Tuhan ternyata asyik untuk dijadikan objek penumpahan ide berpuisi atau bersajak. Ada Muhammad Iqbal, Jalaluddin Rumi, Ibn Arabi, Umar khayam, Hamzah Fanshuri, dsb. Seperti halnya sang Adam yang merasa rindu dan kadang berputus asa soal kesempatan bertemu kembali dengan-Nya.
Pun begitu saya. Kadang kerinduan pada-Nya -- meskipun tak pernah bermuwajahah -- ternyata Dia terus menggodaku untuk tersendat-sendat mengingat-Nya.
Semoga puisi di bawah ini di akhirat menjadi bukti...bahwa saya adalah hamba-Nya..
berapakah nomor Hand Phone-MU?
dimanakah alamat rumah-Mu?
akun facebook-Mu apa ya?
aku tahu Engkau tak pernah marah
meski tak tahu juga Engkau adalah sang Pemarah
bolehkah kukirim short message service permohonanku?
tak marahkah Engkau jika surat ini esok dikirim?
ah..rasanya setiap waktu aku akan chating dengan-Mu?
aku tahu Engkau bukan jauh di sana
di sini…di sinabar
Engkau bersemayam menggenggam urad nadi
berapakah nomor Hand Phone-MU?
dimanakah alamat rumah-Mu?
akun facebook-Mu apa ya?
aku tahu Engkau tak pernah marah
meski tak tahu juga Engkau adalah sang Pemarah
bolehkah kukirim short message service permohonanku?
tak marahkah Engkau jika surat ini esok dikirim?
ah..rasanya setiap waktu aku akan chating dengan-Mu?
aku tahu Engkau bukan jauh di sana
di sini…di sinabar
Engkau bersemayam menggenggam urad nadi
25 September 2009