristiwa Bandung Lautan Api. Hingga saat ini, kegiatan etnis Tionghoa di Bandung terpusat di Jalan Sudirman, Astana Anyar, Cibadak dan Kosambi.
Anda yang sedang berada di Bandung wajib bertandang ke kompleks wisata China Town di kota ini. Sebelumnya, kompleks wisata China Town adalah gedung milik Yayasan Permaba (Perhimpunan Masyarakat Bandung). Tepatnya di belakang kompleks klenteng tertua di Bandung, Vihara Satya Budhi. Tepatnya terletak di Jalan Klenteng No. 41, miniatur pecinan di Bandung tempo doeloe ini baru diresmikan dan dibuka untuk umum pada 4 Agustus 2017 kemarin.
Kawasan tempat wisata pecinan ini mengusung konsep semi-outdoor. Pengunjung bisa menikmati pemandangan matahari terbenam. Pasalnya, di wilayah ini tidak terlalu banyak gedung tinggi. Tidak menghalangi pandangan. Saat menginjakkan kaki pertama kali di pintu masuk, pengunjung akan disambut oleh toko suvenir resmi dari China Town Bandung dan China Town Bandung Museum.
Toko suvenir ini menjual cenderamata dari China Town Bandung. Seperti, tote bag, note book, gantungan, dan lainnya dengan harga yang relatif murah. Di seberang toko, terdapat museum yang memberikan banyak informasi tentang kehidupan etnis Tionghoa lama, serta sejarah terbentuknya pecinan di kota Bandung.
Tidak hanya itu, pengunjung juga akan mendapatkan informasi tentang beberapa tokoh Tionghoa penting era Hindia-Belanda di Kota Bandung. Salah satunya tentang seorang saudagar obat-obatan herbal yang memiliki toko turun-temurun hingga saat ini di belakang Pasar Baru. Namanya, Tan Sioe Houw atau lebih dikenal dengan sebutan Babah Kuya.
Masuk ke dalam lagi, pengunjung akan disuguhi pemandangan khas jalanan kecil di Tiongkok. Terdapat banyak kedai makanan, minuman, toko suvenir dan aksesoris, hingga toko pakaian. Suvenir dan aksesorisnya ada yang buatan lokal maupun impor. Tentu saja harganya sangat terjangkau.
Konsep arsitektural di dalamnya mengusung tema oriental yang sangat kental. Dilengkapi dengan banyak spot yang sangat cocok untuk berfoto. Seperti, jembatan merah dengan kolam kecil di bawahnya dan mural-mural unik yang menggambarkan kehidupan etnis Tionghoa Bandung di masa lalu.
Jika pengunjung merasa lapar, tak perlu khawatir. Banyak kedai makanan di sini. Harga pun bervariasi. Berbagai makanan yang dijual seperti bakpau, roti, mie bakso, dan jajanan pasar lainnya. Semua makanan yang dijajakan halal. Tidak mengandung babi.
Tiket masuk China Town Bandung seharga Rp 20.000 per orang. Sudah termasuk tiket dan minum. Tiketnya dapat dibeli secara tunai di loket. Tapi, untuk berbelanja atau bertransaksi di dalamnya, pengunjung harus menggunakan kartu debit BCA, kartu kredit dengan minimal transaksi Rp 100.000 atau kartu Flazz BCA. Sebab di China Town Bandung tidak menerima pembayaran tunai.